Polri minta angka survei jangan jadi patokan pemenang Pilgub DKI
Polri minta angka survei jangan jadi patokan pemenang Pilgub DKI. Polri mengingatkan agar masyarakat tidak menjadikan hasil survei sebagai patokan hasil Pilgub nanti. Boy mengatakan hal tersebut agar masyarakat tidak menjadikan hasil survei sebagai hasil akhir dari Pilgub DKI nanti.
Kepolisian Negara Republik Indonesia ikut berkomentar perihal banyaknya lembaga yang merilis hasil survei Pilgub DKI Jakarta. Polri mengingatkan agar masyarakat tidak menjadikan hasil survei sebagai patokan hasil Pilgub nanti.
"Kami ingatkan ke masyarakat hasil survei bukan kepastian. Mohon maaf saya katakan seperti ini kepada yang melakukan survei, yang kita perlukan hasil konkret dari hasil nanti apapun hasil itu, dia bisa sejalan, bisa juga tidak sejalan," kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (17/4).
Boy mengatakan hal tersebut agar masyarakat tidak menjadikan hasil survei sebagai hasil akhir dari Pilgub DKI nanti. Apalagi, hasil survei dijadikan alasan pendukung calon untuk meributkan hasil akhir penghitungan suara Pilgub DKI.
"Kami hanya perlu menyampaikan agar tidak diyakini itu kepastian. Hasil survei bukan kepastian. Hasil real dari 13 ribu TPS," ujar dia.
"Itu bisa dijadikan rujukan, tetapi survei bukan kepastian. Yang dapat kita pastikan hasil resmi," timpal Boy.
Kendati begitu, Boy menyampaikan permohonan maaf kepada pihak lembaga survei terkait hal ini. Dia meminta masyarakat khususnya warga DKI menunggu hasil penghitungan suara resmi yang dilakukan oleh KPU Daerah DKI.
"Sekali lagi ke pengelola survei saya mohon maaf, hasil survei bukan kepastian. Kita tunggu hasil penghitungan resmi itu," pungkas Boy.