Pembelaan Hashim soal tudingan Prabowo dalang Tragedi 98
"Saya yakin demi Allah, demi Tuhan Yesus Kristus bahwa Prabowo bukan dalang Trisakti 98," ujar adik kandung Prabowo itu.
Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 silam masih menyimpan misteri. Beberapa pihak dituding sebagai otak pelaku peristiwa tersebut. Salah satu orang yang kerap digembar-gemborkan sebagai pelaku utama yakni bakal calon presiden Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Adik kandung Prabowo sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, menceritakan kejadian tragis pada masa itu. Dia pun membantah soal keterlibatan kakaknya dalam kejadian yang lebih dikenal sebagai 'Peristiwa Semanggi I' ini.
"Tanggal 12 mei 98, tepatnya jam 18.00. Saya berada di rumahnya Prabowo di Menteng, sepulang saya dari Kanada. Saat itu saya tidak bisa lewat Tomang, karena ada peristiwa Trisakti," kata Hashim di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (9/5).
Pada saat di rumah Prabowo, kata Hashim, dia melihat sosok 'raja dangdut' Rhoma Irama dan istrinya. Pada saat itu, dirinya langsung menanyakan soal peristiwa Trisakti tersebut. Menurutnya, mantan Danjen Kopassus itu sudah tahu kejadian itu dan Prabowo pun merasa prihatin.
"Pas saya tanya soal tembakan Prabowo mengaku merasa prihatin, lalu Prabowo bilang 'saya juga heran, kok bisa ada korban?'," ujarnya menirukan Prabowo.
Menurut Hashim, saat itu sepengetahuan Prabowo, para polisi hanya boleh menembak memakai peluru karet supaya tidak ada korban jiwa. Namun, dia menduga tembakan peluru karet itu bisa menembus lantaran ditembak dari jarak dekat.
Saat peristiwa itu, lanjut Hashim, Prabowo tampak tenang adanya kejadian penembakan itu. Terlebih, kakaknya tersebut tidak terlihat seperti waspada ataupun siaga. Makanya dia merasa aneh bila Prabowo disebut dalang operasi itu.
"Saya yakin demi Allah, demi Tuhan Yesus Kristus bahwa Prabowo bukan dalang Trisakti 98," ujarnya.
"Maka itu kalau setiap kali ada tuduhan fitnah Prabowo terlibat, keluarga kami sakit hati. Bahwa itu fitnah," tambahnya.
Selain itu, soal fitnah lainnya menurut Hashim yakni tuduhan Prabowo sebagai orang yang antiTionghoa dan agama kristen. Dia menjelaskan, dalam struktur keluarga besarnya, perbedaan itu sudah biasa dijalani. Bahkan, saat ibunya meninggal dalam keadaan bukan muslim.
"Ibu Prabowo ibu kami meninggal sebagai kristen protestan dan Prabowo paling depan menyemayamkan," ungkapnya.
Di sisi lain, tambah Hashim, soal tudingan bahwa Prabowo benci kaum Tionghoa itu juga tudingan yang salah. Sebab, dokter pribadi calon presiden partai Gerindra itu merupakan keturunan seperti itu.
"Dokter Pribadi Prabowo ada tiga, ketiganya orang Tionghoa. Kalau mereka yakin Prabowo anti Tionghoa kan dokternya bisa tinggal suntik pakai racun," pungkasnya.