Polri akan usut pertemuan pendukung ISIS di masjid di Jakarta
Atas pemberitaan media Australia itu, Polri akan selalu mewaspadai semua tempat yang dicurigai.
Media Australia ABC melaporkan adanya pertemuan rahasia para pendukung kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Pertemuan tersebut terjadi di salah satu masjid di Jakarta. Menanggapi hal tersebut, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Irjen Anton Charliyan mengatakan, informasi tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya. Namun, pihaknya tetap mengantisipasi kemungkinan tersebut.
"Ya ini masih pendalaman juga, jangan sampai kami memberi berita hoax (bohong). Tapi walaupun demikian, sekecil apapun informasi akan kami dalami," katanya, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (23/2).
Namun, kata Anton, atas pemberitaan tersebut pihaknya akan selalu mewaspadai semua tempat yang dicurigai. Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga memantau aktivitas yang bisa berujung pada pendoktrinan.
"Semua yang mencurigakan (kami dalami), makanya ini perlu ada ketahanan masyarakat dan lingkungan. Kita akan minta bantuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dan seluruh pemangku kepentingan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk," ujarnya.
Walaupun demikian, Anton mengungkapkan kemungkinan tersebut masih kecil sehingga masyarakat tidak perlu terlalu khawatir.
"Teroris lebih banyak mengincar orang yang beriman lemah. Kecuali pesantren yang memang mengkonsolidasi agak keras," pungkasnya.
Sebelumnya, seorang juru kamera ABC, yang berkebangsaan Indonesia, disebutkan memperoleh akses ke pertemuan tersebut. Dia merekam dengan jelas apa yang diungkapkan dalam pertemuan tersebut, meski ada upaya untuk menghentikan gambar yang dia ambil.
"Mereka mendeklarasikan jika wilayah ISIS merupakan sebuah wilayah yang menegakkan hukum Allah sepenuhnya dan tidak ada intimidasi dari negara lain," ujar ulama garis keras, Syamsudin Uba, pada pertemuan tersebut, seperti dilaporkan ABC, Selasa (23/2).
"Dan atas dasar pengorbanan darah, mereka menyatakan diri sebagai sebuah Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)."