Pesta pernikahan sejenis ini bikin geger Indonesia
Akibat pernikahan tersebut, satu orang warga Bali ditetapkan sebagai tersangka.
Di beberapa negara, pernikahan sejenis telah disahkan melalui undang-undang. Pertimbangannya, mereka menilai penganut lesbi, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) memiliki hak yang sama seperti pasangan beda jenis. Tentu saja keputusan itu pun disambut gembira oleh para LGBT.
Meski demikian, hal itu menjadi perdebatan di sebagian negara menolak pernikahan sejenis. Salah satunya adalah Indonesia. Sebab, pernikahan itu dianggap hina dari sisi budaya. Selain itu, agama mana pun di Indonesia turut menentang pernikahan sesama jenis.
Akan tetapi, siapa sangka di negara yang menolak dengan keras ini malah kecolongan. Pernikahan sejenis terjadi di daerah-daerah di tanah air. Sontak hal itu pun menghebohkan publik karena tak percaya akan adanya ritual tersebut.
Berikut pernikahan sejenis yang bikin geger Indonesia:
-
Bagaimana pernikahan tersebut dilakukan? Pernikahan tersebut selayaknya yang terungkap dalam video singkat unggahan akun Instagram @undercover.id beberapa waktu lalu. Video berdurasi pendek itu menampilkan momen sakral saat kedua mempelai tengah menjalani proses akad nikah. Diketahui, pernikahan tersebut berhasil digelar melalui jalur pendekatan taaruf dari kedua belah pihak.
-
Kenapa ucapan pernikahan penting? Tak sekedar mengikat janji suci, kedua pasangan juga akan berbagi kebahagiaan dengan keluarga dan orang terdekat mereka.
-
Di mana pernikahan ini dilangsungkan? Dalam acara sakral yang digelar di Desa Long Beluah, Kecamatan Tanjung Palas Barat, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara itu terlihat pengantin pria bernama Mirza Robert MN Pitt mendatangi rumah mempelai perempuan didampingi sang ibu.
-
Apa yang terjadi dengan pernikahan di Indonesia? Dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia telah menyaksikan penurunan tajam dalam jumlah pernikahan.
-
Kapan Diah Permatasari dan suaminya menikah? Mereka mengucapkan janji suci pada tanggal 5 April 1997. Kini, mereka telah menikah selama 24 tahun dan diberkati dengan kedua anak mereka.
-
Kapan Sigit Harjojudanto dan istrinya menikah? Keduanya menikah pada 23 Januari 1972 dan telah bersama selama 52 tahun.
Warga heboh, ada pernikahan sejenis di Bali
Warga Bali dihebohkan dengan foto pernikahan sesama jenis yang diduga dilakukan di sebuah tempat di Pulau Dewata. Foto kedua pria berlaku layaknya sepasang mempelai itu diunggah melalui akun Facebook Ali Subandoro.
Ada tiga foto yang diunggah pemilik akun tersebut. Foto pertama terlihat sepasang sesama jenis yang diduga WNI dan WNA membaca janji suci pernikahan di hadapan pemangku adat, dan dua remaja berpakaian adat Bali.
Di foto kedua, salah satu pria berlutut sambil mencium perempuan (sungkem) yang diduga orangtuanya. Foto ketiga kedua pasangan sesama jenis itu sedang berhadapan dan saling menggenggam erat tangan. Mendengar kabar tersebut, Gubernur Bali Made Mangku Pastika kaget dan mengecam jika pernikahan itu benar dilakukan di wilayahnya.
"Ini enggak boleh terjadi di Bali. Apalagi bawa agama Hindu, sangat dilarang itu. Karena itu kita mesti tegur, persisnya di mana itu tempatnya. Coba tanyakan kalau ada waktu kepada Majelis Desa Pakraman atau Majelis Desa Madya karena itu satu aib lagi dan itu tabu," tegas Pastika di Denpasar, Rabu (16/9).
