Masih hujan abu vulkanik, ratusan warga lereng Gunung Agung dievakuasi
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, Ketut Gede Ardana menyatakan bahwa seluruh personil maupun Alat Utama (Alut) telah dipersiapkan untuk mengantisipasi.
Erupsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, pada Kamis (27/6) kemarin, pada pukul 22.21 Wita, dan membuat Tim SAR Gabungan mengevakuasi Warga di di sekitar lereng Gunung Agung, pada Jumat (29/6).
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, Ketut Gede Ardana menyatakan bahwa seluruh personil maupun Alat Utama (Alut) telah dipersiapkan untuk mengantisipasi.
-
Kapan Gunung Semeru erupsi? "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
-
Di mana letak Gunung Semeru yang mengalami erupsi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Kapan Gunung Tangkuban Perahu dikabarkan erupsi? Beredar sebuah video di media sosial Facebook yang mengandung narasi bahwa Gunung Tangkuban Perahu yang berada di Bandung, Jawa Barat, mengalami erupsi pada tanggal 11 Juni 2024 lalu.
-
Kenapa Gunung Agung di Bali dikeramatkan? Gunung Agung merupakan gunung yang dikeramatkan warga Bali, karena ada banyak pantangan yang harus dipatuhi ketika akan mendaki.
-
Bagaimana bukti bahwa Gunung Tangkuban Perahu mengalami erupsi? PenelusuranCek Fakta merdeka.com melakukan penelusuran melalui Google Image dan menemukan bahwa video yang beredar merupakan video yang diunggah oleh akun Youtube Imam Budiman pada tanggal 27 Juli 2019.
-
Bagaimana proses terbentuknya petir saat erupsi gunung berapi? “Explosive dengan kecepatan tinggi, maka yang tadinya senyawa a dan b akan putus menjadi a plus dan b minus, atau dalam konteks yang lebih kecil skala atom. Adanya tekanan yang tinggi itu, elektron-elektron tersebut dipaksa keluar, sehingga menjadi elektron bebas," ungkapnya. Mirzam menambahkan, elektron bebas menjadi cikal bakal utama terbentuknya petir. Partikel-partikel yang terlontar dengan kecepatan tinggi bergesekan satu sama lain yang akhirnya menghasilnya muatan listrik.
"Tim kita sudah pernah menghadapi kondisi seperti ini, dan kembali terulang erupsi Gunung Agung yang mulai meresahkan masyarakat sekitar," ucapnya, Jumat (29/6).
Ardana juga menyampaikan, sudah ada warga yang mulai melakukan evakuasi mandiri, karena mereka merasa tidak nyaman mendengar adanya suara gemuruh dan tampak asap mengepul dengan terlihat pancaran merah dari puncak gunung Agung. Selain itu, sejak dini hari sudah tecatat ada 110 warga yang meminta untuk dievakuasi.
“Sekitar pukul 00.49 Wita tim SAR sudah melakukan evakuasi di Banjar Dinas Sebun Sebudi dan dibawa menuju Banjar Pesangkan berjumlah 60 orang, selanjutnya satu jam berselang kembali dilakukan evakusai 50 warga Sebudi yang diantarkan ke Banjar Becingah Desa Duda Barat,“ ujar Ardana.
Ardana juga menjelaskan, saat di konfirmasi oleh tim di lapangan bahwa arah sebaran abu vulkanik ke arah barat dan mulai ada hujan abu tipis di sekitar Desa Puregai yang berjarak 7 kilo meter dari puncak. Sampai dengan kemarin, pukul 15.30 Wita, aktivitas hembusan masih berlangsung dengan ketinggian relatif konstan di kisaran 1.500 kilometer di atas puncak.
Selain itu, terjadinya peningkatan amplitudo seismik secara cepat dalam 24 jam terakhir. Kegempaan didominasi oleh gempa-gempa permukaan berupa hembusan. Gempa-gempa ini kemudian menjadi satu membentuk tremor menerus sejak sekitar pukul 12.30 Wita.
Dari satelit teramati Hotspot yang mengindikasikan adanya lava panas di permukaan kawah. Lava ini dapat berupa lava lama yang dipanaskan ataupun lava baru yang dikeluarkan pasca erupsi.
"Saat ini, status Gunung Agung masih Level III (Siaga) dimana masyarakat dihimbau untuk tetap mematuhi rekomendasi PVMBG yaitu untuk tidak beraktivitas di dalam radius 4 kilo meter dari puncak dan untuk menyiapkan masker pelindung untuk mengindari potensi ancaman bahaya abu vulkanik," ujar Ardana.
"Data-data ini kami peroleh dari PVMBG, pos pantau dan tim yang berada di lapangan, jadi dipastikan akurat, saya mereka terus mengamati perkembangan kondisi Gunung Agung dan meneruskannya kepada kami, dan dipastikan tim SAR gabungan sudah siap jika ada yang membutuhkan bantuan evakuasi. Jadi masyarakat jangan panik, dan mudah terbawa isu-isu yang tidak akurat," tutup Ardana.
Baca juga:
Terdampak debu vulkanik Gunung Agung, dua bandara di Jatim ditutup
Dampak erupsi Gunung Agung, 12 penerbangan di Bandara Adisutjipto dibatalkan
Ngurah Rai ditutup, Bandara Adi Soemarmo siap terima pengalihan
Bandara Ngurah Rai ditutup akibat abu vulkanik Gunung Agung
Hingga pagi ini, Gunung Agung masih muntahkan abu vulkanik