Pemkab Lamongan keruk 60 waduk buat antisipasi kekeringan
Total anggaran yang digelontorkan tahun ini mencapai Rp 6,304 miliar.
Pemerintah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, kembali menganggarkan kembali pengerukan 19 waduk melalui perubahan APBD sehingga total waduk yang dikeruk untuk antisipasi kekeringan pada tahun ini mencapai 60 waduk dengan anggaran Rp 6,304 miliar.
"Melalui Perubahan APBD 2014 yang sudah disepakati bersama rekan kerja di DPRD, ada penambahan pengerukan waduk di 19 lokasi senilai total Rp 2,403 miliar," kata Kepala PU Pengairan Supandi di Lamongan, Sabtu (18/10).
Seperti diberitakan Antara, Supandi menjelaskan bila digabung dengan 51 lokasi sebelumnya, pada tahun 2014 Pemkab Lamongan melakukan pengerukan di 60 lokasi dengan total anggaran Rp 6,304 miliar.
Tambahan kegiatan pengerukan 19 lokasi itu, di antaranya untuk Waduk Lembeyan, Desa Doyomulyo, Kecamatan Kembangbahu; Waduk Guminingrejo, Desa Guminingrejo, Kecamatan Tikung; dan Waduk Balong, Desa Kreteranggon, Kecamatan Sambeng.
Selain itu, juga dilakukan untuk Waduk Desa Puripan dan Desa Bedingin, Kecamatan Sugio, kemudian Waduk Sumengko, Desa Sumengko, Kecamatan Kedungpring.
"Pengerukan itu, selain untuk melakukan normalisasi waduk dari sedimen, juga dimaksudkan untuk meningkatkan volume tampung air hujan. Ini bagian dari upaya antisipasi kekeringan dengan menyediakan sumber air untuk pertanian dan air bersih," katanya.
Selain melakukan pengerukan waduk, Pemkab Lamongan melalui Perubahan APBD 2014 juga menambah lokasi pengerukan sungai, yakni 12 lokasi sungai dengan total anggaran Rp 1,183 miliar. Sebelumnya, sudah dilakukan pengerukan delapan sungai senilai Rp 1,022 miliar.
Sungai yang dikeruk saat kemarau kali ini adalah Kali Desa Miru, Kecamatan Sekaran; Kali Desa, Sumberaji-Banjarejo, Kecamatan Sukodadi, Saluran Sluis Konang dan Karangturi di Kecamatan Glagah; Kali Gendongkulon, Kecamatan Babat; dan Kali Asinan di Kecamatan Brondong.
Revitalisasi Makam Drajat Sementara itu, Ditjen Kebudayaan pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana melakukan revitalisasi makam para wali, termasuk makam Sunan Drajat di Lamongan.
"Pelestarian cagar budaya selama ini seolah-olah hanya berkisar pada situs candi dan sejenisnya, sedangkan pelestarian cagar budaya peninggalan Islam seperti tidak tersentuh," kata Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Kacung Marijan saat membuka diskusi (FGD) Penyusunan Action Plan Revitalisasi Situs Makam Sunan Drajat dan Sunan Giri di Lamongan, beberapa waktu lalu.
Menurut Kacung Marijan, kebudayaan itu berkaitan dengan nilai yang dianut masyarakat dalam berhubungan dengan alam, sesama manusia dan Tuhan yang tidak dibedakan etnis dan agama.
"Untuk situs Makam Sunan Drajat, tahun ini akan dilakukan pembangunan infrastruktur berupa pelebaran cungkup makam dan perbaikan untuk Museum Sunan Drajat dengan anggaran dari Kemendikbud sekitar Rp 2 miliar, lalu pada tahun depan akan diupayakan pembangunan gedung perkantoran serbaguna," katanya.
Pria asal Lamongan itu juga menyebutkan telah berkomunikasi dengan Gubernur Jawa Timur yang sudah berkomitmen akan mengalokasikan anggaran yang signifikan untuk pembangunan situs-situs makam wali di Jatim.
"Dengan begitu, Lamongan bisa mengembangkan kawasan wisata 3 in 1, yakni WBL dan Mazoola, situs Makam Sunan Drajat, dan Sendang Duwur, apalagi di Desa Sendang Duwur ada sentra perhiasan emas dan batik. Tentu, perlu fasilitas penginapan yang nyaman dan terjangkau," katanya.