Musim Kawin, Komodo Cari Jodoh Bikin Geger Warga Manggarai NTT
"Musim kawinnya antara bulan Juni sampai Agustus. Kondisi biawak komodo masih agresif saat diamankan," ujarnya
Balai Besar KSDA NTT melalui Bidang KSDA Wilayah II, Seksi Konservasi Wilayah III bersama aparat Pemkab Manggarai Timur serta Yayasan Komodo Survival Program berjibaku menyelamatkan seekor biawak komodo (Varanus komodoensis ouwens) yang memasuki Kampung Tanjung, Desa Nanga Baras, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur, Jumat (28/6) sekitar pukul 15.00 WITA.
Kepala BBKSDA NTT, Timbul Batubara mengatakan, informasi keberadaan komodo di kampung tersebut dilaporkan masyarakat setempat. Berdasarkan analisis perilaku, biawak komodo memasuki permukiman warga karena dalam proses penjelajahan untuk mencari pasangan saat musim kawin.
-
Apa saja yang ditawarkan Pulau Komodo? Di lokasi ini, Anda dapat melakukan berbagai kegiatan menarik. Di antaranya yakni berfoto dengan latar belakang pulau cantik, tinggal di kapal pinisi, menyelam, menjajal trekking, dan masih banyak lagi.
-
Dimana Pulau Komodo terletak? Lokasi Pantas Pink ini sendiri berada di bagian selatan Pulau Komodo.
-
Siapa saja yang liburan ke Pulau Komodo? Potret Naysila Mirdad dan Gisella Liburan ke Pulau Komodo, Seru Pakai Swimsuit hingga Baju Menyelam
-
Kapan Pulau Komodo mulai populer? Labuan Bajo adalah salah satu dari lima Destinasi Super Prioritas yang sedang dikembangkan di Indonesia.
-
Mengapa komodo terancam punah? Ancaman terhadap kelangsungan hidup komodo termasuk perusakan habitat, perubahan iklim, dan penangkapan liar.
"Musim kawinnya antara bulan Juni sampai Agustus. Kondisi biawak komodo masih agresif saat diamankan," ujarnya kepada Liputan6.com, Senin (1/7).
Untuk menghindari keramaian warga, petugas BBKSDA membawa komodo tersebut ke pusat informasi Komodo. Selanjutnya, petugas BBKSDA didampingi Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Manggarai Timur melakukan pengambilan data biometrik melalui pengukuran dan penandaan.
"Pengukuran individu satwa komodo dan penandaan dilaksanakan pada hari Sabtu 29 Juni 2019 dengan data, jenis kelamin jantan, ID tag 000706D12C, panjang total 225 cm dan berat 33,8 kilogram, kondisi satwa sehat, serta umur telah memasuki fase dewasa," jelasnya.
Setelah diidentifikasi, komodo tersebut kemudian dilepasliarkan kembali pada Minggu (30/6) di Watu Pajung.
"Pertimbangannya di Watu Pajang merupakan habitat aslinya, dekat dengan pos pemantauan/pengamanan untuk memudahkan monitoring oleh petugas dan dekat dengan sumber makanan," katanya.
Ia menambahkan, pelepasliaran komodo telah dilengkapi dengan dokumen berita acara pelepasliaran satwa dilindungi dengan Nomor BA.169/K.5/BKWII/KSA/6/2019, tanggal 30 Juni 2019.
Reporter: Ola Keda
Sumber : Liputan6.com
Baca juga:
Tragis, Hewan Purba Asli Indonesia Dijual dengan Harga Selangit
Lestarikan Komodo, Pemprov NTT akan Pindahkan Warga dari Wilayah TNK
Polda NTT Sebut Pengamanan di Pulau Komodo Minim
Gubernur Minta Bayi Komodo yang Dijual Ke Luar Negeri Dipulangkan ke NTT
Gubernur NTT Geram Komodo Diselundupkan: Ini Menunjukkan Indonesia Gagal Jaga TNK