Pascabentrok, TNI-Polri ucapkan ikrar kebersamaan
Kedua pihak akan saling terbuka, saling mendukung, memelihara keutuhan sehingga tidak menimbulkan keresahan masyarakat.
Para anggota TNI dan Polri di Gorontalo menyatakan ikrar untuk bersama-sama menjaga keamanan daerah di wilayah tersebut. Hal ini dilakukan menyusul bentrok aparat Kostrad dan Brimob Minggu dini hari lalu.
Ikrar kebersamaan itu dilaksanakan di Lapangan Taruna Kota Gorontalo, Selasa, (24/4), disaksikan oleh Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie, Kapolda, Panglima Kostrad dan Pangdam VII/Wirabuana.
Salah satu isi ikrar adalah anggota kedua pihak akan saling terbuka, saling mendukung, memelihara keutuhan sehingga tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat.
Kemarin Pangkostrad, Mayjen M Munir, menyatakan bentrok berdarah antara Kostrad dan Brimob di Gorontalo, merupakan kesalahpahaman yang harus diperbaiki.
"TNI-POLRI harus berjalan lebih baik ke depan," kata Munir usai rapat tertutup dengan jajaran TNI-Polri di Mapolda Gorontalo.
Dia mengatakan, dalam pertemuan itu, diperoleh kesepakatan bahwa ke depan setiap pimpinan di dua lembaga negara itu, harus mengendalikan setiap prajuritnya.
Terkait peristiwa bentrok yang terjadi pada minggu dini hari (22/4), kata dia, kini telah dibentuk tim gabungan TNI-POLRI, untuk mengusut akar persoalan berikut para pelakunya. "Pelakunya, tentu akan dihukum sesuai aturan berlaku," kata dia.
Kejadian itu bermula dari satu regu Brimob yang melakukan patroli dengan menggunakan mobil truk dan melintas di depan Kantor KPU Limboto, pada minggu dinihari, dilempari batu dan botol oleh sekelompok orang tak dikenal.
Empat anggota TNI mengalami luka tembak, dua lainnya terkena sabetan senjata tajam, sedang dari pihak Brimob, dua anggota cedera di bagian kepala, terkena lemparan batu.