Pasangan Anies-Sandiaga bisa jadi pesaing berat Ahok-Djarot
Pasangan Anies-Sandiaga bisa jadi pesaing berat Ahok-Djarot. Jika Pilgub diikuti oleh dua pasangan yakni Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga, maka 37, 95 persen responden memilih petahana dan 36,38 persen memilih Anies-Sandiaga. Sedangkan 25, 67 persen menjawab tidak tahu.
PDIP, Hanura, Golkar dan NasDem gabung mengusung pasangan Basuki Tjahaja Purnama dengan Djarot Saiful Hidayat di Pilgub DKI. Duet petahana ini pun diprediksi bakal mulus memimpin Ibu Kota bila partai-partai terpecah dalam dukungan.
Hasil survei yang dirilis lembaga Survei Poltracking Indonesia beberapa waktu, ada pasangan yang bisa menjadi lawan seimbang Ahok-Djarot. Pasangan itu adalah duet mantan Menteri Pendidikan dan kebudayaan, Anies Baswedan dengan Sandiaga Uno.
Dalam survei pada 6 hingga 9 September lalu, dengan jumlah responden 400 warga Ibu Kota, Poltracking memetakan peta Pilgub secara head to head. Survei dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 4,95 persen itu, duet Anies-Sandiaga Uno mampu mengimbangi Ahok-Djarot.
Jika Pilgub diikuti oleh dua pasangan yakni Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga, maka 37, 95 persen responden memilih Ahok-Djarot dan 36,38 persen memilih Anies-Sandiaga. Sedangkan 25, 67 persen menjawab tidak tahu.
Duet Anies-Sandiaga menjadi lawan paling seimbang bagi petahana jika dibanding lawan yakni Sandiaga-Saefullah yang hanya dipilih 27, 18 persen dan Yusril-Sandiaga sebesar 28,46 persen.
Dalam survei Poltracking, pasangan Ahok-Djarot ternyata tidak selamanya selalu di atas. Pasangan Ahok-Djarot ternyata bisa tumbang bila Tri Risma Harini berpasangan dengan Sandiaga. Pasangan ini dipilih 38, 21 persen responden sedangkan Ahok-Djarot hanya 36,92 persen dan 24,87 persen menjawab tidak tahu.
Namun pasangan Risma-Sandiaga tentu sesuatu yang mustahil mengingat Risma merupakan kader loyal PDIP. Sehingga lawan paling seimbang Ahok-Djarot saat ini adalah Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Partai Gerindra sendiri setuju dengan pasangan Anies-Sandiaga asalkan semua partai 'non Ahok' berkoalisi. Dengan semua partai berkoalisi, Gerindra yakin pasangan Ahok-Jarot bisa dikalahkan.
"Pasangan itu (Anies-Sandiaga) sudah ada di survei Poltracking, sebagai masukan bisa dipertimbangkan, ya bisa dan akan kita diskusikan dengan partai koalisi," kata Ketua Tim Penjaringan Gerindra Syarif saat berbincang, Selasa (20/9).
Hanya saja, kata Syarif, Anies harus merepresentasikan dukungan partai politik di Pilgub DKI. Sebab jika tidak, maka nama Anies tidak akan disetujui oleh partai politik untuk diusung, khususnya Gerindra.
"Pak Anies ini representasi siapa? Yang mengusulkan siapa? Kalau tidak ada yang mengusulkan bagaimana, kecuali Pak Anies diusulkan Demokrat, PKS, Gerindra tinggal mendukung, Pak Sandi nomor dua, oke saja. Kalau tidak ada yang mengusulkan masak dipaksakan," terang dia.
Gerindra sendiri kata Syarif, tengah menimbang tiga nama untuk disandingkan dengan Sandiaga Uno. Dia juga memilih nama tersebut atas pertimbangan partai koalisi. Tiga nama itu adalah, Saefullah, Sylviana Murni dan Mardani Ali Sera.
Duet Anies-Sandiaga jika diusung semua partai 'non Ahok' di atas kertas memang unggul tipis. Jika 6 Partai (Gerindra, PKS, Demokrat, PKB, PPP dan PAN) bergabung maka suaranya 54 kursi di DPRD DKI. Sedangkan pasangan Ahok-Djarot didukung 4 parpol (PDIP, NasDem, Golkar dan Hanura) didukung 52 kursi.
Namun mampukah koalisi kekeluargaan bersatu dan mengusung pasangan Anies-Sandiaga? Hingga kini Gerindra, PKS, Demokrat, PKB, PPP dan PAN masih saling menjajaki.
Baca juga:
NasDem: Mayoritas pemilih PDIP memilih Ahok
Meski batal berduet, Ahok klaim Heru dukung dirinya dengan Djarot
PDIP usung Ahok-Djarot, PPP klaim sudah kantongi nama lawan sepadan
Pilih Ahok agar PDIP tak jadi partai gagal di Jakarta
Karena Risma didukung orang luar PDIP