PSBB di Cianjur Tak Efektif, Warga Masih Berkerumun & Pemudik Memaksa Pulang Kampung
PSBB pun diajukan untuk diperpanjang.
Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Cianjur Yusman Faisal mengungkapkan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) parsial Jawa Barat di Cianjur, kemungkinan diperpanjang. Yusman menyebutkan perpanjangan PSBB itu karena masih minimnya kepedulian warga untuk menerapkan 'social distancing' dan 'physical distancing' serta masih banyaknya pemudik yang memaksa pulang ke berbagai kecamatan di Cianjur.
Yusman Faisal mengatakan memasuki hari keenam penerapan PSBB parsial Jawa Barat di Cianjur, tingkat kepedulian warga untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 masih kurang dan masih berkisar di angka 30 persen, terutama pemudik yang memaksa tetap pulang kampung.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
"Kalau berkaca dari wilayah lain, kemungkinan PSBB akan diperpanjang karena kepedulian warga masih kurang, sehingga tahap awal terkesan tidak efektif. Masih banyak warga yang berkerumun tepatnya di sejumlah toko swalayan dan toko pakaian di pusat kota Cianjur dan pusat kecamatan yang diberlakukan pembatasan," kata Yusman saat dihubungi, Selasa (12/5), dikutip Antara.
Sehingga pihaknya bersama Satuan Gugus Tugas Covid-19 Cianjur dan Forkopimda Cianjur, segera melakukan evaluasi terkait PSBB parsial tahap pertama yang dinilai belum efektif karena masih tingginya pelanggaran yang dilakukan warga dengan mengabaikan larangan selama pembatasan yang diterapkan di 18 kecamatan yang dinilai rawan terjadi penyebaran.
Bahkan pihaknya akan menyarankan diterapkannya sanksi tegas terhadap warga yang masih melanggar aturan yang diterapkan. Pasalnya ungkap dia, minimal sanksi fisik seperti push up dan sit up dapat diberlakukan agar ada efek jera terhadap pelanggar dan sanksi hukum jika kembali terbukti melakukan pelanggaran.
Sementara Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, menilai penerapan PSBB parsial yang diberlakukan di Cianjur, berjalan cukup baik di sejumlah kecamatan. Sedangkan di kecamatan yang masih dinilai kurang akan segera dievaluasi termasuk diberikan sanksi tegas seperti hukuman push up dan sit up bagi warga yang masih melanggar dan sanksi hukum bagi yang kembali melanggar.
"Ini merupakan PSBB parsial Jawa Barat, sehingga sanksi tegas yang akan diterapkan sesuai dengan apa yang dilakukan Pemprov Jabar. Kami akan mengevaluasi kecamatan yang masih belum seluruhnya mentaati larangan selama PSBB," katanya.
Kondisi Pasien Positif Covid-19 Membaik
Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur, Jawa Barat, mencatat kondisi tiga pasien positif terjangkit Covid-19 yang menjalani perawatan di ruang isolasi di rumah sakit di daerah itu terus membaik. Bahkan seorang di antaranya tenaga medis yang tercatat sebagai pasien 03 Covid-19 dinyatakan sembuh dan tinggal menunggu hasil uji swab ketiga sebelum dipulangkan.
Yusman Faisal mengatakan kondisi kesehatan tiga orang pasien positif Covid-19, terus membaik selama menjalani isolasi di rumah sakit Cianjur. Bahkan hasil uji swab kedua dari ketiga pasien tersebut menunjukkan hasil negatif sehingga pihaknya berharap ketiganya dapat sembuh total.
"Satu orang tenaga medis yang dinyatakan positif tercatat sebagai pasien 03 Cianjur, tinggal menunggu hasil uji swab ketiga sebelum dinyatakan benar-benar sembuh dan diperbolehkan pulang. Hasil Swab kedua sudah keluar dan dinyatakan negatif, semoga yang ketiga juga sama," katanya.
Dua orang pasien positif 02 dan 04, hingga saat ini kondisinya pun menunjukkan ke arah lebih baik terutama pasien 04 yang merupakan dokter di salah satu rumah sakit, sudah tidak mengalami gejala batuk atau sesak nafas. Keduanya tinggal menuntaskan isolasi kedua dan menunggu hasil uji swab ketiga sebelum dinyatakan sembuh.
"Harapan kami semua pasien yang positif dapat dinyatakan sembuh dan bebas dari Covid-19. Mereka saat ini dalam kondisi stabil dan sudah bisa berkomunikasi tanpa ada keluhan," katanya.
Sedangkan hingga saat ini, tutur dia, pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal dunia sebanyak 12 orang, sebagian besar meninggal karena penyakit bawaan yang sudah kronis. Namun belasan pasien yang meninggal, sebelumnya tetap menjalani tes, baik tes cepat maupun tes swab tes dan hasilnya negatif.
"Hingga saat ini jumlah PDP pun terus bertambah dan rata-rata menjalani perawatan sesuai dengan prosedur penanganan Covid-19. Riwayat sebagian besar pasien tersebut memiliki penyakit kronis dan menjalani perawatan di ruang isolasi yang ada di rumah sakit di Cianjur," katanya.
Pihaknya terus mengimbau warga untuk menerapkan pola hidup sehat, tidak keluar rumah atau sosial distancing serta melakukan physical distancing ketika terpaksa keluar rumah guna memutus rantai penyebaran Covid-19. Hal tersebut sebagai upaya mendukung pemerintah dalam melakukan penanganan cepat Covid-19 dan PSBB parsial yang dilakukan tepat sasaran.
(mdk/gil)