Orangutan di Kalteng tewas dengan luka tombak menembus jantung
Orangutan nahas tersebut ditemukan di sungai.
Orangutan (Pongo Pygmaeus) ditemukan tewas mengambang di Sungai Mangkutub, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Dari hasil autopsi medis, orangutan yang diperkirakan berusia 15 tahun itu tewas akibat luka tombak yang menembus jantung.
Keterangan diperoleh merdeka.com, orangutan itu ditemukan tim rescue dan translokasi dari Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) Kalimantan Tengah, Sabtu (16/1) sekitar pukul 08.30 WIB, di tengah upaya penyelamatan tahap II, yang dimulai sejak 4 Januari 2016 lalu.
Kondisi orangutan sangat mengenaskan, dengan sebagian kulit leher dan kepala mengelupas dan berbau menyengat. Pascatemuan, tim rescue bergegas mengevakuasi ke daratan di tepi sungai untuk dilakukan pemeriksaan. Dugaan awal tim saat itu, Orangutan tewas ditembak menyusul lubang luka menganga di bagian dada kiri.
"Tim juga menemukan luka sayat sepanjang 10 sentimeter di bagian belakang dekat pinggul atas seperti tebasan benda tajam. Jasadnya lantas dibawa tim ke klinik BOSF Nyaru Menteng untuk dilakukan nekropsi (semacam autopsi), untuk mengetahui lebih jauh penyebab kematiannya," kata CEO Yayasan BOS Indonesia Dr Jamartin Sihite kepada merdeka.com, Senin (18/1).
Jamartin menerangkan, sehari kemudian, Minggu (17/1), tim menyatakan orangutan itu mati akibat tusukan benda tajam, langsung mengarah ke jantung. Diperkirakan, senjata tajam berjenis tombak tradisional atau tiruk, berupa tombak bermata satu yang sering digunakan untuk mencari ikan.
"Luka lain yang ditemukan akibat benda tajam selebar 10 sentimeter dan dalam luka 0,5 sentimeter di bagian pinggang belakang, juga ada luka di wajah. Tidak, tidak ada bekas luka tembakan atau peluru sama sekali di sekujur tubuhnya. Diperkirakan juga, usia kematiannya 3-5 hari," ujar Jamartin.
"Yang menjadi catatan penting untuk semua dan kami garis bawahi, penemuan jasad orangutan ini mengikuti beberapa temuan lain, menunjukkan bahwa orangutan di kawasan tepian Sungai Mangkutub, berada dalam kondisi kritis. Ini sebagai akibat konflik dan sangat perlu segera diselamatkan," terang Jamartin.
Sebelumnya, pada hari Jumat 8 Januari 2016, tim yang sama juga menemukan satu individu orangutan jantan berusia sekitar 12 tahun dengan luka sedemikian parah. Sedikitnya 13 luka peluru senapan angin bersarang di tubuh orangutan tersebut, sebagian di rongga mata. Kondisi itu memungkinkan individu orangutan mengalami kebutaan total.
"Saat ini orangutan itu masih dirawat di lokasi program reintroduksi orangutan Kalimantan Tengah. Terbaru, kondisinya stabil dan nafsu makannya cukup baik," demikian Jamartin.
Dilansir Yayasan BOS, bulan November 2015 lalu tim survei juga menemukan kerangka dua orangutan, salah satunya hanya menyisakan tengkorak kepala. Survei BOS dilakukan untuk mengetahui seberapa besar dampak dari kebakaran hutan yang melanda sebagian kawasan program konservasi Mawas di bulan Oktober-November 2015
Jumlah orangutan yang berhasil diselamatkan di sepanjang Sungai Mangkutub pada upaya penyelamatan sesi II 4-17 Januari 2016 adalah 37 individu orangutan bayi hingga dewasa. Total yang sudah dilepasliarkan ke wilayah hutan Bagantung, hutan yang relatif masih aman, sebanyak 36 individu. Sedangkan pada upaya penyelamatan sesi I pada 26 November-7 Desember 2016 lalu, menyelamatkan sebanyak 38 individu orangutan.