Pidato Anies Baswedan usai ditetapkan KPU sebagai Gubernur Jakarta
Dalam pidato kemenangan di Museum Bank Indonesia, Anies akan memperhatikan nasib kaum marginal.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta telah menetapkan pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sebagai gubernur dan wakil gubernur terpilih. Dalam pidato kemenangan di Museum Bank Indonesia, Anies akan memperhatikan nasib kaum marginal.
"Gubernur dan Wakil Gubernur harus menghadirkan keadilan bagi semua. Harus mengutamakan pembelaan kepada yang lemah, terpinggirkan. Kami Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih bertekad menujukkan keberpihakan yang jelas kepada meraka yang belum merasakan keadilan di Jakarta," kata Anies, Jumat (5/5).
Nantikan update berita Anies Baswedan di Liputan6.com
Berikut pidato lengkap Anies Baswedan setelah ditetapkan sebagai gubernur:
Selamat malam, salam sejahtera
Alhamdulillah sore ini Jakarta dikirim hujan jadi tempat ini sejuk. Saudara Setanah Air dari berbagai suku agama golongan. Kita hadir di Jakarta amat beragam tapi darah kita Indonesia tapi semangat kita merah putih. Hari ini hari bersejarah bagi rakyat Jakarta. Ikhtiar gotong royong dan doa yang dipanjatkan terus menerus. Ikhtiar dan doa yang dibantu pertolongan Allah.
Tidak ada yg dapat menghalangi ketetapannya dan warga Jakarta telah berpesan keadilan bagi rakyat Jakarta. Izinkan kami mengawali dengan ucapan terima kasih kepada warga Jakarta atas Pilkada yang damai tertib demokratis. Terima kasih kepada alim ulama habaib relawan yang ada di mana-mana. Jubir resmi dan tak resmi di mana-mana.
Terima kasih kepada Pak Prabowo, Pak Sohibul, Pak Zulkfili, Pak Hary Tanoe dan Rhoma Irama yang telah menunjukan praktik beragam. Terima kasih kepada KPU, Polda, Kodam dan teman-teman media yang menggandakan pesan.
Tak kalah penting, terima kasih kepada Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni yang menjadi rekan bersama saat Pilkada yang membuat Pilkada berlangsung adil.
Mandat telah diberikan, mengubah nasib melalui pemerintahan, Pilkada kerap disederhanakan kontestasi antarkandidat. Pilkada sering dianggap politik praktis, akhirnya ada pihak yang kalah dan menang. Kami dari awal menolak pandangan itu. Pilkada bukan soal kandidat itu soal kehidupan warga Jakarta. Pilkada momen bagi warga untuk koreksi pembaruan, dalam kesempatan itu warga bosa berdialog, berdebat, berselisih pendapat. Itu semua untuk mennentukan suara bukan untuk pemenang tapi pemegang mandat rakyat. Kemarin pilkada pemenangnya bukan pasangan nomor tiga tapi warga Jakarta.
Penetapan KPU akhir dari kampanye tetapi ketetapan itu awal dari perjuangan, melunasi semua janji dan memenuhi semua harapan warga Jakarta. Oleh sebab itu bagi kami hasil ini bukan milik Anies-Sandi tapi milik warga Jakarta.
Mari kita tengok dengan optimisme mari kita bergandengan sebagai saudara di Kota Jakarta. Energi yang terbelah kita satukan kembali. Jakarta ini unik. Selain ibu kota tapi juga menyimpan sejarah ratusan tahun.
Bahkan gedung ini menyimpan sejarah. Jakarta menyimpan kisah peradaban manusia. Jakarta menjadi meeting point warga Nusantara. Karena itu kami meyakin Jakarta bukan kumpulan real estate, gedung, sungai tapi di sini kumpulan manusia yang berjiwa dan bukan kumpulan barang yang tidak berjwa.
Jakarta juga tempat menjadi kumpulnya tekad. Di kota ini pula bendera pusaka dikibar tinggikan. Di kota ini pula proklamasi digaungkan dan disebarkan ke seluruh dunia.
Kita mengerti dalam mengambil keputusan tidak mudah. Tapi ke depan dapat dipahami ini adalah kompetisi konsepsi. Ini ada dinamika. Dinamika mampu menjadi alas bagi demokrasi yang sehat. Ide dan gagasan diartikulasikan dengan cara damai. Ini prinsip dasar demokrasi dan Jakarta membuktikan bisa menerapkan itu.
Bagi kami perjalanan ini adalah perjalanan spiritual. Ada rasa haru, bangga, optimis, saat kita melihat warga bekerja menghadirkan keadilan.
Kita ingin dan kita ingin pastikan Jakarta menjadi Ibu Kota NKRI. Di kota inilah pengejawantahan Pancasila harus nyata terlihat terutama perilaku di pemerintahan. Terutama keadilan sosial menjadi parameter utama di Jakarta dalam melaksanakan Pancasila.
