Pengguna Tol Cipularang protes tarif naik padahal jalan banyak rusak
Kenaikan tarif juga dianggap akan semakin membebani masyarakat.
Masyarakat pengguna jalan tol mengeluhkan kenaikan tarif tol oleh pemerintah, Minggu (1/11). Seperti para pengguna jalan di ruas jalan Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang), pengguna ruas jalan bebas hambatan itu mengaku keberatan dengan kenaikan tarif baru tersebut.
Masyarakat menilai, kenaikan tarif tol dianggap sangat membebani mereka. Sebab meski tarif tol naik per 2 tahun, namun hingga kini fasilitas di ruas jalan berbayar itu jauh dari harapan dan memuaskan.
Menurut para pengguna jalan, hingga kini masih banyak ruas jalan yang tidak nyaman untuk dilalui, kerap terjadinya kemacetan, hingga tingginya angka kecelakaan, menjadi beberapa poin yang diberatkan.
"Sebagai pengguna jalan, kenaikan tarif per dua tahun tidak sepatutnya dilakukan, lihat saja kondisi jalan yang tidak nyaman dilintasi, banyak lubang, tambalan, sering macet dan kerap terjadi kecelakaan," kata Dedi, salah seorang pengguna jalan di Tol Cipularang.
Selain itu, kenaikan tarif juga dianggap akan semakin membebani masyarakat. Karena berdampak terhadap naiknya tarif angkutan, yang diikuti kenaikan harga kebutuhan lainnya. Seiring dengan biaya transportasi yang mahal.
Bahkan bagi para pengemudi angkutan umum, kenaikan tarif dinilai sangat memberatkan pekerjaan mereka, karena di tengah sulitnya mencari penumpang, para awak angkutan harus mengeluarkan biaya yang lebih besar lagi untuk membayar Tol.
"Kenaikan tarif tol ya sangat memberatkan, apalagi cari penumpang kan sekarang makin susah," ujar Sudirman, salah seorang awak Bus Jurusan Bandung-Bekasi.
Para pengguna jalan tol berharap, penetapan kenaikan tol seharusnya dikaji ulang. Termasuk dampak yang diakibatkan oleh naiknya tarif.
"Harusnya ditinjau ulang, jangan sampai tiap dua tahun naik, kalau naik terus dampaknya kan ke mana-mana," terang Sudirman.