Polemik utang IMF, gara-gara Jokowi kurang paham baca data
Jokowi bilang masih ada utang IMF. SBY bantah. Bagaimana sebenarnya?
Polemik hutang Dana Moneter Internasional (IMF) antara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden RI Joko Widodo masih memanas. Sebab SBY gerah atas peryataan Jokowi mengenai Indonesia belum bisa terlepas dari IMF, telah memberikan tanggapan bahwa utang tersebut telah dilunasi pada tahun 2006 lalu.
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) M Misbakhun menyatakan polemik ini hanya sekedar kekurangpahaman dalam membaca data Special Drawing Right (SDR). Menurutnya, data ini memang sulit dimengerti oleh setiap orang.
"Kalau menurut saya ini hanya masalah kekurangpahaman dalam membaca data soal SDR (special drawing right) yang menjadi standar acuan oleh IMF. Dimana tidak semua orang mengerti dan paham soal hal tersebut sehingga ketika ada komitmen soal tersebut dianggap sebagai utang," jelas Misbakhun ketika dihubungi, Rabu (29/4).
Oleh karena itu, Menteri Keuangan sebagai yang bertanggung jawab soal hubungan dengan lembaga seperti IMF dianggap sudah meluruskan permasalahan ini dengan baik. Menurutnya, penjelasan dari Menkeu sudah
cukup menjadi bahan informasi kepada ublik mengenai posisi Indonesia terhadap IMF terkait apa yang dimaksud sebagai utang tersebut.
"Sudah cukup bagus dan memadai apa yang disampaikan oleh Menteri Keuangan. Tidak perlu pernyataan presiden lagi untuk menjelaskan hal tersebut karena jawaban Menteri Keuangan sudah cukup jelas dan tuntas,"tutup Misbakhun.
Kemarin, menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro sudah menegaskan Indonesia tak punya utang lagi pada IMF. Yang ada hanyalah dana siaga, yang bukan utang.
"Pemerintah Indonesia tidak utang ke IMF. Itu dari Bank Indonesia sebesar USD 2,79 miliar dalam rangka pengelolaan devisa, jadi bukan utang yang harus dibayar," ujar Menkeu Bambang saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Selasa (28/4).
Menteri Bambang menjelaskan bahwa dana siaga sebesar USD 2,79 miliar sebagai imbalan karena menjadi keanggotaan IMF dan bisa ditarik sewaktu-waktu jika membutuhkan. Hingga saat ini, lanjut Menteri Bambang, bank sentral tidak pernah menarik dana siaga tersebut sehingga tidak menjadi utang untuk Indonesia.