Gubernur dan Wakil Gubernur harus menghadirkan keadilan bagi semua. Harus mengutamakan pembelaan kepada yang lemah, terpinggirkan. Kami Gurnur dan Wakil Gubernur terpilih bertekad menujukkan keberpihakan yang jelas kepada mereka yang belum merasakan keadilan di Jakarta.
Kami bertatap muka dengan beragam elemen, termasuk mereka yang tersembunyi dari pemberitaan arus utama di media.
Seperti kemarin syukuran di kampung, syukurannya pun swadaya. Saya ngobrol dengan Bang Sandi, kenapa mereka syukuran karena mereka terlibat.
Seorang ibu mengatakan ingin DP nol dapat direalisasikan. Punya anak tiga ingin ditabung untuk DP tapi enggak bisa karena untuk anak sekolah. Tapi Insya Allah dengan program DP keinginan punya rumah bisa diwujudkan.
Di kampung bisa menggeser rumahnya dan mengatakan bisa membersihkan rumahnya. Jangan katakan mereka yang tinggal di kampung kumuh tidak bisa berpikir jernih. Mereka memang masih miskin tapi mereka contoh warga yang berdaya dan menolak menjadi objek pembangunan yang tidak manusiawi.
Kita juga bertemu dengan Salim Abdullah tapi dia memilih meninggalkan pekerjaannya di kampung. Semua di belakang hotel ternama yang menjajakan kenikmatan dunia. Di sana ada seribu kepala keluarga, Pak Salim mendirikan sekolah dan bantuan permodalkan mikro bagi para ibu dan cita-citanya sederhana menghapus kemiskinan dan kekotoran. Sudah dilakukan 20 tahun lamanya.
Bang Sandi pernah bercerita. Bapak ibu sekalian Gubernur dan Wakil Gubernur pemimpin bagi semua. Pengemban amanah tapi kita ingin tegaskan di sini, prioritas kami adalah mereka yang selama ini lemah dan mereka yang terlewatkan. Mereka yang menitipkan harapan dan impian kepada kami. Mari kita bergerak bersama. Kita ingin mewujudkan Jakarta rumah kita bersama. Tapi rumah tidak akan jadi rumah kalau mengurung diri di kamar masing-masing.
Karena itu kita ingin membangun suasana saling menghargai saling menghormati. Persatuan bukan terletak di Kebhinekaan tapi adalah Keadilan.
Gubernur dan Wakil Gubernur bukan hanya administrator bagi warga, penyedia jasa tetapi kita ingin menjadikan kepempimpinan kolaborasi antara pemerintah dengan seluruh warga yang melibatkan seluruh warga.
Kini ketetapan itu sudah diresmikan, mewujudkan kata, mewujudkan karya atas selama ini yang kita tekadkan. Mari kita semua teruskan ikhtiar ini.
Izinkan sebagai penutup kami berdua sampaikan terima kasih kepada ibunda kami berdua yang ksusus hadir di sini. Mereka berdua menjadi pemimpin kita. Terima kasih kepada isteri kami Fery Farhati dan Nur Asia. Semua ini support keluarga membuat usaha jadi lebih mudah. Doakan pertolongan Allah mendampingi perjalanan kita.
Terima kasih salam hormat dari kami untuk semua.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Bagaimana Anies Baswedan menanggapi kekalahan Pilpres? "Mau perjalanan yang nyaman dan enak, pilih jalan yang datar dan menurun. Tapi jalan itu tidak akan pernah mengantarkan kepada puncak manapun," ujarnya."Tapi kalau kita memilih jalan yang mendaki, walaupun suasana gelap ... kita tahu hanya jalan mendaki yang mengantarkan pada puncak-puncak baru."
-
Apa yang disampaikan Anies Baswedan di sidang perdana PHPU? "Karena memang sebagai prinsipal di awal kami hadir menyampaikan pesan pembuka sesudah itu nanti disampaikan lengkap oleh tim hukum," kata Anies, kepada wartawan, Rabu (27/3).
-
Siapa kakek dari Anies Baswedan? Sebagai pria berusia 54 tahun, Anies Baswedan adalah cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang diplomat yang pernah menjabat sebagai wakil Menteri Muda Penerangan RI dan juga sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia.
-
Siapa yang dijemput Anies Baswedan? Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mendatangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
-
Apa yang dikatakan Anies Baswedan dalam video yang beredar? "Dengan kekalahan saya pada pemilu presiden yang lalu, saya memutuskan untuk menjadi gamer," Anies terlihat mengatakan hal itu dalam sebuah video yang beredar."Untuk itu saya akan memperkenalkan gim yang saya mainkan, Honor of Kings."