Megawati laporkan Faizal Assegaf & inilah.com ke Mabes Polri
PDIP mengaku dirugikan dengan isi transkrip yang menyebut mega melobi jaksa agung dalam kasus korupsi transjakarta.
Politikus PDI Perjuangan Trimedya Panjaitan mendatangi Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta Selatan. Dia melaporkan isu transkrip rekaman pembicaraan antara Jaksa Agung Basri Arief dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Pantauan merdeka.com, Senin (23/6), Trimedya datang sekitar pukul 11.15 WIB memakai pakaian kemeja merah bersama tim pemenangan Jokowi - JK. Trimedya mengatakan, pihaknya merasa dirugikan atas beredarnya transkip tersebut.
"Kedatangan hari ini mewakili Bu Mega melaporkan soal pembicaraan transkrip pembicaraan antara Jaksa Agung dan Bu Mega. Sesuai dengan janji kita dengan bareskrim kita akan melaporkan," ujar Trimedya kepada wartawan di lokasi.
Lebih lanjut, dia melaporkan pemfitnahan itu kepada media online Inilah.com dan Ketua Progres 98 Faizal Assegaf. Dia berharap laporan hari ini polisi dapat mengusut kasus tersebut.
"Inilah.com itu perusahaannya. Siapa yang bertanggung jawab di sana biar jadi urusan polisi. Kan pasti ada yang tanggung jawab. Pemred, editor, redaktur. Karena soal seperti ini tidak bisa dibiarkan," imbuhnya.
Sebelumnya, sekumpulan mantan aktivis yang tergabung dalam Progres 98, Rabu (18/6), menyambangi Kejaksaan Agung (Kejagung). Mereka menyampaikan surat klarifikasi terkait bocoran transkip rekaman pembicaraan antara Jaksa Agung dengan orang nomor satu PDIP.
Isi pembicaraan itu diduga meminta pihak kejaksaan agar tak menyeret calon presiden Joko Widodo (Jokowi) ke dalam kasus korupsi TransJakarta senilai Rp 1,5 Triliun.
Ketua Progres 98 Faizal Assegaf mengaku mendapat transkrip itu dari salah seorang anak buah Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto. Anggota KPK itu juga sempat memperdengarkan rekaman digital pembicaraan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Jaksa Agung Basrief Arief.
"Transkrip ini diberikan oleh utusan Bambang Widjojanto 6 juni sore waktu kami ke KPK," kata Faizal di Kejagung, Jakarta Selatan, Rabu (18/6).
"Saya bertanggungjawab (atas rekaman itu). Soal palsu atau tidak itu makanya harus dibuktikan. Utusan KPK itu tidak mau menyebutkan namanya, bajunya putih ada tulisan KPK," paparnya.