Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Memutus Mata Rantai Kekerasan Sepak Bola

Memutus Mata Rantai Kekerasan Sepak Bola

Memutus Mata Rantai Kekerasan Sepak Bola

Kekerasan dalam dunia sepak bola masih jadi pekerjaan rumah berat bagi Indonesia. Sejak tahun 1994 hingga 1 Oktober 2022, sebanyak 230 nyawa melayang akibat insiden kerusuhan dalam sepak bola Indonesia.

Memutus Mata Rantai Kekerasan Sepak Bola

Kerusuhan terkait sepak bola di Indonesia ibarat gunung es. Data Save Our Soccer (SOS), sejak tahun 1994 hingga sebelum tragedi Kanjuruhan menunjukkan ada 98 suporter meninggal dunia. Mereka tewas sebelum, saat, maupun sesudah pertandingan sepak bola.

Puncaknya meletus pada Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022. Berdasarkan laporan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang yang dirilis pada 17 Oktober 2022, jumlah korban dalam peristiwa itu sebanyak 712 orang. Rinciannya, sebanyak 132 orang meninggal dunia, 96 orang luka berat, dan 484 orang luka ringan/sedang.

Peristiwa mematikan di Stadion Kanjuruhan itu terjadi usai laga derbi Jawa Timur, Arema FC melawan Persebaya. Banyaknya korban jiwa disebabkan penggunaan gas air mata oleh polisi dan diperparah pintu stadion terkunci sehingga terjadi penumpukan massa di satu lokasi. 

Kami menghubungi Koordinator Save Our Soccer (SOS) Indonesia, Akmal Marhali untuk menanyakan analisanya terkait kerusuhan sepak bola di Indonesia.

“Negara ini terdiri dari berbagai suku, berbeda-beda. Bicara sejarah, kita (Indonesia) ini dulunya banyak kerajaan sehingga fanatisme terhadap daerah sangat tinggi,” jelas Akmal saat dihubungi melalui panggilan WhatsApp, Kamis (31/8/2023) sore.

Kedua, lanjut Akmal, masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah dengan akses pendidikan terbatas, ditambah himpitan ekonomi keluarga berpotensi mudah terprovokasi saat terlibat dalam kerumunan massa. Selanjutnya, ketiadaan regulasi yang tegas menyebabkan banyak kasus sepak bola dianggap selesai begitu saja.

“Lemahnya PSSI dalam mengedukasi suporter sepak bola, bagaimana tata tertib penonton sepak bola, apa yang boleh dibawa dan tidak boleh dibawa. Misalnya tidak boleh bawa benda keras, senjata tajam. Ini sangat jarang disosialisasikan sehingga masyarakat tidak tahu tentang aturan-aturan itu,” bebernya.

Menurut Akmal, panitia pelaksanaan (panpel) harus menonjolkan bahwa vandalisme dan anarkisme dalam ranah sepak bola ada hukuman pidananya.

“Ketika ada kasus tidak selesai sepenuhnya, selesai setengah-setengah. Sehingga orang menganggap keributan di sepak bola hal biasa karena tidak ada hukuman berat yang diberikan,” jelasnya.

Lebih jauh, Akmal Marhali menuturkan idealnya suporter berbadan hukum sesuai amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan. Setiap individu suporter, kata Akmal, bisa memiliki kartu keanggotaan sehingga jika ada pihak-pihak yang memicu masalah akan mudah terdeteksi.

Akmal menambahkan, selama ini sudah ada peraturan-peraturan terkait sepak bola di Indonesia tapi tidak pernah disosialisasikan kepada masyarakat.

“Misalkan penonton tidak boleh bawa korek api, tidak boleh nyanyi lagu rasis, jika nyanyi hukumannya harus jelas. Selama ini kalau ada oknum kesal dengan manajemen klub, dia bikin rusuh biar klub dijatuhi hukuman. Ke depan harusnya kalau ada oknum suporter rusuh, dia dicabut kartu keanggotaannya, disanksi tidak boleh menyaksikan sepak bola selama berapa lama,” jelas eks anggota TGIPF Tragedi Kanjuruhan itu.

Sementara itu, usai kasus sekelompok Bonek mengeroyok warga di Semarang pada Februari 2023 lalu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengundang perwakilan Bonek tiap tribun, Panpel, serta Manajemen Persebaya untuk menjajaki kemungkinan suporter tim Bajul Ijo berbadan hukum.

