Masa tenang, selebaran anti Prabowo beredar di Bandung
Tim pemenangan Prabowo-Hatta Rajasa sudah melaporkan hal itu kepada Bawaslu Kota Bandung.
Masa tenang menjelang pemilihan presiden pada Rabu (9/7) mendatang mestinya dipakai sebagai sarana mendinginkan suasana politik, dan tidak seharusnya dipakai buat menebar kampanye hitam. Tetapi, pagi ini selebaran memojokkan calon presiden Prabowo Subianto beredar di Kota Bandung, Jawa Barat.
Selebaran itu terlihat sengaja ditempel di dinding di bilangan Cijaura, Bandung Senin (7/7) dini hari tadi. Kubu Prabowo - Hatta sudah melaporkan adanya dugaan kampanye hitam itu ke Badan Pengawas Pemilu Kota Bandung.
Pantauan merdeka.com, di dalam selebaran itu menampilkan foto Prabowo dengan tulisan, 'Achtung (Awas)!! Tolak Capres Militer. Hanya Seorang Fasis yang Mengagum Fasis. Ingat Prahara Mei 1998.'
Dalam selebaran lainnya menampilkan seseorang berambut panjang yang ditutup dengan tulisan, 'Melawan Lupa. Orang-orang yang diculik Tim Mawar Belum Kembali. Ingat Prahara Mei 1998.' Lantas ada juga lingkaran merah berisi tulisan, 'Tolak Capres Militer.'
"Kami sudah laporkan dengan menyerahkan beberapa barang bukti berupa selebaran yang kami terima dari warga," kata Wakil Ketua Tim Koalisi Merah Putih Kota Bandung, Edwin Senjaya, di Kantor DPD Partai Golkar Kota Bandung.
Temuan lainnya adalah surat khusus dari pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla ditujukan ke perumahan warga di Komplek Pandanwangi, Kecamatan Buah Batu. Menurut dia, surat cinta itu mengajak warga setempat untuk memilih pasangan nomor urut dua pada 9 Juli mendatang.
"Ini adalah masa tenang. Surat tersebut diterima satu komplek di Pandanwangi. Okelah kalau saat kampanye. Tapi sekarang sudah tidak," jelas Edwin.
Edwin berharap Bawaslu menindaklanjuti laporan tersebut dan mengusut dugaan adanya pelanggaran Pemilu. "Ini tidak usah dijelaskan, semua orang tahu bahwa ini adalah black campaign," sambung Edwin.
Menurut Edwin, selebaran itu dengan jelas menyudutkan capres nomor urut satu. Apalagi menurut dia, masa tenang sejak Minggu hingga Selasa besok sudah tidak lagi kegiatan terkait kampanye, kecuali sosialisasi diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum.
"Ini tentu sangat disayangkan. Baru saja kemarin memasuki masa tenang, tapi sekarang malah adanya temuan black campaign seperti ini," ujar Edwin.