Pemerintah Susun Strategi Hadapi Omicron Kian Menggila
Kasus harian Covid-19 beranjak naik sepekan terakhir. Begitu juga dengan temuan varian Omicron. Sejak beberapa hari lalu, pemerintah sudah mewanti-wanti ancaman gelombang ketiga Covid-19. Diperkirakan, gelombang ketiga akan terjadi Februari 2022.
Kasus harian Covid-19 beranjak naik sepekan terakhir. Data 17 Januari kemarin, terdapat 772 kasus baru sehingga total kasus positif Covid-19 saat ini mencapai 4.272.421.
Begitu juga dengan temuan varian Omicron. Per 12 Januari 2022, tercatat 572 orang terpapar Covid-19 varian Omicron di Tanah Air. Bertambah 66 dari data 10 Januari 2022 masih 506 kasus. Dengan temuan paling banyak di DKI Jakarta
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Mengapa sulit untuk meneliti mengapa beberapa orang terlindungi dari COVID-19? Mengapa beberapa orang lebih terlindungi daripada yang lain belum jelas, dengan penelitian lapangan yang terhambat oleh kesulitan dalam menentukan momen paparan dengan tepat.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Kenaikan angka ini dipandang serius oleh pemerintah. Bahkan sejak beberapa hari lalu, pemerintah sudah mewanti-wanti ancaman gelombang ketiga Covid-19. Diperkirakan, gelombang ketiga akan terjadi Februari 2022.
Rapat rutin terus dilakukan pemerintah. Tujuannya mengevaluasi secara berkala kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Apalagi, perkembangan varian Omciron sangat cepat.
"Pemerintah juga akan kembali melakukan asesmen PPKM yang dievaluasi setiap minggunya. Dan menghapus asesmen dua minggu semata-semata untuk mengikuti perkembangan kasus Omicron yang diprediksi akan meningkat sangat cepat ini," ujar Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan pada Minggu (16/1) kemarin.
Pemerintah mulai mengambil ancang-ancang strategi. Pelibatan para pakar juga dilakukan untuk menyusun skenario menghadapi lonjakan varian Omicron. Harapannya, penanganan gelombang ketiga sudah di depan mata tidak lagi mengalami kendala. Seperti ketika menghadapi varian Delta di pertengahan 2021 lalu.
Salah satu strategi sedang dipikirkan adalah memperketat kembali pintu keluar masuk Jakarta dan daerah sekitarnya. Tetapi, rincian dari rencana tersebut masih akan dibahas.
Pemerintah juga memperketat syarat beraktivitas di tempat publik. Yakni, hanya untuk mereka yang sudah mendapatkan dua dosis vaksinasi. Diimbau pula, tidak menerapkan bekerja dari kantor secara penuh.
Imbauan berulang juga diminta kepada masyarakat. Untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negeri sementara waktu. Kecuali benar-benar mendesak. Sebab mayoritas temuan kasus Omicron adalah pelaku perjalanan luar negeri.
"Hanya kalau betul-betul perlu saja pergi ke luar negeri," tegas Luhut.
Gelombang Ketiga Sulit Dicegah
Kesigapan menghadapi gelombang ketiga Covid-19 memang harus dilakukan pemerintah. Sebab, dipastikan sulit mencegah gelombang ketiga tidak terjadi. Apalagi bersamaan dengan varian Omicron kian merebak.
"Kalau tidak dimitigasi dengan kuat maka akan berdampak sangat buruk pada semua sektor," terang Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman, kepada merdeka.com, Selasa (18/1).
Menurut dia, secara keparahan, varian Omciron lebih rendah utamanya bagi mereka yang sudah divaksinasi lengkap atau sudah dibooster. Tetapi setiap varian membawa konsekuensi keburukan tersendiri atau potensi keburukan tersendiri. Sehingga terhadap varian ini tentu tidak bisa dianggap remeh.
"Sebab Omicron menyebabkan empat kali setidaknya jumlah orang terinfeksi lebih banyak dan dua kali lebih cepat," jelas dia.
Mitigasi Penting Mengurangi Dampak
Saat ini, dibutuhkan mitigasi yang sangat kuat berbasis prediksi, analisa, kajian. Langkah tersebut sangat penting mencegah untuk mengurangi dampaknya seperti di banyak negara.
Dicky setuju strategi mitigasi dilakukan dengan membatasi pintu keluar masuk Jakarta. Wacana itu sedang dibahas pemerintah secara rinci. Sebab, untuk memastikan bahwa orang itu benar-benar tidak membawa virus sangat sulit.
Selain itu, mempercepat pemberian vaksin booster. Mulai dari kelompok berisiko tinggi sampai ke semua pelayan publik. Sebab dalam riset, proteksi dari booster sangat bagus melindungi tubuh seseorang dari paparan virus.
Pembatasan aktivitas di luar rumah seperti tempat publik juga diharapkan diperketat kembali. Termasuk, tidak salah bila sementara waktu menerapkan kembali belajar di rumah. Tidak lupa penggunaan masker dan penerapan protokol kesehatan juga dilakukan secara disiplin. Tidak kalah penting, katanya, memastikan kesiapsiagaan sistem pelayanan kesehatan, rumah sakit rujukan, alat, obat, oksigen dan sumber daya manusia dalam hal ini tenaga kesehatan.
"Saat ini kita berpacu dengan Omicron sehingga apa pun upaya mitigasi, strategi yang bisa memperlambat virus ini menyebar itu sangat membantu," tutup Dicky.
(mdk/lia)