Regenerasi pembatik lokal melalui Banyuwangi Batik Festival
Regenerasi yang dilakukan Banyuwangi tak lain tak bukan guna memunculkan para pembatik lewat lomba membuat motif dan mencanting batik. Cara lainnya dengan menggelar festival yakni Banyuwangi Batik Festival.
Industri Batik Banyuwangi terus mengalami perkembangan, seiring dengan pesatnya kunjungan destinasi wisata di sana. Tak ingin disia-siakan, Banyuwangi pun melakukan regenerasi.
Regenerasi yang dilakukan Banyuwangi tak lain tak bukan guna memunculkan para pembatik lewat lomba membuat motif dan mencanting batik. Cara lainnya dengan menggelar festival yakni Banyuwangi Batik Festival.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, batik festival ini digelar bukan hanya sebagai panggung hiburan saja, namun juga sebagai ajang pembelajaran bagi pembatik lokal untuk meningkatkan kualitasnya.
"Banyuwangi Batik Festival (BBF) tidak sekedar panggung fashion saja, namun rangkaiannya ada beragam acara. Mulai dari lomba membuat motif, mencanting batik, hingga lomba busana batik bagi pembatik lokal. Ini sebagai upaya kami regenerasi pembatik dan memperkaya ragam batik kami," jelas Anas.
Ia melanjutkan lomba kali ini sasarannya adalah pelajar SMA/SMK. Tujuannya, jelas, menjaring talenta pembatik muda, sehingga tercetak tenaga kerja profesional di bidang fesyen batik.
"Setelah banyak even yang kami gelar untuk mendorong tumbuhnya IKM (industri kecil menengah) batik, kini kami juga menyiapkan tenaga kerjanya. Sehingga tumbuhnya jumlah IKM batik juga diiringi dengan tersedianya tenaga kerja yang kompeten di bidangnya,” tutur Anas.
Upaya regenerasi pembatik ini, dilakukan Banyuwangi tidak hanya melalui even-even tertentu. Di Banyuwangi kini ada SMK yang salah satu jurusannya adalah membatik.
"Dengan adanya sekolah resmi yang fokus pada batik, diharapkan bisa melahirkan penggiat batik di Banyuwangi," kata Anas.
Lomba mencanting batik ini diikuti 80 pelajar tingkat SMA/SMK se-Banyuwangi, yang digelar di Taman Blambangan, Kamis (27/7).