Pengamat Medsos: Meme itu fenomena lama
"Sebetulnya gambar seperti itu sudah banyak. Cuma dulu kan ke media cetak seperti komik dan koran gitu," kata Yustina.
Sebelum masyarakat pengguna internet atau netizen dihebohkan oleh gambar-gambar meme. Masyarakat sebetulnya sudah lama dicekoki dengan gambar-gambar lucu dengan nada satire. Hanya saja, frekuensinya penyebarannya tak secepat seperti saat ini.
"Sebetulnya gambar seperti itu sudah banyak. Cuma dulu kan ke media cetak seperti komik dan koran gitu," kata peneliti Awesometrics Yustina Tantri saat dikonfirmasi merdeka.com di Jakarta, Sabtu (18/10).
Tantri mengatakan, didukung teknologi yang semakin canggih dengan menjamurnya media sosial saat ini, munculnya meme itu bukanlah hal aneh. Menurut dia, lewat media sosial inilah fenomena meme menjadi ramai diperbincangkan masyarakat.
"Nah kalau meme di Medsos ini kan cepet menyebar," katanya.
Dari penelitiannya terhadap beberapa ilustrator dan penikmat meme, diketahui jika lewat gambar itulah pesan yang ingin disampaikan si pengirim ke penerima mudah diterima. Menurut Tantri, kedua komunikan mengatakan lewat meme ini pesan yang disampaikan mudah dipahami.
"Kata-katanya lugas dan gampang dipahami."
Lebih lanjut Tantri menjelaskan, meski lebih banyak nada satire, bukan berarti setiap meme itu bentuk sindiran untuk menjatuhkan. Terkadang apa yang dihadirkan oleh gambar meme itu lebih kepada ekspresi ilustrator berdasarkan pengalaman pribadinya.
Sehingga dalam hal ini, sang pembuat akan merasa puas jika karyanya itu dapat diterima banyak masyarakat. Menurut dia orang itu akan menjadi ketagihan jika memenya digandrungi bahkan menjadi tranding topik atau viral di tengah-tengah masyarakat.
"Sebenarnya itu semacam ungkapan orang yang menyebarkan dan orang pun banyak yang sepakat dengan ungkapan itu. Ada kesenangan yang diraih di situ," kata dia.