Kisah Juru Masak Jenderal Soedirman yang Kini Berusia 110 Tahun, Sayur Tewel Makanan Favorit Panglima Besar
Satu hal yang ia ingat adalah makanan kesukaan Jenderal Soedirman adalah sayur tewel.
Panglima besar Jenderal Soedirman pernah menginap selama 9 hari di Desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Saat itu, dirinya tengah memimpin pasukan gerilya untuk melawan penjajah Belanda di masa agresi militer pasca kemerdekaan Indonesia.
Jenderal Soedirman kemudian beristirahat di sebuah rumah berbahan gedek dan dibantu kebutuhan hariannya oleh seorang juru masak bernama Jirah. Ia yang kini berusia 110 tahun sempat bercerita keseharian sosok panglima militer itu, termasuk makanan kesukaannya.
-
Makanan kesukaan Soeharto? Wader atau ikan teri memang makanan kesukaan Soeharto.
-
Siapa yang masak makanan Jokowi? “Saya belum pernah (selama) melayani bapak (menyediakan makanan) dikomplain, dimarahin, belum pernah. Alhamdulillah, saya bisa layani bapak dengan baik,“ kata Tri, melansir kanal Youtube Presiden Joko Widodo. “Kali ini, saya mengajak Anda semua menengok dapur saya. Maksud saya, dapur tempat mengolah makanan dan minuman di kediaman saya. Tentu atas seizin Bapak Tri Supriharjo, sang juru masak. Ia telah bersama saya sejak tahun 2013. Pak Tri begitu paham selera makan saya. Ia juga tahu benar takaran dan racikan ramuan jamu untuk saya,“ kata Jokowi.
-
Siapa yang menjadi penasihat pribadi Panglima Soedirman? Pada zaman revolusi fisik, Harsono menjadi penasihat pribadi PangIima Besar Soedirman dan ikut bergerilya bersamanya.
-
Makanan khas apa yang terkenal di Jawa Barat? Jawa Barat terkenal dengan makanan-makanannya yang memiliki cita rasa pedas gurih.
-
Siapa yang menjadi ajudan pribadi Soedirman? Pada tahun 1946, Tjokropranolo ditunjuk menjadi ajudan pribadinya Soedirman di Yogyakarta sekaligus pangkatnya meningkat menjadi Kapten.
-
Siapa yang terkejut dengan makanan Soeharto? Seorang menteri yang datang ke Jalan Cendana pun terkejut disuguhi makanan ala anak kos.
Di masa singgah, Jirah tidak pernah mengalami kesulitan memasak makanan untuk kebutuhan perang gerilya tersebut. Satu hal yang ia ingat adalah makanan kesukaan Jenderal Soedirman adalah sayur tewel.
Momen itu, jadi hal yang paling berkesan baginya karena bisa membantu upaya para pahlawan merebut kemerdekaan. Berikut kisahnya.
Kisah Gerilya Jenderal Soedirman
Mengutip buku “693 KM Jejak Gerilya Sudirman” sejumlah cara dilakukan untuk membuktikan kedaulatan RI pasca kedatangan kembali Belanda. Salah satu yang diikhtiarkan adalah melakukan gerilya sejauh 693 KM dari Yogyakarta menuju Jawa Timur.
Upaya ini dilakukan, setelah kota pelajar itu dihancurkan militer Eropa karena dijadikan Ibu Kota Indonesia, pengganti Batavia. Sembari menghindari kejaran Belanda, Soedirman kemudian melakukan taktik serangan misterius lewat hutan yang kini dikenal dengan sebutan gerilya.
Salah satu wilayah yang dilewati adalah Kabupaten Nganjuk, ketika itu dirinya singgah selama 9 hari di Desa Bajulan, Kecamatan Loceret dan tinggal di rumah seorang warga bernama Kedah. Jirah masih saudara dari pemilik rumah tersebut.
Sediakan Makanan untuk Pasukan
Disampaikan Jirah, bahwa ketika itu Jenderal Sudirman singgah di rumah saudaranya karena sakit. Kemudian, ia berupaya memasak apapun yang tersedia di kebun termasuk untuk kebutuhan para pasukannya.
Diungkapkan Jirah di kanal Youtube Kung Danuji, bahwa kondisi saat itu tidak bisa membuatnya menyediakan makanan spesial. Hanya, makanan rumahan seadanya tergantung ketersediaan di kebun.
Jenderal Soedirman bersama pasukannya bahkan sangat berterima kasih karena telah diberi tempat untuk beristirahat di tempat saudara Jirah itu.
“Usia saya (sekarang) kalau tidak salah 110 tahun, dahulu bersama pengawalnya di sini banyak,” katanya.
Sayur Tewel jadi Makanan Kesukaan Jenderal Soedirman di Nganjuk
Saat berada di Nganjuk, Jenderal Soedirman selalu dimasakkan makanan sederhana seperti masakan dari pepaya muda hingga sayur tewel. Selain itu, Jirah juga menyediakan nasi namun seadanya sehingga terkadang dibagi sedikit namun merata.
Sayur tewel sendiri menjadi masakan yang dimasak hampir setiap hari, dan selalu disukai oleh Jenderal Soedirman.
“Apa yang ada di kebun saja seperti sayur tewel, beliau tidak pernah menolak dan selalu suka memakannya,” kata Jirah yang sudah sangat sepuh itu.
Jadi Monumen Sejarah Jenderal Soedirman
Saat singgah di Nganjuk, Jenderal Soedirman sedang dalam keadaan sakit. Ia mengalami penyakit paru-paru, sehingga kondisinya lemah. Setelah 9 hari, Soedirman melanjutkan gerilya sebelum kembali ke Yogyakarta.
Setelahnya, rumah singgah itu dijadikan sebagai destinasi wisata sejarah dan kini menjadi Monumen Jenderal Soedirman. Di sana, ada jejak rumah tinggal sementara yang kini sudah berbentuk bangunan.
Merujuk laman Nganjuk Tourism, di lokasi juga terdapat bekas tempat perundingan dan tempat salat dari Panglima Kelahiran Purbalingga, 24 Januari 1916 itu. Di sana juga tersedia bekas tempat wudu yang posisinya berada di samping aliran sungai.
Ada Museum Jenderal Soedirman
Masih di area monument, terdapat bangunan museum bertema Jenderal Soedirman. Di dalam ruangan tersebut terdapat beberapa lukisan Jenderal Soedirman, termasuk diorama rumah yang dulu ditempati. Bentuknya masih amat sederhana, dengan bahan dinding berasal dari gedek dan atap berbahan daun.
Museum dan kompleks monumen Jenderal Soedirman ini terbuka untuk umum serta selalu ramai dikunjungi warga saat akhir pekan. Tempat di sekitarnya juga sejuk dan teduh, karena berada di wilayah pepohonan besar.