Pulihkan ekosistem Gunung Semeru, pendakian ditutup selama 3 bulan
Penutupan akan berlaku selama sekitar tiga bulan sejak ditetapkan. Tetapi kepastian pembukaan kembali akan menunggu kondisi lapangan.
Pendakian ke Mahameru atau kawasan Gunung Semeru akan ditutup terhitung mulai 1 Januari 2018. Tujuan penutupan terkait pengelolaan kawasan yang dikelilingi oleh empat kabupaten tersebut untuk mengembalikan ekosistem hutan.
John Kenedie, Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) mengatakan, surat ketetapan telah ditandatangani sejak 15 Desember 2017. Ketetapan berlaku efektif mulai awal tahun 2018.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Semeru? Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik.
-
Bagaimana tinggi kolom letusan Gunung Semeru? Tinggi Letusan Menurutnya, tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak Semeru atau sekitar 4..476 meter di atas permukaan laut.
-
Kapan Gunung Seulawah Agam meletus? Dari segi sejarah erupsinya, tidak diketahui pasti kapan terjadinya letusan tersebut.
-
Kenapa pendakian Gunung Gede Pangrango ditutup? Keputusan tersebut dampak cuaca ekstrem yang diperkirakan masih berlangsung hingga bulan depan sehingga dapat mengancam keselamatan pendaki.
-
Siapa pendaki yang hilang di Gunung Semeru? Delapan tahun lalu, atau tepatnya tanggal 3 Juni 2016, seorang pendaki asal Swiss, Lionel Du Creaux dinyatakan hilang di Gunung Semeru.
"Kami sudah menandatangani surat, mulai 1 Januari pendakian ke Semeru kita tutup," kata John Kenedie di Kantor BB TNBTS, Jalan Raden Intan Kota Malang, Rabu (20/12).
Penutupan akan berlaku selama sekitar tiga bulan sejak ditetapkan. Tetapi kepastian pembukaan kembali akan menunggu kondisi lapangan.
"Berapa lama ditutup, kita lihat kondisi, apakah alam bersahabat dengan kita. Kalau bersahabat insya Allah 3 bulan akan kita buka kembali. Tapi kalau tidak kita undur, lebih dari tiga bulan," urainya.
Penutupan salah satunya untuk kepentingan pemulihan ekosistem di kawasan tersebut. Karena itu, intensitas hujan, banyaknya pohon tumbang dan cuaca ekstrem menjadi pertimbangan pembukaan kembali jalur pendakian. Jika hasil pemantauan di lapangan dianggap cukup maka akan segera dibuka kembali.
"Setiap tahun pemulihan ekosistem, supaya cantik lagi. Selama kurang lebih tiga bulan. Tetapi kalau nanti suasana bagus, dua atau tiga bulan ekosistemnya sudah bagus, kita pertimbangkan juga," jelasnya.
Selain kepentingan pemulihan ekosistem, pihaknya juga akan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana di jalur pendakian. Sejumlah fasilitas akan dibangun, di antaranya kamar mandi dan papan nama penunjuk jalan guna mendukung kenyamanan wisatawan.
"Inilah pertimbangan kita. Saya harap maklum teman-teman. Kalau pendakian ditutup memang otomatis kegiatan akan sepi (secara ekonomi). Karena itu mari sama-sama berdoa, insya Allah tiga bulan bisa dibuka kembali," katanya.
Selama masa penutupan, pihaknya akan mengerahkan kekuatan para personel kantornya guna mengecek jalur pendakian. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan stakeholders dari masyarakat desa, tokoh masyarakat dan pemerintah.
"Siapa tahu masih ada pendaki yang nekat masuk ke lokasi. Kami dan masyarakat setempat akan mengecek secara bergantian," katanya.
Selama penutupan pihaknya juga akan meningkatkan pembinaan potensi SAR dan kader konservasi TNBTS.
Baca juga:
Seorang pendaki tewas tertimpa batu di puncak Semeru
Jenazah pendaki Semeru yang tewas tertimpa batu diserahkan kepada keluarga
Pendakian ke Gunung Semeru kembali dibuka
Evakuasi 3 pendaki Semeru hilang di Blank 75 terkendala hujan deras
Tiga pendaki Semeru tersesat di 'Blank 75' ditemukan selamat