Rindukan Orang Tua, Kakak Beradik Yatim Piatu Bunuh Diri di Jembatan
Dua orang kakak-beradik yatim piatu diduga bunuh diri dengan cara meloncat dari atas Jembatan Tukad Bangkung Kabupaten Badung, Bali, Minggu (26/5).
Dua orang kakak-beradik yatim piatu diduga bunuh diri dengan cara meloncat dari Jembatan Tukad Bangkung di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (26/5) sekitar pukul 16.45 Wita.
Rindukan Orang Tua, Kakak Beradik Yatim Piatu Bunuh Diri di Jembatan
Pelaku bunuh diri diketahui berinisial KS (23) yang membawa adiknya berinisial IPS yang masih berusia 5 tahun. Keduanya berasal dari Kecamatan, Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali.
"Paman korban juga menjelaskan bahwa korban tidak memiliki kedua orang tua, karena meninggal dunia atau yatim piatu dan korban selalu merindukan kedua orang tuanya," kata Kasi Humas Polres Badung Ipda I Putu Sukarma, Senin (27/5).
Berdasarkan keterangan saksi bernama I Made Wirawan, dia melihat ada seorang laki-laki bersama anak kecil diam di sampingnya di Jembatan Tukad Bangkung. Berselang beberapa menit, dia tidak melihat keduanya. Mereka diduga melakukan bunuh diri dengan cara melompat ke Sungai Ayung atau Tukad Bangkung.
Melihat itu saksi langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Petang, setelah menerima informasi anggota Polsek Petang mendatangi TKP.
Sesampai di jembatan, personel Kepolisian menemukan satu unit sepeda motor Supra tanpa ada pengendara.
Setelah dicek di dalam jok terdapat satu KTP, handphone, SIM C, STNK, dan sepasang sandal.
Selanjutnya, polisi memintai keterangan warga dan pedagang di sekitar jembatan. Tidak ada yang melihat kejadian itu.
Polisi kemudian berinisiatif menyusuri sungai dengan berjalan kaki mengingat areal terjal yang tidak bisa di akses dengan menggunakan kendaraan. Sesampainya di dasar sungai, kurang lebih jarak 30 meter, ada sebatang pohon yang patah.
Kemudian, karena merasa curiga, polisi mengecek tempat itu.
Mereka menemukan KS dan IPS dalam keadaan tak bergerak dengan posisi tengkurap di pinggir sungai. "Selanjutnya korban dievakuasi oleh kepolosan, BPBD, serta masyarakat untuk dibawa ke Puskesmas Petang II menggunakan ambulans milik Puskesmas," imbuhnya.
Selanjutnya, KS dan IPS ditangani petugas Puskesmas Petang II dan mereka dinyatakan telah meninggal dunia, hasil pemeriksaan awal bibir keduanya mengeluarkan darah dan tulang tangan kanan patah.
Dugaan sementara keduanya meninggal dunia karena benturan keras di kepala. Selanjutnya, akan dilakukan autopsi kepada kedua korban dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah ayah Sanglah, Denpasar. "Paman korban menyatakan, menerima atas kejadian tersebut dan juga menyatakan tidak ada permasalahan keluarga serta pihak keluarga membuat surat pernyataan. Untuk selanjutnya keluarga korban diarahkan menuju Rumah Sakit Sanglah," ujarnya.