Hal senada pun dinyatakan oleh majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Provinsi Bali. Mereka langsung membentuk tim khusus untuk memastikan kebenaran pernikahan sesama jenis yang diduga di Bali.
Pasangan gay gelar pesta mirip resepsi nikah bikin geger Boyolali
Dua pria warga Boyolali, Jawa Tengah, pada Sabtu (10/10) benar-benar membuat geger. Dengan berdandan layaknya pengantin, mereka menggelar tasyakur, seperti sebuah pesta pernikahan.
Dua sejoli berinisial Dar dan Dum dengan berdandan mempelai pria dan wanita duduk di kursi pelaminan di ruangan yang didekorasi. Alunan musik campursari pun terdengar di sepanjang acara. Meski sempat terdengar kabar pembatalan acara tersebut, namun pesta yang tak berlangsung lama itu akhirnya terjadi juga.
Dar sang pengantin pria mengenakan setelan jas dengan mengenakan kopiah, ditemani pengantin berbalut anggun busana Jawa lengkap dengan untaian bunga melati. Meskipun keduanya duduk di kursi pelaminan, namun tak ada penghulu, ritual dan prosesi perkawinan yang sebenarnya. Sebab dua orang yang duduk di pelaminan tersebut sama-sama berjenis kelamin pria.
Kepala Desa setempat berinisial S menegaskan, acara pesta yang dihelat kedua warganya tersebut bukanlah sebuah pernikahan. Pihak desa, tegas dia, tak akan pernah mengizinkan pernikahan sesama jenis.
"Itu bukan pernikahan, kami tidak akan memberikan izin. Jelas, jika dilakukan itu bertentangan dengan hukum dan norma yang berlaku," ujar S saat dihubungi merdeka.com, Minggu (11/10).
Sum, yang juga tokoh masyarakat setempat menambahkan, dirinya dan warga sekitar sudah sejak lama mengetahui pasangan tersebut menjalin hubungan asmara layaknya sepasang kekasih. Warga sebenarnya menolak terlebih jika mereka nekat meresmikan hubungannya dengan pernikahan.
"Masyarakat di sini sebenarnya tidak setuju. Intinya kami tidak melegalkan dan menerima hubungan sejenis," tegasnya.
Dia menduga, pasangan Dar dan Dum nekad menggelar acara seperti pesta pernikahan untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat. Meski tak lazim mereka tetap ingin menunjukkan jika keduanya adalah sepasang kekasih, dan berusaha agar masyarakat bisa menerima hubungan mereka.
Sementara itu dalam acara tasyakuran tersebut, seorang pemandu acara terus mengingatkan kepada tamu yang datang bahwa acara tersebut bukan perkawinan. Selain warga sekitar, cukup banyak komunitas waria dari Boyolali dan sekitarnya yang datang ke cara tersebut.
Tahun 2008, pernikahan sesama jenis pernah terjadi di Bali
Pernikahan sejenis ternyata tidak hanya terjadi akhir-akhir ini yang membuat gempar publik Indonesia. Tapi ternyata pada tahun 2008 pernikahan tersebut sudah pernah dilakukan di tanah air tepatnya di Bali.
Pasangan tersebut bernama Hendricus Johannes Deijkers dan Christianus Huijbregts. Hendricus merupakan warga Belanda, sedangkan Christianus merupakan pria asli Bali, akan tetapi sudah sejak lama tinggal dan menetap di negari kincir angin itu.
Mereka menggelar pernikahan secara Hindu, di Desa Pupuan Sawah, pinggiran Tabanan, Bali, Rabu (15/8/2008). Saat acara sakral digelar mereka mengenakan pakaian adat masyarakat Bali. Selain itu, kedua mempelai juga melakukan ritual pindah agama. Dihimpun dari berbagai sumber, pernikahan ini disebut-sebut bukan yang pertama, sebab sebenarnya mereka telah menikah sebelumnya di Belanda, negara asal Hendricus.
Menurut data Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI), pasangan sesama jenis ini merupakan pasangan gay pertama, yang menjalani ritual pernikahan Hindu di Bali.