Perjuangan PRT cantik hingga berprestasi dengan predikat cumlaude
Berikut cerita perjuangan Darwati hingga akhirnya lulus dengan predikat cumlaude:
Lahir di tengah keluarga pas-pasan, Darwati (23) tak pernah membayangkan bakal sekolah tinggi. Bisa menamatkan bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) saja dia sudah bersyukur.
Karena itulah selepas lulus SMA yang ada dibenaknya hanya bekerja untuk membantu ekonomi keluarga. Keduanya orangtuanya hanya buruh tani.
Dia sempat mencoba mengadu nasib ke Jakarta. Rupanya kerasnya hidup di ibu kota membuat dia tak kerasan dan pilih kembali ke kampung halaman.
Saat itu, dia berpikir lagi harus melakukan karena tak mau hanya jadi pengangguran. Muncullah ide menjadikan pedagang es cendol di kampungnya di Grobogan, Jawa Tengah.
"Saya sempat ikut kerja berjualan es campur di kampung. Ya, kira-kira tiga minggu saya kerja di sana, namun belum sempat gajian karena saya keburu pindah kerja," cerita Darwati saat berbincang merdeka.com.
Singkat cerita saat berjualan es cendol itulah dirinya bertemu seorang dokter gigi bernama Lely. Dia ditawari bekerja di rumahnya sebagai pembantu.
Dari situlah jalannya menuju kesuksesan terbuka. Berikut cerita perjuangan Darwati hingga akhirnya lulus dengan predikat cumlaude:
-
Siapa yang didatangkan PSIS Semarang? Pada Selasa (14/11), PSIS Semarang resmi datangkan pemain baru mereka, Evan Dimas Darmono dari Arema FC.
-
Apa hukuman yang dijatuhkan kepada PSIS Semarang? Hukuman bertanding tanpa penonton dikeluarkan langsung oleh PSSI selaku induk sepak bola Indonesia. Berdasarkan surat dari PSSI, PSIS Semarang dianggap melanggar Kode Disiplin PSSI Tahun 2023 karena terjadi pengulangan kejadian yang sama yaitu keributan antara suporter PSIS Semarang dengan suporter klub tamu. Keributan itu menyebabkan adanya korban luka-luka dan hal itu diperkuat dengan bukti-bukti yang cukup untuk menegaskan terjadinya pelanggaran disiplin.
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Siapa yang mengeroyok warga di Semarang? Sementara itu, usai kasus sekelompok Bonek mengeroyok warga di Semarang pada Februari 2023 lalu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengundang perwakilan Bonek tiap tribun, Panpel, serta Manajemen Persebaya untuk menjajaki kemungkinan suporter tim Bajul Ijo berbadan hukum.
-
Kapan Yoyok Sukawi menjadi Asisten Manajer PSIS Semarang? Pada usia 19 tahun, ia sudah menjadi seorang Asisten Manajer.
-
Kapan Dishub Semarang melakukan inspeksi mendadak pada armada Trans Semarang? Pada Selasa, 11 Juni 2024 Dinas Perhubungan Semarang melakukan inspeksi mendadak pada sejumlah bus Trans Semarang.
Keinginan jadi sarjana berawal dari angan-angan semata
Di sela pekerjaannya sebagai pembantu, Darwati sempat bergumam ingin melanjutkan sekolah lagi. Rupanya keinginannya saat itu diketahui majikannya.
"Satu saat saya bergumam memimpikan ingin menjadi sarjana. Beberapa hari kemudian, majikan saya tiba-tiba bilang saya boleh 'nyambi' kuliah," ungkapnya.
Kemudian, ayahnya dari desa menemui sang majikan dan menyampaikan keinginan Darwati untuk berkuliah. Ternyata, pucuk dicinta ulam tiba, majikannya pun ternyata mengizinkan dirinya mengenyam pendidikan S1 itu.
"Saya langsung semangat mencari informasi perguruan tinggi sampai akhirnya memilih di Semarang. Saya sisihkan sebagian gaji," ucapnya.
Selama kuliah sering dihina karena bekerja sebagai PRT
Prestasi Darwati membuat beberapa rekannya di kampus iri. Hingga banyak yang mengejeknya sebagai PRT. Tapi hinaan itu dijadikan.motivasi untuk lebih giat lagi.
"Ya kalau mengejek ada, tapi saya anggap angin lalu saja. Yang penting saya belajar dan belajar. Kalau belajar pas sela, misal dipanggil buat bantu-bantu ya kerjakan, kalau tidak ada kerjaan buka laptop, belajar," ungkap Darwati saat berbincang dengan merdeka.com, Sabtu (23/5).
Darwati juga selalu mendapat dukungan dari orangtua dan majikannya.
"Selain orangtua, saya dimotivasi majikan. Katanya jangan dengerin kata orang-orang (yang mengejek), yang penting maju, sukses itu dari diri sendiri," jelas Darwati.
Dapat IPK 3,68 sebagai lulusan Administrasi Niaga Universitas 17 Agustus
Selama kuliah dia benar-benar sungguh-sungguh. Ke kampus, biasanya dia menumpang bus sejauh 50 km atau sesekali menumpang temannya.
"Kadang, saya diminta menemani anaknya Bapak (majikan) yang tinggal di Semarang. Jadi, sekalian menginap di sini (Semarang). Ya, begitu. Saya ke Semarang, ya, kalau ada jadwal kuliah," ungkapnya.
Darwati lulus kuliah tepat waktu dan mendapatkan predikat cumlaude meski harus disambi bekerja berat seperti pembantu rumah tangga. Dia meraih gelar sarjana jurusan Administrasi Niaga Universitas 17 Agustus (Untag) Semarang dengan IPK 3,68.
Darwati berpikir cari kerja yang mapan
Dengan hasil pendidikan yang maksimal, Darwati ingin mencari pekerjaan yang lebih baik dan berhenti jadi pembantu.
"Masih cari-cari kerjaan yang lebih baik," katanya saat berbincang santai dengan merdeka.com, Sabtu (23/5).
Sebagai anak buruh petani, Darwati mengaku prestasi yang didapat saat ini telah menaikkan harkat dan martabat keluarganya. Terutama kedua orangtuanya yang saat ini dalam kondisi ekonomi pas-pasan.
"Saya mau angkat derajat kedua orangtua saya yang sampai sekarang dengan kondisi kemiskinan dipandang rendah oleh orang lain," paparnya.
Darwati berterima kasih dengan majikannya di Purwodadi, Drg Lely, yang punya andil besar atas pencapaiannya saat ini. Berkat Lely, dia bisa sekolah tinggi meski hanya seorang PRT. Dia pun dipersilakan mencari pekerjaan yang lebih baik.
"Kalau majikan saya setuju (cari kerja). Bahkan mendorong saya untuk mencari pekerjaan lain yang lebih baik tanpa harus melupakan sejarah yang pernah saya lewati dengan majikan saya itu," ungkapnya.