Puncak arus mudik via Purbaleunyi diperkirakan H-2
Trend Purbaleunyi, tol yang menghubungkan langsung ke jalur selatan Jawa Barat biasanya memang mulai terlihat adanya peningkatan kendaraan pada H-2. Pada tahun lalu pergerakan kendaraan sebelum puncak arus mudik hanya sekitar 30 sampai 40 ribu kendaraan.
Puncak arus mudik Lebaran 2017 yang melintas Tol Purbaleunyi diprediksi terjadi pada 23 Juni atau H-2. Hal itu berkaca pada arus mudik lebaran yang terjadi pada tahun sebelumnya.
"Untuk puncak arus lebaran di Tol Purbaleunyi ini diperkirakan terjadi pada H-2 Lebaran," kata General Manager PT Jasa Marga Cabang Purbaleunyi Setia Budi disela rapat koordinasi kesiapan arus mudik dan balik Lebaran 2017, di Kantor PT Jasa Marga Cabang Purbaleunyi, Kamis (15/6).
Trend Purbaleunyi, tol yang menghubungkan langsung ke jalur selatan Jawa Barat biasanya memang mulai terlihat adanya peningkatan kendaraan pada H-2. Pada tahun lalu pergerakan kendaraan sebelum puncak arus mudik hanya sekitar 30 sampai 40 ribu kendaraan.
"Tapi pada saat H-2 atau ketika hari H atau pas silaturahminya H+1 itu bisa mencapai 42 ribu kendaraan satu harinya (yang keluar dari Cileunyi)," jelasnya.
Menurutnya, karakter jalur selatan cukup berbeda dengan utara. Untuk jalur selatan yang mulai melintas dari Rancaekek, Nagreg, Garut, Tasikmalaya, mulai dipenuhi pada H-1. Sebab warga yang melintas tidak sedikit hadir mendekati bahkan hari H.
"Arus silaturahmi kita sebut itu yakni H-1 dan H+1. Itu biasanya menyebabkan antrean. Arteri Garut Sumedang itu jalur favorit. Tapi itu kita sudah koordinasi dengan kepolisian untuk mengantisipasi kemacetan terjadi," jelasnya.
Salah satu mengantisipasi penumpukan sendiri yakni membuka Gerbang Tol (GT) Gedebage kilometer 149. GT Gedebage dibuka untuk membuang kendaraan jika GT Cileunyi antreannya sudah mencapai lima kilometer.
"149 kalau dari kita. H-7 dn H+7 untuk apa. Kita ambil kalau H-5 sampai H+2. H-6 sudah standby. Operasinya tolak ukur kalau antrean sudah sampai 151 kilometer," tutupnya.