PPATK berharap ada temuan baru soal First Travel
Seluruh temuan PPATK sudah diserahkan kepada pihak kepolisian. Pihaknya memberi kesempatan terlebih dahulu kepada para penyidik kepolisian untuk menyelidiki hasil temuan tersebut. PPATK mengaku belum bisa menelusuri seluruh aliran dana First Travel.
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap sisa dana Rp 7 miliar dari rekening perusahaan penyedia jasa travel umroh, PT First Anugerah Karya Wisata alias First Travel. Dana tersebut ditemukan dari 50 rekening yang telah ditutup PPATK. PPATK berharap akan mendapat temuan lain.
"Kita berharap iya, karena kan hasil penelusuran," kata Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin usai menghadiri acara akad nikah anak Kepala BIN Budi Gunawan dan Kepala BNN Budi Waseso, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (2/9).
-
Bagaimana ojek pertama kali berkembang di Jakarta? Munculnya ojek di Jakarta merupakan imbas dari dilarangnya becak dan bemo masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok sehingga orang-orang memakai sepeda untuk menawarkan jasanya.
-
Di mana Ekspedisi Perubahan pertama kali diadakan? Desa Turus Patria, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten menjadi lokasi pertama yang dikunjungi Ekspedisi Perubahan oleh Ubah Bareng, Senin (8/1).
-
Kapan tukang parkir pertama kali muncul di Jakarta? Sejumlah sumber menyebut jika kehadirannya berlangsung pada tahun 1950-an, ketika warga Jakarta mulai mampu membeli kendaraan.
-
Kapan Pilkada Serentak pertama kali dilaksanakan di Indonesia? Pilkada Serentak pertama kali dalam cakupan nasional di Indonesia dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2015.
-
Apa yang Prabowo rasakan saat pertama kali menaiki kereta cepat Jakarta Bandung? "Iya pertama kali saya naik luar biasa. Sangat nyaman, membanggakan sebagai anak bangsa," kata Prabowo di Stasiun KCIC Halim Jakarta Timur, Selasa (19/9/2023).
-
Kapan Tari Kecak pertama kali dikembangkan? Tarian ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1930-an.
Dia mengatakan, seluruh temuan PPATK sudah diserahkan kepada pihak kepolisian. Pihaknya memberi kesempatan terlebih dahulu kepada para penyidik kepolisian untuk menyelidiki hasil temuan tersebut. PPATK mengaku belum bisa menelusuri seluruh aliran dana First Travel. "Sampai sekarang belum," ucapnya.
Diketahui sebelumnya, pihak PPATK sudah menemukan Rp 7 Miliar dari rekening First Travel. "Sisa dananya ada dari rekening-rekeningnya. Kita sudah menutup 50 rekening yang di dalamnya terdapat dana Rp 7 miliar," ujar Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (29/8).
"Iya, uang di rekening. Kalau soal nanti ada berapa dalam bentuk asetnya itu nanti kita tunggu hasil dari Polri. Kami kan hanya transaksi nih, apakah transaksi itu sampai sekarang masih ada atau tidak," jelas Kiagus.
Temuan itulah yang disampaikan PPATK kepada Bareskrim Polri. Sayangnya, Kiagus enggan membeberkan secara rinci.
"Hasilnya nanti ditanyakan ke Bareskrim saja. Jadi sudah kita sampaikan ke sana supaya tidak simpang siur nanti bisa ditanyakan di sana," tuturnya.
"Rekening itu enggak boleh kami sebutkan. Pokoknya jumlah saja ya," tambahnya.
PPATK, lanjut Kiagus, pihaknya menemukan adanya aliran dana keluar negeri. Namun, masih terus ditelusuri PPATK.
"Iya. Kita kalau transaksi keluar negeri ada. Tapi itu nanti itu ditelusuri apakah sisa dananya masih ada, kalau dia beli aset-asetnya masih ada itu nanti tindak selanjutnya yang akan ditempuh oleh penyidik," ujarnya.
Polisi telah menetapkan tiga orang tersangka dalam dugaan penipuan terhadap calon jemaah umrah oleh PT First Anugerah Karya Wisata (First Travel). Aliran dana para calon jemaah umrah yang mencapai miliaran rupiah ternyata diinvestasikan ke aset pribadi, seperti mobil dan rumah.
Baca juga:
Polisi minta bantuan PPATK telusuri belasan rekening milik Saracen
Demi masuk FATF, PPATK siap perangi pencucian uang & pendanaan terorisme
PPATK pastikan aset restoran bos First Travel di London dari uang jemaah
PPATK tunggu umpan bola dari Polri buat usut aliran dana Saracen
Bakal dievaluasi tim APG, Wiranto harap PPATK bisa gabung FATF
FATF penting bagi Indonesia, kementerian dan lembaga bersiap hadapi MER