Melihat tandu milik Jenderal Soedirman di Monjali
Tandu milik Jenderal Soedirman ini berada di ruang Museum II Monjali, diletakkan bersama dengan sebuah dokar dan alat makan. Ketiga benda ini pernah digunakan Jenderal Soedirman semasa perang bergerilya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Bertandang ke Monumen Jogja Kembali (Monjali), kita akan menemukan sebuah tandu milik Jenderal Soedirman. Tandu milik Jenderal Soedirman ini berada di ruang Museum II Monjali, diletakkan bersama dengan sebuah dokar dan alat makan. Ketiga benda ini pernah digunakan Jenderal Soedirman semasa perang bergerilya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Kepala Bidang Humas dan Pemandu Monjali, Abdul Rouf menuturkan tandu yang saat ini menjadi bagian dari koleksi itu didapatkan dari warga yang menyimpan. Koleksi tandu ini digunakan Jenderal Soedirman saat bergerilya dari Beduyu, Gunungkidul hingga Jawa Tengah.
"Menjadi koleksi di museum Monjali sejak tahun 1989 atau sejak awal museum ini didirikan. Tandu dipakai oleh Jenderal Soedirman dari Beduyu ke Jawa Tengah. Sedangkan dokar dulunya digunakan dari Wonosari sampai Jawa Tengah," terang Abdul, Kamis (5/10).
Abdul menerangkan selama bergerilya, Jenderal Soedirman menempuh jarak 1.009 kilometer dengan waktu tempuh 7 bulan. Selama bergerilya, Jenderal Soedirman total menghabiskan 11 buah tandu.
"Tandu ini salah satu yang digunakan oleh Jenderal Soedirman. Tandu yang lain beberapa disimpan di museum lainnya," jelas pria berumur 48 tahun ini.
Abdul menceritakan jika tandu yang saat ini tersimpan di Museum Monjali kondisinya masih seperti aslinya. Tandu terbuat dari kursi biasa dan diikat dengan bambu kemudian ditandu empat orang. Sedangkan atapnya terbuat dari selimut.
"Bentuknya sangatlah sederhana karena memang dibuat dalam kondisi darurat. Kursinya ya kursi yang ada. Kemudian dibuat jadi tandu untuk memudahkan Jenderal Soedirman dalam bergerilya," urai pria yang sudah 28 tahun bekerja di Monjali.
Abdul menambahkan koleksi tentang Jenderal Soedirman ini memang disimpan di ruang museum II karena ruangan itu khusus menampilkan peristiwa sejak tahun 1948 hingga 1949. Jenderal Soedirman, kata Abdul kebetulan bergerilya di tahun itu sehingga masuk ke museum II.
"Selain itu ada juga koleksi di awal pendirian TNI. Koleksinya disimpan di ruang Museum I yang memang khusus dipakai menyimpan koleksi tahun 1945 hingga 1948," tutup Abdul.