Ridwan Kamil Imbau Warga Sembuh Covid-19 Sumbang Plasma Darah
Saat ini terapi menggunakan plasma darah merupakan salah satu pilihan yang digunakan dalam upaya penyembuhan pasien Covid-19.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengimbau warga yang sudah sembuh dari Covid-19 untuk menyumbangkan plasma darah. Ridwan Kamil mengaku melihat banyak anggota TNI yang menyumbangkan plasma darah untuk membantu sesama.
"Saya imbau bagi yang sudah sembuh untuk membantu sesama, menolong nyawa dengan menyumbang plasma darahnya," katanya di Cirebon, seperti dilansir Antara, Minggu (20/9).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan virus menginfeksi sel inang? Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Dalam kehidupan sehari-hari, virus tidak lagi terdengar asing bagi kita. Bermacam-macam virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh manusia yang tidak diinginkan. Jika tubuh kita dalam kondisi menurun (lemah), maka kita dapat dengan mudah terserang penyakit atau virus. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
Dia mengatakan, saat ini terapi menggunakan plasma darah merupakan salah satu pilihan yang digunakan dalam upaya penyembuhan pasien Covid-19.
"Dalam menangani Covid-19 banyak pilihan dan salah satunya terapi plasma darah yang memang sudah teruji," ujarnya.
Bupati Cirebon Imron mengatakan, ada dua pasien Covid-19 di RSUD Waled yang menjalani terapi plasma darah.
"Terapi plasma darah ini merupakan bentuk ikhtiar kita dalam menangani Covid-19," katanya.
Apa itu Plasma Darah?
Salah satu terapi pengobatan terhadap pasien Covid-19 yang sedang dikembangkan adalah memberikan plasma darah survivor atau orang yang sembuh terhadap pasien Covid-19 yang dalam kondisi parah.
Plasma darah ini sangat berharga bagi orang yang sakit dengan Covid-19. Namun tidak semua plasma darah survivor layak untuk disumbangkan.
Plasma darah merupakan komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel darah, di mana sel darah ditutup. 55 Persen dari jumlah/volume darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari 90 persen berupa air dan 10 persen berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dan karbon dioksida. Plasma darah juga merupakan medium pada proses ekskresi.
Plasma darah survivor Covid-19 kaya akan antibodi yang diharapkan dokter dapat mempercepat pemulihan bagi pasien yang paling sakit.
Untuk Pasien Kritis
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman bersiap menguji temuan vaksin virus Corona ke hewan, sebelum nantinya diuji klinis kemudian diproduksi massal jika berhasil. Namun, sejumlah negara ada juga yang menggunakan terapi plasma darah alias Convalescent plasma untuk menyembuhkan pasien corona.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio menegaskan, terapi plasma tidak bisa untuk mencegah. Teknik menyuntikkan plasma darah pasien corona yang sudah sembuh ke orang yang masih terinfeksi hanya untuk proses penyembuhan.
"Plasma itu bukan untuk pencegahan, tapi plasma itu untuk pengobatan, tidak boleh dipakai untuk pencegahan. Jadi dia khusus di situ diambil dari donor darah yang sudah sembuh. Ya selanjutnya diberikan kepada mereka yang positifnya dalam kondisi kritis untuk mempercepat penyembuhan, Jadi bukan untuk pencegahan," jelas Amin saat dihubungi merdeka.com, Selasa (12/5).
Dia menjelaskan, perbedaannya, kalau plasma darah itu bersifat imunisasi pasif memberikan antibodi dari luar, sedangkan vaksin bersifat imunisasi aktif memberikan antibodi dari dalam.
"Yang kita memberikan vaksin itu supaya orang-orang bisa sembuh dan kemudian dapat memancing meningkatkan daya tahan tubuh," jelas Amin.