Politisi Jakarta turun tangan, diskusi Tan Malaka jadi digelar
"Dapat larangan dari polisi bahwa orang asing bicara depan umum harus izin sama Mabes Polri," kata Poeze.
Diskusi Tan Malaka akhirnya tetap digelar pada 17 Februari di Gerobak Art Kos, Jalan Stonen 29 Semarang. Sebelumnya ormas Pemuda Pancasila (PP) menolak dengan alasan Pahlawan Nasional itu berideologi komunis.
Penulis buku Tan Malaka , Harry A Poeze mengatakan, ormas bentukan Orde Baru itu memang sudah mengirim surat ke wali kota dan Polres setempat agar diskusi tidak digelar. Mereka juga mengancam bakal menggelar aksi jika diskusi berjalan.
"Dapat larangan dari polisi bahwa orang asing bicara depan umum harus izin sama Mabes Polri," kata Poeze kepada merdeka.com, Jumat (14/2).
Menurut Poeze, setelah ada seorang politisi berbicara dengan pentolan ormas, diskusi akhirnya bisa digelar. Namun pria asal Belanda itu enggan membeberkan identitas politikus tersebut.
"Ada desakan dari politis Jakarta supaya diskusi itu diizinkan. Akhirnya Polres Semarang narik larangan dan PP batal gelar aksi. Diskusi tetap dilaksanakan," katanya.
Poeze sendiri masih menunggu situasi pasca-erupsi Gunung Kelud untuk terbang ke Semarang. "Bakal datang tergantung cuaca Gunung Kelud. Sekarang cuaca lagi buruk," kata Poeze yang sedang berada di Yogyakarta.
Ketua Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila Kota Semarang, Joko Santoso saat dikonfirmasi mengakui pihaknya mendapat telepon dari Wakil Ketua Umum Partai Gerinda Fadli Zon setelah persoalan ini mencuat. Ditanya apakah pihaknya melunak setelah dapat telepon dari Fadli Zon , Joko hanya tertawa.
"Mas Fadli Zon senior saya di partai kontak saya, banyak masukan dari beliau masalah Tan Malaka . Saya disuruh memahami dulu, baru memutuskan," kata Joko.
Sebelumnya, ormas Pemuda Pancasila (PP) menyampaikan keberatan acara tersebut digelar. Mereka menyampaikan melalui surat kepada Kepala Polrestabes Semarang. Surat ditandatangani Ketua Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila Kota Semarang, Joko Santoso dan Sekretarisnya Moch Imron. Surat juga ditembuskan kepada Ketua MPW Pemuda Pancasila Jawa Tengah, Wali Kota Semarang, Komandan Kodim 0733 BS/Semarang dan penyelenggara diskusi.
"MPC Pemuda Pancasila Kota Semarang keberatan atas rencana penyelenggaraan kegiatan tersebut dan mohon kiranya kegiatan tersebut tidak mendapatkan izin dari Polrestabes Kota Semarang," demikian isi surat tertanggal 12 Januari 2014, atau lima hari sebelum diskusi digelar di Gerobak Art Kos, Jl Stonen 29 Semarang, 17 Februari 2014 pukul 19.30 Wib.