Nusron Wahid: Golkar harusnya pecat dulu Pak JK
Partai pimpinan Aburizal Bakrie ini dinilai masih tebang pilih.
Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) Nusron Wahid mempertanyakan sikap partainya yang tidak berani memecat para petinggi partainya yang mendukung pasangan capres dan cawapres Jokowi - JK. Menurut dia, seharusnya yang lebih dulu dipecat, yakni Jusuf Kalla yang merupakan mantan Ketua Umum Golkar.
"Harusnya yang dipecat Jusuf Kalla dia masih anggota Golkar dan mantan ketua Golkar. Pecat dulu Pak JK," Nusron kepada wartawan di Senopati Suites Apartment, Jalan Senopati Raya, No 41, Jakarta, Selasa (24/6) malam.
Nusron menambahkan, partai pimpinan Aburizal Bakrie ini dinilai masih tebang pilih. Nusron mengatakan, elite petinggi Golkar seperti Suhardiman, Ginadjar Kartasasmitha, dan Fahmi Idris yang juga mendukung pasangan nomor urut 2, Prabowo - Hatta juga harus dipecat.
"Setelah itu pecat-pecat yang lain. Baru kita ini yang dipecat. Ini berarti ada diskriminasi politik," tuturnya.
Nusron mengaku geram atas keputusan pengurus partainya yang dianggap telah menghilangkan asas demokrasi. Kendati demikian, Nusron bersama Poempida Hidayatullah dan Agus Gumiwang akan menempuh jalur hukum apapun agar tidak semena-mena memecatnya.
"DPP Golkar dan Oknum DPP Golkar sudah keluar koridor demokrasi. Karena itu kami persoalkan dan lawan secara hukum dan politik," imbuhnya.
Sebelumnya, tiga Politisi Partai Golkar Agus Gumiwang, Poempida Hidayatullah dan Nusron Wahid angkat bicara terkait soal pemecatan partainya yang mendukung pasangan capres dan cawapres Jokowi - JK. Menurut mereka, pemecatan ini telah melanggar AD/ART dan Peraturan Organisasi (PO).
"Kami sudah mendapatkan surat barang kali, Poempida juga bawa, saya punya suratnya. Ternyata Isi suratnya yang kami terima sama, hanya bedanya nomor dan nama yang beda. Kalau saya nomor suratnya 333, Pak Yusron 334, dan Pak Poempida 335 yang kami terima," ujar Agus Gumiwang, di tempat yang sama.
Seharusnya proses mekanisme partai, kata Agus, dia dan kedua rekannya lebih dulu diberi surat peringatan dan teguran dari DPP Partai Golkar. "Kami belum pernah menerima surat itu."
"Oleh sebab itu karena, kami menganggap pemecatan, ketiga ini pilihan pasangan Jokowi- Jusuf Kalla. Ini tertera surat DPP Golkar," lanjutnya.
Baca juga:
Cerita politisi Golkar dipecat jelang Pilpres selalu terulang
Dipecat Golkar, Agus Gumiwang dan Poempida enggan pindah parpol
Dipecat, tiga politisi Golkar pertanyakan aturan partai
Dipecat Golkar, Agus Gumiwang bakal tempuh jalur hukum
Priyo tak tahu Poempida, Nusron & Agus Gumiwang dipecat Golkar
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Siapa yang diusung Partai Golkar menjadi Cagub Jabar? Partai Golkar mengusung mantan bupati Purwakarta Dedi Mulyadi maju menjadi calon gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2024.
-
Siapa yang diusung oleh Partai Golkar sebagai Cawapres? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
-
Siapa yang mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar? Presiden terpilih periode 2024-2029 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar atas kerja keras memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.