Hadir dalam pertemuan dengan Eri Cahyadi di Balai Kota Surabaya, Koordinator Green Nord, Husein Ghozali alias Cak Conk mengungkapkan bahwasanya wacana menjadikan Bonek berbadan hukum harus dikaji lebih dalam. Pasalnya, dalam internal Bonek terdapat banyak kelompok yang pemikiran dan keinginannya berbeda-beda.

Berbenah<br>

Berbenah

Tragedi Kanjuruhan jadi titik balik bagi pengelola Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) untuk berbenah.

Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan (Panpel) Persebaya, Ram Surahman menuturkan, pasca tragedi Kanjuruhan, muncul anggapan bahwa menonton sepak bola di stadion bak ajang pertaruhan nyawa.

“Kami lakukan terobosan-terobosan, ada Tribun Keluarga yang tiap pertandingan punya tema khusus. Ada lomba mewarnai untuk anak-anak, kemarin bagi-bagi bendera,” terang Ram saat dihubungi melalui panggilan WhatsApp, Jumat (1/9/2023).

Tribun Keluarga di Gate 1 Stadion GBT baru dioperasikan saat Liga 1 Indonesia musim kompetisi 2023/2024 bergulir. Tribun ini termasuk kategori reguler dengan harga tiket Rp100 ribu, jauh lebih terjangkau dibanding harga tiket Tribun VIP.

Sebelum difungsikan sebagai Tribun Keluarga, tempat itu awalnya akan diperuntukkan sebagai tribun suporter tamu. Kemudian muncul aturan suporter tamu dilarang datang ke stadion saat Liga 1 dan Liga 2 berlangsung. Aturan ini diberlakukan mulai musim kompetisi 2023/2024 dan akan berlangsung selama dua tahun ke depan.

Ram menjelaskan, keberadaan Tribun Keluarga menjadi ajang edukasi. Pihaknya ingin menunjukkan bahwa Stadion GBT adalah tempat yang ramah anak dan nyaman bagi mereka yang datang bersama keluarga.

“Di sana tidak boleh ada yang merokok, tidak boleh ada kata-kata kasar. Itu bagian dari edukasi agar kita naik level,” papar Ram.

Selain Tribun Keluarga, sebagai stadion berstandar FIFA, Stadion GBT juga punya lokasi menonton khusus untuk para difabel yakni di Tribun Selatan bagian bawah. Selain tribun khusus, ada juga toilet khusus difabel.

Setiap fasilitas baru dilengkapi dengan papan nama berbahasa Indonesia. Padahal, merujuk Peraturan Keamanan dan Keselamatan Stadion FIFA (FIFA Stadium Safety and Security Regulations), setiap fasilitas yang ada pada stadion berstandar FIFA seharusnya dilengkapi dengan papan nama dua bahasa, yakni bahasa nasional dan bahasa Inggris.

Menurut Koordinator Bonek Green Nord 27, Cak Conk, saat ini Stadion GBT jadi salah satu stadion di Indonesia dengan tingkat keamanan dan kenyamanan paling baik. Skrining penonton dilakukan sejak pintu gerbang awal kompleks stadion (ring 3), hanya penonton bertiket yang bisa masuk ke kompleks stadion. Selain itu, tiket hanya bisa dibeli secara online dan sudah menggunakan sistem barcode untuk mengantisipasi antrean pembeli dan pemalsuan.

Hubungan dengan Suporter

Tak hanya fasilitas memadahi yang perlu disiapkan untuk meminimalkan potensi kerusuhan di stadion. Untuk itu, Panpel Persebaya membangun komunikasi intens dengan para Bonek.

“Kami (panpel) dan teman-teman suporter berhubungan cukup bagus. Kita komunikasi dengan teman-teman tribun bagaimana menjadikan pertandingan aman. Itu membuat mereka juga merasa memiliki GBT,” ungkap Ram Surahman.

Memutus Mata Rantai Kekerasan Sepak Bola

Ram menambahkan, pihaknya juga merekrut marshal dari kalangan Bonek yang tugasnya sama dengan steward. Jumlah marshal dan steward yang bertugas di Stadion GBT berbeda-beda menyesuaikan tensi pertandingan yang berlangsung.

