Monas-Bundaran HI rasa Tanah Suci
Boleh jadi, aksi yang berlangsung kemarin merupakan aksi pengerahan massa terbesar dalam sejarah Indonesia. Tak sedikit yang mengatakan, aksi kemarin mirip dengan pelaksanaan ibadah haji di Makkah, di mana jutaan umat Islam dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Tanah Suci.
Aksi damai umat Islam pada 2 Desember (212) kemarin menuai simpati dari berbagai kalangan. Padahal, aksi yang berlangsung tertib tersebut diikuti oleh lebih dari satu juta orang.
Boleh jadi, aksi yang berlangsung kemarin merupakan aksi pengerahan massa terbesar dalam sejarah Indonesia. Tak sedikit yang mengatakan, aksi kemarin mirip dengan pelaksanaan ibadah haji di Makkah, di mana jutaan umat Islam dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Tanah Suci. Seperti halnya yang diungkapkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
"Kita semua umat Islam berkumpul di tempat ini dengan suasana damai dan membahagiakan kita semua. Seperti suasana melaksanakan ibadah Haji di Padang Arafah," kata Tito di Silang Monas kemarin.
Merdeka.com kemarin memantau dari pagi pelaksanaan aksi damai di Monas. Sejak pagi, ribuan orang mulai berbondong-bondong dari berbagai penjuru menuju Monas. Pukul 08.00 WIB, Jumat (2/12), dari arah Pasar Minggu, Jakarta Selatan, tampak ratusan orang berjalan kaki.
Mereka membawa bekal apa adanya, berbaju putih, tampak dengan semangat menelusuri sepanjang pinggiran Jalan Raya Pasar Minggu yang sedang macet. Beberapa di antara mereka tampak membawa kue serta air mineral untuk dibagi-bagikan secara cuma-cuma.
Di Monas dan sekitarnya dari pagi sudah mulai nampak ramai oleh peserta aksi. Sedangkan di Jalan Sudirman-Thamrin, di pagi hari massa tampak tertib berjalan kaki menuju Monas. Mereka tidak sampai memenuhi semua badan jalan.
Tapi kondisi berbeda tampak di siang hari, terutama jelang salat Jumat. Ratusan ribu orang mulai memadati kawasan silang Monas. Bahkan lantaran jumlah massa sangat banyak, Monas tak mampu menampung hingga massa meluber ke jalan sepanjang Jalan MH Thamrin hingga ke Bundaran Hotel Indonesia. Cuaca mendung yang berangsur hujan deras tak membuat mereka bergeming. Mereka tetap duduk di saf-saf menghadap kiblat, sambil menunggu salat Jumat dimulai. Tak sedikit yang komat kamit, memanjatkan doa sambil memejamkan mata.
"Saya datang dari Depok, naik kendaraan hingga Pasar Minggu, lalu jalan kaki ke sini," kata salah seorang peserta aksi damai, Ahmad.
Ahmad merasa tergugah untuk mengikuti aksi ini lantaran malu dengan warga Ciamis yang rela jalan kaki ke Jakarta untuk mengikuti aksi damai ini.
"Malu saya sama orang Ciamis," ujarnya singkat.
Saat salat Jumat mulai, massa pun mulai khusyu mengikuti ibadah. Meski hujan deras, mereka berbasah-basahan mendengarkan khatib ceramah dengan berapi-api. Hujan deras, kian membuat salat Jumat kemarin terasa begitu syahdu.
Jika peserta aksi damai laki-laki melaksanakan salat Jumat, peserta perempuan tampak minggir, mencari tempat untuk sekadar berteduh dari hujan yang cukup deras. Karena tak banyak tempat berteduh, tak sedikit dari para peserta aksi wanita yang kehujanan, tapi tampak pasrah. Malahan mereka tampak menikmati pemandangan ratusan ribu orang bersujud di sepanjang Jalan Thamrin hingga Monas.
"Hati saya bergetar saat melihat ribuan orang bersujud," ujar salah seorang peserta aksi wanita yang enggan disebutkan namanya.
Para karyawati Bank Syariah Mandiri yang sedang istirahat makan siang pun tidak langsung ke kantin untuk membeli makan. Mereka justru tampak melihat para jemaah sedang melaksanakan salat Jumat.
"Kita tidak libur hari ini, masuk biasa. Cuma ini lagi istirahat makan siang," kata salah seorang karyawati Bank Syariah Mandiri.
Usai salat, massa dengan tertib langsung membubarkan diri. Ada yang langsung pulang, banyak juga yang masih berada di tempat menikmati sajian makan siang gratis dari para donatur.
Siang kemarin memang makanan melimpah. Sumbangan sukarela dari para donatur atau lembaga tampak di sana-sini. Bahkan, para penjual kopi keliling, atau rujak buah membagi-bagikan dagangannya secara gratis, lantaran sebelumnya dagangannya sudah diborong oleh donatur untuk dibagi-bagikan kepada peserta aksi damai.
Beberapa mobil pembawa logistik juga berhenti di pinggir jalan sepanjang Jalan Thamrin menuju Bundaran HI. Mereka menawarkan makanan dan minuman secara gratis.
"Silakan ambil minum dan makannya," kata salah seorang penjaga dengan ramah kepada massa yang sedang berjalan pulang.
Tampak juga mobil ambulans atau mobil biasa yang membawa perlengkapan kesehatan dan obat-obatan terparkir di beberapa titik di Jalan Thamrin.
"Silakan yang ingin memeriksakan kesehatan gratis," sapa salah seorang pria.
Berjalan dari Monas ke arah Bundaran HI bersama ratusan ribu orang, bahkan lebih dari satu juta orang hingga mirip lautan manusia, mengingatkan momen ibadah haji, khususnya saat pelaksanaan lempar jumrah.
"Kita sepertinya sedang jalan kaki dari lempar jumrah menuju penginapan ya," kata Ratna, salah seorang jurnalis media cetak yang pernah liputan ibadah haji di Makkah.
Aksi damai kemarin, meski tujuan utamanya untuk menuntut agar Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diadili, namun memberi hikmah tersendiri. Setidaknya umat Islam bisa bersatu, bersilaturahim dalam aksi 212 ini.
"Aksi ini ada hikmahnya, setidaknya kita bisa bersatu, berkumpul bersama dan bersilaturrahim," ujar salah seorang ulama dalam orasinya berapi-api di dekat Bundaran HI.
Baca juga:
'Angkat topi' Jenderal Tito buat peserta aksi 2 Desember
Umat non-muslim sumbang logistik untuk peserta aksi 2 damai di Monas
Jumatan bersama massa aksi 2 Desember, Jokowi panen pujian
Liput Ahmad Dhani dkk, wartawan sempat diintimidasi anggota Brimob
Berbagai aksi damai 2 Desember di sejumlah daerah di Indonesia
-
Kapan aksi demo terjadi? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Dimana demo buruh terjadi? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Siapa yang terlibat dalam demo tersebut? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023). Rencananya, akan ada ribuan massa aksi yang ikut serta dalam demo tersebut.
-
Kapan demo terkait revisi UU Desa dilakukan? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023). Rencananya, akan ada ribuan massa aksi yang ikut serta dalam demo tersebut.
-
Apa itu demam? Demam merupakan kondisi di mana suhu tubuh seseorang naik di atas 37 derajat Celsius.
-
Kenapa para kepala desa melakukan demo di depan Gedung DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023). Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.