Ridwan Kamil Tanggapi Menko Luhut: 2 Juta Kasus yang Disampaikan Belum Tentu Positif
"Yang positif tertunda ada, seperti di Jabar kan, dari 20 ribu tinggal 10 ribu yang belum diumumkan (pemerintah pusat). Entah kapan, saya juga enggak tahu," ia melanjutkan.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menanggapi polemik dari pernyataan Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19, Luhut Binsar Pandjaitan mengenai lebih dari 2 juta data kasus Covid-19 yang belum dilaporkan.
"Dua juta kasus yang pak Luhut sampaikan itu belum tentu kasus positif, karena kita ngetes ada yang positif ada yang negatif," kata dia, Senin (8/2).
-
Kapan Ridwan Kamil menyelesaikan kuliahnya? Selanjutnya adalah potret Ridwan Kamil saat menyelesaikan Sarjana S-1 Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung pada tahun 1995.
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
-
Siapa yang memberikan wejangan kepada Ridwan Kamil? Dalam pertemuan itu, Foke mengaku telah memberikan sejumlah wejangan kepada mantan Gubernur Jawa Barat tersebut.
-
Apa harapan Ridwan Kamil terkait hasil Pilpres? Saya sebagai ketua TKD Jabar kalau ternyata bisa bagus suara 02 satu putaran, kalau tidak tentu masih ada proses sampai Juni
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
Ia meyakini, berdasarkan catatan data dari pengetesan, hasil positif lebih rendah dari yang negatif. Itu pun diprediksi mayoritas dari dua juta laporan yang belum terinput dalam data.
"Jadi di dalam dua juta itu (diprediksi) mayoritas yang negatif, bukan yang positif tertunda," kata dia.
"Yang positif tertunda ada, seperti di Jabar kan, dari 20 ribu tinggal 10 ribu yang belum diumumkan (pemerintah pusat). Entah kapan, saya juga enggak tahu," ia melanjutkan.
Ridwan Kamil sendiri dalam beberapa kesempatan kerap menyinggung soal pendataan kasus Covid-19 yang tidak sesuai. Ia bahkan mengaku sudah menyampaikan keluhan langsung kepada pemerintah.
Banyak kasus Covid-19 yang sudah dilaporkan namun tak kunjung diinput. Alhasil, saat diumumkan pemerintah pusat, banyak kasus lama yang tercampur hingga akhirnya menimbulkan polemik.
Sebelumnya, Juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi menjelaskan, 2 juta data tersebut bukan data kasus positif yang ditutupi. Melainkan data kasus negatif yang belum terlaporkan. Dia menjelaskan itu terjadi lantaran banyak laboratorium yang lebih dulu melaporkan kasus positif agar segera mendapatkan penanganan. Sehingga kasus negatif tertunda untuk dilaporkan.
"Sebenarnya bukan 2 juta kasus positif yang belum masuk. Tetapi, ada banyak hasil tes negatif yang tertunda untuk dilaporkan oleh laboratorium. Karena jumlah tes yang besar & tenaga entry terbatas, laboratorium cenderung lebih dahulu melaporkan hasil positif agar bisa segera ditindaklanjuti," kata Jodi dalam keterangan pers, Sabtu (6/2).
Baca juga:
Jelang PPKM, Jabar Siapkan Ribuan Posko Covid-19 Tanpa Data dari Pusat
Zona Merah COVID-19 di Batam Terus Berkurang
Jenazah Pasien Covid-19 di Timor Tengah Selatan Hilang Setelah 3 Hari Dikubur
Tambah 8.242 Kasus, Total Covid-19 di RI 1.166.079 Positif per 8 Februari
Puluhan Tenaga Kesehatan di Mukomuko Bengkulu Gagal Ikut Vaksinasi Covid-19
Aturan PPKM Mikro, Pemkot Solo Izikan Anak 5 Tahun Masuk Mal dan Pasar