Kasus Sekeluarga Bunuh Diri Lompat dari Apartemen Penjaringan Ditarik ke Polres Jakut
Sebelumnya, kasus ini ditangani Polsek Metro Penjaringan.
Polres Metro Jakarta Utara menarik kasus satu keluarga tewas bunuh diri dengan melompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara.
Kasus Sekeluarga Bunuh Diri Lompat dari Apartemen Penjaringan Ditarik ke Polres Jakut
Polres Metro Jakarta Utara menarik kasus satu keluarga tewas bunuh diri dengan melompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara.
Sebelumnya, kasus ini ditangani Polsek Metro Penjaringan.
“Perkara sudah ditarik penanganan ke Polres. Izin untuk info terkait perkembangan perkara dari pimpinan di Polres,” kata Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya saat dikonfirmasi, Minggu (17/3).
Sehingga, Agus mengatakan untuk saat ini update perihal kasus tewasnya satu keluarga yakni, EA (51), JL (18), AIL dan JWA (13) akan diupdate secara berkala oleh Polres Metro Jakarta Utara.
“Mohon dukungan untuk sama-sama kita mengungkapnya, dan secepatnya,” sebutnya.
Secara terpisah, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Hady Siagian mengatakan, untuk saat ini penyidik masih menunggu hasil pemeriksaan psikologi forensik untuk menentukan motif pasti peristiwa tersebut.
"Belum (ada update). Kita masih menunggu hasil laboratorium forensik dan psikologi forensik,"
kata Hady saat dikonfirmasi.
merdeka.com
Adapun hasil laboratorium forensik dan psikologi forensik ini diproses setelah beberapa waktu lalu dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ulang yang dipantau langsung Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan.
Dalami Motif
Sebelumnya, polisi masih menyelidiki motif kasus empat orang yang ditemukan tewas diduga bunuh diri terjun dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan Tower Topas, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut) pada Sabtu (9/3) sore.
"Kami belum menentukan motif yang membuat satu keluarga ini melakukan aksi bunuh diri," kata Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya di Jakarta, Minggu (10/3)
Agus mengatakan, petugas saat ini tengah melakukan penyelidikan dengan memeriksa para saksi seperti petugas keamanan, keluarga korban dan lainnya. Selain itu, pihaknya juga memeriksa identitas kendaraan serta handphone milik korban.
"Kita akan coba hubungi orang terdekat dari korban untuk menelusuri motif kejadian ini," kata dia.
Kronologi Bunuh Diri
Aksi bunuh diri satu keluarga di apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, bikin geger. Sebelum bunuh diri, korban AIL sempat beribadah di klenteng apartemen yang juga merupakan rooftop.
Aktivitas keluarga itu sebelum bunuh diri diungkapkan penjaga klenteng. Pria yang enggan namanya disebutkan ini mengatakan, AIL berdoa di dalam klenteng.
"Di sini sembahyang yang perempuan yang satu (AIL). Enggak-enggak (mau ditawari menggunakan lidi hio, hanya berdoa mengadahkan kedua tangan)," ungkapnya, Minggu (10/3).
Selain itu, pria berbadan gempal ini juga melihat anak perempuan AIL, JL sempat memberikan uang amal Rp50.000.
"Yang satu anak perempuan yang paling tua (JL) ambil uang Rp50.000 untuk sumbangan," kata dia.
Sementara suami korban EA dan putranya JWA menunggu di luar klenteng. Tak lama kemudian, mereka bergerak ke lokasi bunuh diri.
Kapolsek Penjaringan, Kompol Agus Ady Wijaya mengungkapkan, keempat korban sempat terekam kamera CCTV tiba di apartemen pada pukul 16.02 WIB dengan menggunakan mobil Gran Max B 2972 BIQ warna silver.
Setelahnya, mereka langsung masuk ke dalam lobby. Mereka lalu menggunakan lift untuk naik ke atas apartemen. Salah satu korban yakni EA sempat mencium ketiga korban lainnya.
"Jam 16.04 WIB, para korban ini masuk dalam lift terekam ini EA mencium-cium kening dari ketiga orang lainnya. Setelah dicium-cium keningnya, AEL terlihat mengumpulkan handphone-handphone dari semuanya untuk naik ke atas," ucap Ady dalam keterangannya, Minggu (10/3).
Empat anggota keluarga itu pun berhenti di lantai 21 apartemen. Mereka lalu naik ke lantai 22 apartemen atau rooftop menggunakan tangga darurat.
Insiden pun dimulai, keempat korban bunuh diri dengan cara melompat secara bersamaan.
Berdasarkan keterangan dari kepolisian, keempat korban mengalami luka yang cukup parah di bagian kepala hingga patah tulang.
Selain itu, ditemukan juga keempat korban dalam kondisi tangan saling terikat tali.
"Pada saat terjatuh itu masih dalam kondisi EA dan JL terikat tangannya dengan tali yang sama, AEL terikat tali yang sama dengan JWA, ikatan tali tersebut mengikat," ujar Ady.