'Perkuat Rasa Kemanusiaan di Tengah Kondisi Pandemi Covid-19'
Terlebih saat kondisi sulit sekarang ini dihantam badai pandemi Covid-19.
Rasa kemanusiaan bisa terbangun melalui empati antar-sesama tanpa membeda-bedakan suku, agama serta golongan. Terlebih saat kondisi sulit sekarang ini dihantam badai pandemi Covid-19.
"Bagaimana kita memperkuat rasa kemanusiaan kita di tengah kondisi pandemi Covid-19 seperti ini," ujar Ketua Umum Yayasan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) Siti Musdah Mulia dalam keterangannya, Jumat (13/8).
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Menurutnya, dengan kesadaran seperti itu maka semangat kebersamaan dalam menghadapi problem kebangsaan bisa terbangun. "Di era pandemi seperti ini menjadi keharusan mengedepankan kemanusiaan untuk membantu siapa pun," tuturnya.
Dia juga mengkritisi riuhnya ruang publik dengan baliho-baliho para politisi. Dia menilai sangat tidak etis dilakukan disaat banyak masyarakat berjuang untuk bertahan hidup di masa sulit.
"Kita harus mengkritik dalam situasi pandemi Covid-19 malah memulai kampanye, di tengah masyarakat masih sulit seperti ini. Tentunya sangat bertentangan dengan kemanusiaan," tegasnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, di tengah problem yang menerjang bangsa ada tiga hal yang harus dilakukan manusia. Pertama, yaitu manusia harus bisa memimpin diri sendiri agar beradab, mengelola pikiran agar selalu bersih dan positif. Kedua, kedekatan dengan Sang Pencipta. Terakhir bisa menahan hasrat seksualitas maupun kekuasaan.
Terkait peran kaum perempuan dalam konteks hijrah kebangsaan, Musdah menilai perempuan harus menyadari potensi dirinya sebagai manusia agar dapat berperan dan memberikan karya-karya kemanusiaan terlebih pada kondisi bangsa saat ini.
"Jika perempuan sudah menyadari dirinya sebagai manusia yang merdeka maka ia dapat melakukan apapun dan memberdayakan dirinya untuk kemanusiaan sesuai dengan talenta dan bidang kerjanya masing-masing," tandasnya.
(mdk/did)