Pasar Klewer yang baru dibangun usai terbakar tak ramah difabel
Pasar Klewer yang baru dibangun usai terbakar tak ramah difabel. Selain itu, toilet yang disediakan ternyata belum memenuhi standar kaum difabel. Kloset yang tersedia sempit dan jongkok semua. Sehingga difabel yang memakai kursi roda atau krek dua tidak bisa memanfaatkannya.
Revitalisasi Pasar Klewer yang ludes terbakar akhir tahun 2014 telah rampung. Menurut rencana, pasar tekstil terbesar di Jawa Tengah tersebut akan mulai beroperasi April mendatang.
Namun, pembangunan kembali pasar yang didanai APBN sekitar Rp 81 miliar tersebut dinilai kurang ramah terhadap masyarakat berkebutuhan khusus (difabel). Sejumlah fasilitas yang disediakan belum sepenuhnya bisa melayani kaum difabel.
Sunarman Sukamto, koordinator difabel dari komunitas self help grup (SHG) mengaku sudah melakukan uji coba fasilitas di Pasar Klewer yang baru selesai dibangun. Sekitar 45 menit, mereka mencoba berbagai fasilitas publik yang ada di lokasi pasar.
Hasilnya, dari sisi politis ia sangat mengapresiasi semangat Pemkot Solo yang sudah berupaya mengakomodir kebutuhan difabel. Namun, secara teknis di lapangan sejumlah fasilitas yang ada dinilai belum sesuai.
"Kami memang mendapat info mengejutkan bahwa Pasar Klewer desainnya belum mengakomodir difabel. Dan setelah kami coba ternyata benar. Seperti pintu masuk, kondisinya masih curam dan cukup berbahaya bagi para penyandang disabilitas. Selasar cukup baik, tapi belum ada guide block bagi para tuna netra. Mau jalan ke mana, mau belok ke mana belum ada petunjuk," ujar Sunarman," Kamis (9/3).
Selain itu, toilet yang disediakan ternyata belum memenuhi standar kaum difabel. Kloset yang tersedia sempit dan jongkok semua. Sehingga difabel yang memakai kursi roda atau krek dua tidak bisa memanfaatkannya.
Ia berharap nantinya disediakan kloset duduk yang dilengkapi fasilitas untuk pegangan tangan. Kekurangan lainnya adalah lift belum mengakomodir tuna netra. Sebab tidak ada informasi suara, dan tombol braile.
"Kami berharap ada perbaikan yang mengakomodir kepentingan para difabel. Kami akan melakukan uji coba lagi suatu saat nanti. Apabila tetap tidak ada perbaikan, komunitas difabel akan menempuh jalur resmi lainnya. Sebab dalam Undang Undang hal itu telah diatur dan ada sanksinya," tandasnya.
"Langkah pertama pihaknya akan merumuskan temuan-temuan ini untuk disampaikan ke Wali Kota," imbuhnya.
Kabid Pasar Dinas Perdagangan (Disdag) Solo Sigit Prakoso menjelaskan, temuan dan rekomendasi dari kaum difabel akan disampaikan kepada pimpinan. Mengenai tindaklanjut, sepenuhnya berada di tangan atasan.
Sedangkan Totok Indarto, Pelaksana lapangan PT Adhi Karya selaku kontraktor Pasar Klewer menyatakan, dalam perencanaan diakui tidak menekankan untuk kaum difabel. Namun memungkinkan bisa dilakukan perbaikan untuk akses kaum difabel jika ada permintaan dari Wali Kota Solo.
"Nanti kami akan lihat dulu bagaimana ke depannya, mungkin masih bisa dilakukan perbaikan," pungkas Totok.