PSI Bela Heru Ganti Slogan Jakarta Era Anies: Itu Perbaikan Bukan Penggantian
Menurut Justin, penggantian slogan Jakarta dari 'Maju Kotanya, Bahagia Warganya' menjadi 'Sukses Jakarta Untuk Indonesia' merupakan gambaran dari visi yang dimiliki oleh Heru.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono mengganti slogan Jakarta menjadi 'Sukses Jakarta untuk Indonesia'. Slogan ini berbeda dengan era Gubernur Anies Baswedan 'Maju Kotanya, Bahagia Warganya'.
Anggota Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Justin Adrian menilai langkah Heru merupakan perbaikan dan peningkatan. Bukan penggantian.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah melakukan pertemuan dengan Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Kapan Anang Hermansyah dan Krisdayanti akan bertarung di Pemilu? Krisdayanti diketahui akan kembali bertarung untuk merebut kursi parlemen dalam Pemilu 2024 melalui Dapil Jawa Timur V. Sementara itu, Anang Hermansyah akan berjuang untuk mendapatkan suara di Dapil V Kabupaten Bogor.
-
Apa yang disampaikan Anies Baswedan di sidang perdana PHPU? "Karena memang sebagai prinsipal di awal kami hadir menyampaikan pesan pembuka sesudah itu nanti disampaikan lengkap oleh tim hukum," kata Anies, kepada wartawan, Rabu (27/3).
-
Mengapa Susi Pudjiastuti bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Meski capres telah diumumkan, hingga kini bakal cawapres belum terlihat hilalnya. Justru Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah bertemu dengan dua tokoh besar Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Siapa yang dijemput Anies Baswedan? Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mendatangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
-
Kapan Anies dan Cak Imin menghadiri penetapan Prabowo-Gibran? Hari ini, Rabu (24/4), KPU akan menetapkan pasangan capres-cawapres nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029.
"Yang dilakukan Pak Heru adalah perbaikan dan peningkatan, bukan penggantian. Kita tidak perlu reaktif terhadap hal-hal yang tidak berkaitan langsung dengan problematika sesungguhnya yang harus dibenahi di DKI Jakarta, seperti banjir, kemacetan, sampah, polusi," kata Justin ketika dihubungi, Rabu (14/12).
Menurut Justin, penggantian slogan Jakarta dari 'Maju Kotanya, Bahagia Warganya' menjadi 'Sukses Jakarta Untuk Indonesia' merupakan gambaran dari visi yang dimiliki oleh Heru.
"Penggantian slogan saya kira adalah gambaran visi Pak Heru yang melampaui cita-cita Pak Anies dengan slogan sebelumnya karena slogan Pak Heru cakupannya nasional. Tidak ada yang salah dengan itu, karena Jakarta memang etalase Indonesia," tambah Justin.
Terkait penggantian Sekda, PSI menilai itu adalah hal yang masuk akal karena Marullah Matali dibutuhkan Heru untuk tanggung jawab yang lebih besar.
"Itu cukup masuk akal karena Pak Marullah diperlukan Pak Heru untuk cakupan kerja yang lebih luas selaku Deputi, termasuk komunikasi dengan Pemerintah pusat," ujar Justin.
Lebih lanjut, Justin juga berkomentar terkait hilangnya cat bertuliskan nama Anies Baswedan di Lapangan Ingub Klender, Jakarta Timur.
"Masalah pengecatan ulang fasilitas olahraga, saya kira tidak perlu ada yang merasa baper terkait cat-mengecat ini. Genteng flyover Tapal Kuda saja di cat ulang kok sama Oak Anies. Tentu tujuannya sama, yaitu agar lebih bagus," kata Justin.
Sebelumnya, PKS menyorot kinerja Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. PKS mempertanyakan perombakan sejumlah kebijakan yang sudah dicanangkan oleh mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan sebelumnya.
Salah satu bentuk kebijakan yang diganti terkait slogan yang diusung Anies sebelumnya, 'Jakarta Kota Kolaborasi.' Diganti menjadi 'Sukses Jakarta untuk Indonesia'.
"Slogan sebagai 'Kota Kolaborasi' tidak perlu diubah, apalagi masa jabatan hanya satu tahun, terkesan Heru melakukan 'De-Aniesisasi'," kata jubir PKS Muhammad Iqbal melalui keterangan tertulis, Selasa (13/12).
Iqbal menilai slogan 'Jakarta Kolaborasi' sudah sesuai dengan kondisi Jakarta yang menggambarkan kondisi kekinian dan cocok untuk seluruh golongan masyarakat.
"Apa yang dilakukan Pj Gubernur DKI adalah kebijakan yang tidak substansi dan asal beda saja dan terkesan ingin menghapus jejak Gubernur Anies Baswedan," katanya.
(mdk/tin)