Polisi berkuda bakal keliling jaga tempat wisata di Yogya
Dua kuda asal negeri Belanda akan memperkuat Unit Satwa Polda DIY. Kedua kuda ini akan dipergunakan untuk memperkuat patroli keamanan di wilayah wisata.
Dua kuda asal negeri Belanda akan memperkuat Unit Satwa Polda DIY. Kedua kuda ini akan dipergunakan untuk memperkuat patroli keamanan di wilayah wisata.
Kanit Satwa Polda DIY, AKP drh Adi Purnomo mengatakan dua kuda yang dinamai G dan Sandoka ini berasal dari Mabes Polri. Kedua kuda ini resmi berada di wilayah Polda DIY sejak Sabtu (9/12) lalu.
-
Apa yang istimewa dari Yogyakarta? Pada zaman pendudukan Jepang, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta disebut dengan istilah Yogyakarta Kooti.
-
Kapan Kepala BPIP meresmikan Pojok Taman Baca Pancasila di bantaran Kali Code Yogyakarta? Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi, meresmikan Pojok Taman Baca Pancasila sekaligus membagikan Program Basis (Bantuan Atasi Stunting) berupa pemberian makanan sehat serta pemberian paket belajar kepada anak-anak Bantaran Kali Code Yogyakarta, Senin (28/8/23).
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Kapan Yogyakarta mendapatkan status istimewa? Status keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri punya sejarah yang panjang. Sejarahnya bahkan sudah dimulai jauh sebelum undang-undangnya disahkan pada tahun 2012. Bahkan status keistimewaan itu sejatinya telah diperoleh sebelum kemerdekaan.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Kenapa Kepala BPIP meresmikan Pojok Taman Baca Pancasila di bantaran Kali Code Yogyakarta? Yudian mengatakan, anak-anak merupakan harapan kepemimpinan masa depan bangsa dan Pojok Taman Baca Pancasila sebagai bentuk gotong royong untuk turut mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
"Kami pilih kuda untuk melestarikan budaya dan sekaligus menarik minat wisatawan. Di Yogyakarta inikan masih banyak yang pakai kuda untuk transportasi misalnya delman," ujar Adi, Kamis (14/12).
Adi menuturkan ada kelebihan dari menggunakan kuda untuk berpatroli. Kuda berjenis warm bloom memiliki badan tinggi, lanjut Adi, nantinya akan memudahkan petugas untuk melakukan pemantauan saat beroperasi.
Andi menerangkan kedua kuda ini akan mulai digunakan untuk mengamankan liburan panjang Natal dan Tahun Baru di tempat wisata seperti di kawasan Malioboro. Selain itu, lanjut Adi, kedua kuda akan digunakan juga untuk mengamankan festival maupun karnaval budaya yang kerap digelar di Yogyakarta.
"Kebetulan bagi kami (Polda DIY) bahwa sering ada karnaval budaya di Yogyakarta. Kuda-kuda ini pas juga untuk digunakan mengamankan acara itu," papar Adi.
Adi menambahkan selain di Yogyakarta, ada tiga wilayah Polda yang memiliki pasukan kuda. Keempat wilayah itu adalah Polda Jawa Tengah, Polda Bali dan Polda NTB. Di Polda DIY, kedua kuda ini bergabung di Unit Satwa Polda DIY bersama pasukan K-9 (anjing pelacak).
"Di unit K-9 (Polda DIY) sendiri saat ini ada 13 ekor anjing. Anjing-anjing ini memunyai spesifikasi keahliannya masing-masing," tutup Adi.
Baca juga:
Terbakar cemburu, lima pemuda di Yogyakarta keroyok Rian
Perhelatan akbar para petualang, Jogja Outdoor Show 2017 resmi ditutup
Menkominfo bakal gandeng MUI buat fatwa pedoman bermedia sosial
Kereta semi cepat Jakarta-Surabaya mulai dibangun pertengahan 2018