Pelaku aksi terorisme diamankan di Bandara Soekarno-Hatta
Namun hal ini hanya latihan pengamanan bandara dari unsur terorisme.
Kantor Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta mengamankan pelaku terduga aksi terorisme dalam kegiatan Airport Security Exercise, di area meeting point terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa pagi (13/10) pukul 10.00 WIB.
Kegiatan yang pertama kali digelar Kantor Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta ini merupakan suatu bentuk latihan penanggulangan tindakan melawan hukum, yang bertujuan menjaga dan meningkatkan kinerja fasilitas, prosedur dan personel keamanan di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
Slamet Samiaji, Plt Senior General Manager Kantor Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta mengatakan, bahwa latihan dilaksanakan berdasarkan dokumen airport security program yang berlaku saat ini.
"Latihan ini sudah ada guidance, undang-undang, jalur komando dan susunan pihak berwenang terkait, jadi tinggal melaksanakan sesuai prosedur," ujar Slamet.
Dengan sandi 'Manunggal-1' skenario latihan dimulai dengan terdeteksinya rangkaian alat peledak dalam sebuah briefcase cokelat, ketika melewati proses pemeriksaan melalui x-ray security check point 1 Terminal 3.
Pemilik koper yang diperankan oleh seorang pria paruh baya kemudian diarahkan oleh petugas avsec untuk menjalani body search.
Setelah terbukti positif membawa alat peledak, petugas avsec lainnya mengambil langkah sesuai prosedur dengan menginformasikan hal tersebut kepada Posko Utama Aviation Security Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
Setelah dilaporkan kepada Senior General Manager, maka dilakukan koordinasi dengan Tim Kepolisian Bandara Soekarno-Hatta yang kemudian menghimpun Tim Gegana untuk hadir di lokasi kejadian dan menjalankan 30 menit operasi yang berhasil mengamankan situasi.
Slamet Samiaji menjelaskan jika sudah menyangkut keamanan, maka semua pihak harus patuh pada SOP.
"Sesuai prosedur, jika ada ancaman terhadap sistem keamanan, maka Senior General Manager selaku ketua komite kemanan akan mengaktifkan emergency operation center dan mengumpulkan anggota komite untuk menetapkan kondisi, dalam hal ini karena pelaku sudah positif membawa bahan peledak, maka dinyatakan sebagai kondisi merah, sehingga sesuai dokumen Airport Safety Program, komando pengendalian diserahkan kepada pihak kepolisian, yaitu Kapolres Bandara Soekarno-Hatta untuk mengambil alih dan melakukan penanganan keamanan lebih lanjut, dalam hal ini melibatkan gegana," katanya.
Latihan yang berdurasi 45 menit ini diakhiri ketika Kapolres Bandara Internasional Soekarno-Hatta menyatakan kondisi aman terkendali (hijau), dan komando pengendalian kembali diserahkan kepada Senior General Manager.
Menutup kegiatan, Slamet Samiaji pun berharap agar dengan latihan ini, pelayanan di Bandara Soekarno-Hatta terus meningkat, dan seluruh jajaran yang terlibat senantiasa waspada.
"Harapan ke depannya agar semua aspek di Bandara Soekarno-Hatta makin baik, tentunya semua demi keamanan dan kenyamanan pelanggan," pungkasnya.