Pembangunan kebudayaan bisa contoh dari negara maju
Hal itu disampaikan Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek dan Kebudayaan Bappenas Amich Alhumami dalam seminar di Jakarta.
Hubungan antara budaya dan pembangunan nasional seharusnya mencakup aspek kehidupan masyarakat, tidak hanya fokus pada ekonomi saja, namun juga mempertimbangkan aspek budayanya. Mendengarkan aspirasi rakyat anak dalam. Agar pemerintah bisa memahami apa kebutuhannya mereka.
Hal itu disampaikan Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek dan Kebudayaan Bappenas Amich Alhumami dalam seminar di Jakarta.
"Nilai-nilai budaya itu penting dalam memajukan bangsa. Apa yang diinginkan suku anak dalam, kami mendalami aspirasi masyarakat oleh program pembangunan," katanya, Selasa (4/4).
"Agar pendapat mereka didengar, sesuai kebutuhan masyarakat lokal, dan mencoba mendalami apa yang diinginkan, membuat program yang kami dalami kebutuhannya," jelasnya.
Untuk mencapai suatu tujuan pembangunan kebudayaan, masyarakat bisa melihat contoh dari negara maju, apa saja pengalaman-pengalaman yang dilaluinya.
"Bagaimana mencapai titik kemajuan itu, kita bisa coba tengok beberapa pengalaman negara-negara maju," ujar Almich.
"Mengambil contoh bangsa asia seperti Thailand dan Jepang mereka bisa mencapai kemajuan. Norma kebudayaan apa yang dihasilkan sampai bisa seperti sekarang, dan bagaimana dengan daerah tertinggal seperti bangsa Srilanka, adakah sesuatu perbedaan kebudayaan?," tambahnya.
Lanjut dia, pembangunan tidak harus melulu mengenai lapangan pekerjaan ataupun infrastruktur, namun juga harus lebih bermakna dari itu.
"Bahwa pembangunan mestinya tidak lagi harus memandang dan menumpu pada penyediaan lapangan kerja atau infrastruktur. Bahwa pembangunan mestinya lebih bermakna dengan kapabilitas manusia," Tegas Almich.
"Ikatan kekerabatan juga mendukung pembangunan ekonomi, seperti praktek ekonomi pasar apung di Kalimantan," pungkasnya.