Napi wanita LP Sukamiskin tipu kalapas dan kabur dari tahanan
Tak lagi bisa sebebas merpati, mungkin ungkapan itu yang tepat bagi para penghuni jeruji besi.
Mendekam di balik jeruji menjadi momok yang menakutkan bagi tiap orang. Bagaimana tidak, segala aktifitas kita otomatis akan terhambat jika menjadi penghuni hotel prodeo tersebut.
Tak lagi bisa sebebas merpati, mungkin ungkapan itu yang tepat bagi para penghuni jeruji besi. Rutinitas yang monoton dengan segala keterbatasan, sudah pasti membuat penghuni di dalamnya dilanda kepenatan teramat luar biasa. Maka, tak sedikit penghuni penjara yang mempersiapkan strategi untuk kabur dari bebas kembali, padahal masa hukuman yang mereka jalani belum habis.
Seperti yang dilakoni Melani. Narapidana kasus penipuan Lapas Sukamiskin, Jawa Barat ini nekat kabur dari tahanan. Padahal, ia akan segera menghirup udara kebebasan pada 2 Mei 2016 mendatang.
Akibat ulahnya itu, SK Pembebasan Melani sudah dapat dipastikan akan dicabut. Demikian diungkapkan Kepala Lapas Sukamiskin Wanita Surta Duma.
"Tindakannya itu sangat disayangkan, dan akibat perbuatannya SK pembebasan yang sudah terbit kini dicabut," ujar Surta seperti dilansir Antara, Rabu (27/4).
Surta mengakui jika sebelum melarikan diri, Melani tengah diberdayakan untuk membersihkan rumah dinasnya jelang pembebasannya.
"Dibawalah ke rumah, dia ada depan saya, deket, sekitar jam 6 (pukul 18.00), tiba-tiba gak ada," tuturnya.
Surta pun tak menaruh curiga lantaran hal itu sudah beberapa kali dilakukan. Dan tidak ditemukan masalah. Kini, lanjut Surta, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kepolisian untuk memburu Melani.
"Sampai sekarang masih dicari dengan berbagai bantuan," tuturnya.
Sumber merdeka.com menyebut sebetulnya Melani akan menghirup udara bebas pada 2 Mei 2016 mendatang. "Dia itu kasus 378 (penipuan) vonis sekitar 1,6 tahun. Padahal tanggal 2 (Mei) ini bakal bebas," ujarnya.
Melani sangat pandai memanfaatkan situasi. Melani bersama seorang rekannya diminta untuk membersihkan rumah dinas Ibu Kalapas, Selasa (26/4) kemarin pagi.
"Dia disuruh Ibu Kalapas bersih-bersih di rumah dinas. Rumah dinas itu ada di belakang Lapas, jadi bisa dibilang ya di luar area Lapas," ungkap sumber.
Alhasil, sekitar pukul 08.30 WIB keduanya bersama dengan Ibu Kalapas pergi ke lokasi yang dimaksud. "Nah, sorenya temannya si Melani ini disuruh balik ke Lapas sama Ibu Kalapas. Tapi Melaninya disuruh tetap tinggal di situ," tuturnya.
"Terus entah gimana kronologinya, mungkin Ibu Kalapas ketiduran atau lagi di kamar mandi, si Melani ini kabur. Baru diketahui jam 22.00 WIB," ungkapnya.
Dia tak menampik jika Kalapas kerapkali meminta beberapa narapidana untuk membersihkan rumah dinasnya. Namun, hal itu dilakukan dengan membawa sedikitnya 2 pengawal. "Tapi pas kemarin itu enggak dikawal," ucapnya.
Dia menduga Melani kabur dengan menghubungi seseorang di luar lapas untuk menjemputnya. "Si Melani emang pegang handphone dia di dalam Lapas. Jadi diduga dia ngehubungin ojek atau siapalah yang dia kenal buat jemput," ungkapnya.
Sementara itu, kepiawaian Melani dalam menipu rupanya ia bawa hingga di balik jeruji besi. Ia mengaku-ngaku sebagai keponakan dari menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.
"Yah namanya penipu ya tetap saja penipu. Di dalem (Lapas) dia itu ngaku-ngaku keponakannya Menteri Hukum dan HAM. Ada saja lagi yang percaya," ungkapnya.
Tak hanya itu, lanjutnya, Melani juga berhasil menipu Kalapas hingga Rp 350 juta. "Kabar yang beredar di kita (internal) sih begitu. Dia (Melani) tipu Ibu Kalapas sampai Rp 350 juta. Enggak tahu juga saya itu uang buat apa," tandasnya.