Pemuda Muhammadiyah: Kalau ada isu makar, kami ada di belakang NKRI
Pemuda Muhammadiyah: Kalau ada isu makar, kami ada di belakang NKRI. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, pemuda Muhammadiyah siap menjaga keutuhan NKRI. Tak hanya itu, pemuda Muhammadiyah juga siap melawan pihak-pihak yang memecah belah NKRI.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, pemuda Muhammadiyah siap menjaga keutuhan NKRI. Tak hanya itu, pemuda Muhammadiyah juga siap melawan pihak-pihak yang memecah belah NKRI.
"Kalau ada isu makar, kami siap ada di belakang NKRI. Kita siap ada di belakang demokrasi. Kami melawan cara-cara yang tidak beradab. Pemuda menjadi lawan utama bagi mereka yang mengganggu NKRI, Bhinneka Tunggal Ika," ungkap Dahnil di hadapan Presiden Joko Widodo dalam acara Tanwir I Pemuda Muhammadiyah di Hotel Narita, Jalan KH Hasyim Ashari, Tangerang, Rabu (30/11).
Dahnil mengucapkan terimakasih kepada Presiden Jokowi yang sudah bersedia hadir dalam acara Tanwir I Pemuda Muhammadiyah. Kehadiran Jokowi dianggap sebagai dukungan kepada Pemuda Muhammdadiyah dalam merawat integritas dan kejujuran. Merawat integritas dan kejujuran merupakan dua rekomendasi hasil Tanwir I Pemuda Muhammadiyah.
"Saya atas nama seluruh kader Muhammmadiyah mengucapkan terimakasih kepada presiden yang telah berkenan bersilaturahmi di tengah-tengah kami. Pak presiden membatalkan semua acaranya untuk datang ke sini. Kita lebih penting daripada yang lain," kata dia.
Dahlin menambahkan, Pemuda Muhammadiyah memiliki komitmen yang tinggi untuk merawat integritas dan kejujuran. Salah satu bentuk nyata komitmen itu yakni melawan tindak korupsi. Tindakan melawan korupsi, lanjut dia, harus sejalan dengan tindakan melawan penistaan terhadap agama.
"Kami menyampaikan pesan kepada sahabat kami, kenapa kita tidak marah kepada koruptor semarah kita kepada penista agama. Mengambil uang rakyat adalah penistaan sesungguhnya," kata dia.
Di hadapan Jokowi, Dahnil juga menyinggung terkait fenomena yang terjadi pascaaksi unjuk rasa 4 November 2016. Umat Islam, kata dia, mendapat anggapan buruk ketika mengucapkan takbir 'Allahu Akbar'.
"Pak presiden, pemuda Islam agak khawatir. Saya anak muda, saya ingin menyampaikan beberapa hal. Ketika teriakan takbir seperti ada sebagian orang menilai kami ekstrimis, radikalis. Kami dituduh radikalis padahal itu yang memerdekakan kita. Itu yang memberikan pemahaman kepada kami untuk merawat kebhinnekaan. Kami selalu diajarkan menjaga keberagaman. Nabi kami sejatinya agama itu khusnul khulk. Kami semangat tapi tetap merawat akhlak," jelas Dahnil.
Baca juga:
Gelar apel nusantara, 3 pemimpin Tangerang Raya serukan persatuan
Ribuan massa di Purwakarta gelar pawai apel nusantara bersatu
Gubernur Aher: Indonesia itu negara unik, 17.000 pulau, 680 bahasa
Doa bersama, Gubernur Bali sebut banyak anak muda tak paham ideologi
Aksi kebhinekaan, warga Malang berpita merah putih
Cegah konflik, Polda Metro bentuk forum kerukunan umat beragama
Suara perdamaian umat beragama Jabar dalam perbedaan
-
Dimana kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Kapan kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Siapa yang terlibat dalam demo tersebut? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023). Rencananya, akan ada ribuan massa aksi yang ikut serta dalam demo tersebut.
-
Kapan aksi demo terjadi? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Siapa yang terlibat dalam peristiwa ini? Seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) bernama GAD (14) nekat melakukan aksi percobaan bunuh diri di sekolahnya, yakni SMPN 73 Tebet, Jakarta Selatan.