Pemerintah Siapkan 270 Bidan dan Mahasiswa Jadi Vaksinator Covid-19
Mahfud mengatakan, menyuntikkan vaksin ke tubuh seseorang tidak bisa sembarangan. Banyak hal yang mesti diperhatikan, baik itu letak penyuntikan hingga kondisi tubuh si penerima vaksin.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) menyatakan, pemerintah berencana memberikan pelatihan terhadap 270 bidan dan mahasiswa kedokteran untuk menjadi vaksinator Covid-19.
"Pemerintah itu mau mengerahkan 270 bidan dan mahasiswa kedokteran untuk dilatih menyuntik vaksin," tutur Mahfud saat silaturahmi virtual bersama ulama se-Jawa Barat, Minggu (25/7).
-
Mengapa Mahfud MD dikabarkan mundur dari Menko Polhukam? Dia menilai, mundurnya Mahfud dari kabinet lantaran ingin fokus berkampanye dan mengikuti kontestasi di Pilpres 2024.
-
Apa yang dilakukan Mahfud Md selama menjadi Menko Polhukam? Selama menjabat sebagai Menko Polhukam, ada sejumlah gebrakan yang pernah dilakukan oleh Mahfud Md. Salah satunya, Menko Polhukam Mahfud Md membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengusut kasus Intan Jaya, Papua yang menewaskan empat orang, yakni warga sipil dan pendeta serta dua anggota TNI.
-
Siapa yang menanyakan kepada Mahfud MD tentang sikapnya? Hal itu disampaikan Mahfud saat menjawab pertanyaan dari Maria Simbolon.
-
Apa pesan Mahfud MD kepada Pangdam, Bupati, dan Wali Kota? Untuk itu Mahfud berpesan kepada Pangdam, Bupati, Wali Kota agar tidak menjemput dan menjamunya setiap ke daerah.
-
Siapa yang mengonfirmasi soal kabar pengunduran diri Mahfud MD? Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengaku belum mendapatkan informasi resmi terkait hal tersebut. Namun, dia mengaku mendengar kabar burung soal pengunduran diri Mahfud MD.
-
Siapa yang membantah pernyataan Mahfud MD? Hal ini pun dibantah langsung oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto.
Mahfud mengatakan, menyuntikkan vaksin ke tubuh seseorang tidak bisa sembarangan. Banyak hal yang mesti diperhatikan, baik itu letak penyuntikan hingga kondisi tubuh si penerima vaksin.
"Tidak bisa vaksin itu tidak bisa disuntikan set set set gitu tidak bisa, itu ada latihannya. Kalau darah yang akan disuntik itu lebih dari 140 itu tidak boleh, bisa fatal itu, harus diturunkan dulu, suntiknya bagaimana, gulanya berapa, itu semua dicek terutama untuk orang tua," jelas dia.
Menurutnya, kondisi vaksinasi saat ini berbanding jauh dibandingkan awal pandemi Covid-19. Tahun lalu masih banyak masyarakat yang tidak percaya dengan vaksin virus Corona, sementara sekarang mulai berebut usai varian Delta merebak.
"Sekarang malah dokternya nggak ada, vaksinatornya nggak ada. Di Jawa Barat orang antre vaksin tapi tidak terlayani, bukan karena tidak ada vaksinnya, tapi karena antreannya terlalu panjang dan menimbulkan situasi mental yang tersudut, tertekan, peningkatan penyakit juga menjadi meluas," kata Mahfud.
Lebih lanjut, Mahfud berharap masyarakat dapat tetap tenang menghadapi pandemi Covid-19 agar imunitas tetap kuat dan tubuh tetap terjaga. Terlebih, pemerintah telah menyediakan berbagai langkah penanganan mulai dari obat-obatan, vaksin, hingga fasilitas rumah sakit.
"Mari bantu masyarakat tidak panik," Mahfud menandaskan.
Reporter: Nanda Perdana Putra
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Lawan Covid dengan Vaksinasi, Polisi Harap Segera Terwujud Herd Immunity
Bos Kadin Minta Perusahaan Sudah Vaksinasi Karyawan 100 Persen Bisa Beroprasi Penuh
Pangdam Jaya Sebut Orang Kampanyekan Vaksinasi Adalah Pahlawan Covid-19
Wamenkes: 94 Persen Pasien Meninggal Akibat Covid-19 Belum Divaksin
Baru 18 Persen Warga Kabupaten Bekasi Jalani Vaksinasi Covid-19
Anies Mengharapkan Warga Bantu Kampanyekan Program Vaksinasi Covid-19