Pemikiran AR Baswedan buah didikan keluarga
Pendidikan yang diajarkan oleh kakek dan neneknya sangat berperan besar dalam kehidupan AR Baswedan.
Pemikiran Abdul Rahman (AR) Baswedan yang menentang adanya status sosial di tengah-tengah masyarakat rupanya sejak usia dini sudah menonjol. Hal itu terbukti saat Baswedan tak mau mengikuti jejak keluarganya yang seorang pedagang atau dalam Bangsa Arab masuk ke dalam golongan ketiga.
Ia lebih suka belajar dengan membaca buku-buku yang dibawa kakeknya, Umar bin Abubakar bin Mohammad bin Abdullah suku Arab yang berasal dari Hadramaut sekarang Yaman.
"Sejak kecil ia tidak menyenangi pekerjaan itu," tulis buku Biografi AR Baswedan, 'Membangun Bangsa, Merajut Keindonesiaan' karya Suratmin dan Didi Kwartanada, terbitan Kompas, dikutip merdeka.com, Minggu (28/9).
Dalam Bab ketiga yang membahas seputar lingkaran keluarga pencetus Partai Arab Indonesia (PAI) ini dituliskan, jika pendidikan yang diajarkan oleh kakek dan neneknya sangat berperan besar dalam kehidupan AR Baswedan. Cara itulah yang diajarkan oleh ayahnya, Awad kepada Baswedan.
"Cara kakek dan neneknya mendidik dapat diketahui pada kepribadian anak-anaknya. Kakeknya yang pedagang itu adalah seorang yang saleh, teguh pada ajaran agama."
Padahal saat itu, kakeknya seorang pedagang yang cukup sukses dan memiliki harta yang melimpah. Di mana dalam Bangsa Arab terutama di Yaman, pedagang masuk golongan ketiga, setelah golongan bersenjata atau gabili, sedangkan golongan pertama kaum sayid atau yang menyebut dirinya keturunan Nabi.
Sementara golongan terakhir adalah golongan lemah yakni petani dan buruh.
Sehingga pemikiran AR Baswedan untuk menasionalisasikan pemikiran suku Arab peranakan dan menyamaratakan dengan penduduk pribumi saat itu banyak terilhami pendidikan dari lingkungan keluarganya.
Terlebih sikap kuatnya yang menentang status sosial yang selama ini tersemat di bangsa Arab yang sudah puluhan tahun di Indonesia.
Perubahan pemikiran yang ada dibenak keturunan bangsa Arab saat itulah yang mau perlahan dibuang oleh Baswedan. Sehingga lahirlah sumpah pemuda keturunan Arab.
"Sumpah pemuda Indonesia keturunan Arab ini adalah suatu gerakan revolusioner pembentukan bangsa."