Pada pertandingan besar, misalnya Persebaya melawan Persib, jumlah marshal dan steward yang bertugas mencapai ratusan. Sementara pada pertandingan dengan tensi biasa, jumlah marshal dan steward hanya puluhan orang. Adapun Bonek yang ditunjuk menjadi marshal merupakan orang-orang yang ‘dituakan’ dan berpengaruh di setiap tribun.

“Asumsi kami (panpel), kalau marshal dari teman-teman sendiri (bonek) pendekatannya akan lebih persuasif,” imbuh Ram.

*Karya ini merupakan bagian dari program Jaring Aman yang diselenggarakan Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) bersama TIFA Foundation dan Human Right Working Group (HRWG)

Kembali Tampil di Kasta Teratas Sepak Bola Indonesia, Ini Sejarah Panjang Semen Padang
Kembali Tampil di Kasta Teratas Sepak Bola Indonesia, Ini Sejarah Panjang Semen Padang

Klub kebanggaan Sumatra Barat ini kembali berkompetisi di Liga 1 Indonesia musim 2024/2025.

Baca Selengkapnya
Tumpukan Bata Merah di Lapangan Sepak Bola Mojokerto Diduga Gapura Istana Majapahit, Intip Potretnya
Tumpukan Bata Merah di Lapangan Sepak Bola Mojokerto Diduga Gapura Istana Majapahit, Intip Potretnya

Potret struktur bata diduga gapura Istana Majapahit.

Baca Selengkapnya
Potret Kompetisi Sepak Bola Pertama Indonesia 91 Tahun Silam, Digelar di Alun-alun Kota Solo untuk Menentang Belanda
Potret Kompetisi Sepak Bola Pertama Indonesia 91 Tahun Silam, Digelar di Alun-alun Kota Solo untuk Menentang Belanda

Saat itu hanya tiga klub sepak bola yang bertanding

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sebagai Ajang Pemanasan, Turnamen Sepak Bola Edy Rahmayadi Cup 2023 Dimulai Besok
Sebagai Ajang Pemanasan, Turnamen Sepak Bola Edy Rahmayadi Cup 2023 Dimulai Besok

Turnamen Sepak Bola bertajuk Edy Rahmayadi Cup 2023 akan kick off besok. Turnamen ini sebagai ajang pemanasan bagi tim sebelum memulai Liga 2.

Baca Selengkapnya
Idap Penyakit Mata, Mantan Kiper Timnas Kurnia Mega Kini Jualan Emping Secara Online
Idap Penyakit Mata, Mantan Kiper Timnas Kurnia Mega Kini Jualan Emping Secara Online

Kurnia Mega sudah tak lagi aktif bermain sepak bola sejak 2017.

Baca Selengkapnya
Berangkat ke Thailand untuk Berlaga di Piala AFF U-23, Timnas Indonesia Tatap Sejumlah Turnamen Penting
Berangkat ke Thailand untuk Berlaga di Piala AFF U-23, Timnas Indonesia Tatap Sejumlah Turnamen Penting

Tim nasional (Timnas) sepak bola Indonesia U-23 berangkat ke Thailand hari ini, Senin (14/8). Mereka akan berlaga di Piala AFF U-23 2023.

Baca Selengkapnya
Tradisi Sepak Bola Api ala Santri di Mojokerto, Ternyata Ini Rahasianya
Tradisi Sepak Bola Api ala Santri di Mojokerto, Ternyata Ini Rahasianya

Sepak bola api merupakan tradisi di kala Bulan Ramadan

Baca Selengkapnya
Lempari Anggota TNI dengan Batu di Lapangan Futsal, 6 Tersangka Ditahan Polres Badung
Lempari Anggota TNI dengan Batu di Lapangan Futsal, 6 Tersangka Ditahan Polres Badung

Aniaya Anggota TNI di Lapangan Futsal, 6 Tersangka Ditahan

Baca Selengkapnya
Momen Letjen TNI Lincah Gocek Bola, Tendangan Kaki Kirinya Jago Banget
Momen Letjen TNI Lincah Gocek Bola, Tendangan Kaki Kirinya Jago Banget

Simak momen keseruan Letjen TNI main bola. Rupanya miliki sepakan kaki kiri yang kencang.

Baca Selengkapnya