Menguji Klaim Kasus Covid-19 di Bali Menurun hingga Wacana Zero Karantina
Data Kementerian Kesehatan, testing Covid-19 di Bali mencapai angka tertinggi pada 12 Februari 2022 menyentuh 23,21 persen. Namun, pada 17 Februari menurun menjadi 18,38 persen. Kemudian pada 23 Februari 2022 kembali turun menjadi 11,58 persen.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan melaporkan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Bali dalam dua pekan terakhir menurun. Puncak tertinggi kasus Covid-19 harian di Bali terjadi pada 9 Februari 2022, mencapai 2.556.
Namun setelah itu, kasus Covid-19 terus menurun hingga pada 24 Februari 2022 hanya bertambah 602. Penurunan kasus harian ternyata sejalan dengan penurunan testing (pemeriksaan) dan tracing (penelurusan) kasus Covid-19.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan virus menginfeksi sel inang? Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Dalam kehidupan sehari-hari, virus tidak lagi terdengar asing bagi kita. Bermacam-macam virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh manusia yang tidak diinginkan. Jika tubuh kita dalam kondisi menurun (lemah), maka kita dapat dengan mudah terserang penyakit atau virus. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Bagaimana cara virus menginfeksi sel inang? Virus masuk ke dalam tubuh inang melalui berbagai cara, seperti udara, darah, cairan tubuh, atau kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi virus. Virus mencari sel inang yang cocok untuk menginfeksi. Sel inang adalah sel yang memiliki reseptor yang sesuai dengan protein permukaan virus. Virus melekat pada reseptor sel inang dan memasukkan materi genetiknya (DNA atau RNA) ke dalam sel inang. Materi genetik virus dapat berbentuk untai tunggal atau ganda, linear atau sirkuler.
-
Bagaimana cara mencegah penyebaran virus cacar? Kebersihan tangan dan kuku sangat penting untuk mencegah penyebaran virus cacar ke area tubuh yang lain atau bahkan ke orang lain.
Data Kementerian Kesehatan, testing Covid-19 di Bali mencapai angka tertinggi pada 12 Februari 2022 menyentuh 23,21 persen. Namun, pada 17 Februari menurun menjadi 18,38 persen. Kemudian pada 23 Februari 2022 kembali turun menjadi 11,58 persen.
Upaya tracing juga menurun di Pulau Dewata itu. Masih merujuk data Kementerian Kesehatan, tracing di Bali pada 12 Februari 2022 mencapai 2,23 persen. Pada 17 Februari turun menjadi 2,88 persen dan 23 Februari 2022 naik tipis ke angka 2,97 persen.
Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan testing berkaitan erat dengan penemuan kasus Covid-19. Semakin banyak testing, semakin tinggi kasus Covid-19 yang ditemukan. Begitu pun sebaliknya.
"Semakin kecil testing maka semakin kecil kasus yang ditemukan," katanya saat dihubungi, Jumat (25/2).
Dicky menyebut, Bali memiliki riwayat testing dan tracing yang lemah. Hal itu terlihat dari hasil seroprevalensi yang dilakukan Universitas Udayana pada 2021 bahwa 17 persen dari orang yang dites sudah terinfeksi Covid-19.
Temuan ini menunjukkan, jumlah kasus Covid-19 di Bali sebetulnya 53 kali lebih besar dari data yang dilaporkan pemerintah.
"Nah apalagi sekarang kalau kita tahu Omicron itu jauh lebh cepat dari Delta, apalagi dibandingkan dengan Alfa. Artinya, bisa jauh lebih banyak sekali dan itu tidak terdeteksi," ujarnya.
Dicky berpendapat, seharusnya Bali tidak melonggarkan upaya testing dan tracing di tengah merebaknya Omicron. Meskipun gejala Omicron lebih ringan daripada varian Delta, namun varian tersebut masih bisa memicu adanya long Covid-19.
Long Covid-19 bisa menurunkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan menimbulkan masalah baru bagi bangsa Indonesia.
"Kalau kita mau melihat ini sebagai satu masalah kesehatan, yang bukan hanya saat ini tapi berpikir masa depan masyarakat kita, negara kita, testing itu harus diperkuat termasuk di situ tracing, isolasi, karantinanya," tutupnya.
Sebelumnya, Gubernur Bali Wayan Koster menyatakan, pihaknya mengupayakan agar wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Pulau Dewata tak lagi dikarantina. Dia berharap rencana itu dapat terlaksana pada awal Maret 2022.
"Saya sudah mengupayakan masa karantina yang semula 7 hari, dikurangi jadi 5 hari, dan per hari ini sudah menjadi 3 hari. Dan rencana saya, kalau bisa di awal Maret itu sudah tanpa karantina," kata Koster saat konferensi pers di Terminal Kedatangan Internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Rabu (16/2).
"Sehingga, wisatawan yang berkunjung ke Bali ini tidak perlu terlalu lama menjalani karantina sepanjang memenuhi protokol kesehatan, yaitu negatif swab PCR pada saat keberangkatan dan juga negatif swab PCR pada saat kedatangan," imbuhnya.
Namun, hal itu masih harus melihat perkembangan kasus Omicron di Bali. Saat ini kasus Omicron sudah mulai menurun. Masih ada waktu dua pekan agar kasus Omicron stabil, sehingga Bali bisa dibuka tanpa karantina.
"Mudah-mudahan menurun dan stabil. Saya kira kalau melihat kecenderungannya saat ini walaupun positif Covid-19 itu 90 persen tanpa gejala atau OTG. Gejalanya ada yang ringan dan yang masuk rumah sakit itu kurang 10 persen dan OTG ini rata-rata sembuhnya di bawah 5 hari. Jadi cepat, artinya risiko penularan Covid-19 varian Omicron ini sudah bisa dikendalikan penularannya, tidak terlalu membahayakan," ucapnya.
Zero Karantina
Teranyar, penerapan zero karantina dibahas Menko Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. IA mengatakan, untuk rencana Bali tanpa karantina atau zero karantina tentu melihat perkembangan kasus Covid-19 di Bali.
Ia menyebutkan, untuk kasus Covid-19 di Bali semakin hari sudah baik artinya sudah menurun dan juga tingkat vaksinasi di Bali sudah cukup tinggi.
"Kan semakin hari semakin baik (angka kasus Covid-19). Dari Bapak Gubernur dan Bapak Kapolda memberikan informasi. Jadi, kalau angka (vaksinasi) ini sudah sesuai standar WHO, bisa kita bikin zero karantina, kenapa tidak," kata Luhut saat ditemui di Denpasar, Bali, Jumat (25/2).
Pun ia akan melihat perkembangan kasus Covid-19 di Bali untuk menentukan perlu atau tidaknya zero karantina.
Setidaknya dalam dua pekan ini akan diputuskan.
"Tinggal kita tunggu dua minggu kedepan ini," imbuhnya.
(mdk/fik)