Rodiaman, eks atlet dayung andalan Indonesia terkapar di rumah sakit
Rodiaman kabarnya mengidap kanker usus.
Nama Rodiaman mungkin tidak begitu akrab di telinga masyarakat Indonesia. Namun, ternyata dia pernah mengharumkan nama Indonesia di kancah Asia.
Rodiaman adalah atlet dayung andalan Indonesia di era awal 2000-an pada ajang SEA Games. Namun, pria 38 tahun itu kondisinya saat ini tak berdaya dan terbaring di rumah sakit. Sejak awal 2016, Rodiaman harus bolak-balik ke rumah sakit berjuang melawan penyakitnya. Rodiaman didiagnosa mengidap kanker usus.
Sampai hari ini, Kamis (30/6), Rodiaman masih terbaring di Rumah Sakit Al-Ihsan, Bale Endah, Kabupaten Bandung. Dia dirawat di kelas VIP, Gedung Zamzam.
"Kondisi masih terbaring di rumah sakit. Enggak bisa gerak, tapi sudah sadar dan sudah bisa bicara," kata pelatih Rodiaman, Dede Rohmat Nur Jaya, kepada merdeka.com.
Menurut Dede, kondisi Rodiaman sudah lebih membaik dibandingkan beberapa sebelumnya. Bahkan jika dibandingkan saat kali pertama masuk ke rumah sakit, kondisinya saat itu cukup mengkhawatirkan.
"Sekarang sedikit demi sedikit sudah membaik. Sudah ada yang nengokin juga. Sedikit demi sedikit bicara, tapi memang tidak bisa sering karena harus istirahat," ucap Dede.
Kabar soal kondisi Rodiaman memang sempat membuat kaget jagat maya. Sejak Selasa (28/6) lalu, kondisi pedayung nasional itu tersebar melalui media sosial Facebook. Kali pertama yang menyebarkan informasi itu adalah rekannya, Ahmad Zafrullah, melalui statusnya. Ahmad Zafrullah menyebarkan kabar itu buat menggugah hati pemerintah. Dia bahkan meminta bantuan Presiden Joko Widodo.
Meski demikian, menurut Dede, kondisi Rodiaman tidak seterpuruk itu, terutama masalah biaya pengobatan. Sebab, Rodiaman merupakan PNS aktif Disorda Jabar.
"Dia PNS aktif. Masuknya lewat jalur prestasi. Otomatis jaminan kesehatan melekat," kata Dede.
Rekan kerja Rodiaman juga sudah menengok langsung dan memberikan bantuan demi kesembuhan sang mantan atlet. Namun, dia berharap semua pihak mendoakan kesembuhan Rodiaman.
"Bahkan perwakilan dari Kemenpora sudah menengok langsung," imbuh Dede.
Dede menceritakan, sejak setahun terakhir Rodiaman memang kerap mengeluh sakit di bagian perutnya. Setelah diperiksa awal tahun lalu, Rodiaman divonis sakit pada usus. Rodiaman sempat dibawa ke Rumah Sakit Dustira, Cimahi. Namun saat dirasa membaik, dia meminta dirawat di rumah saja. Tidak berapa lama, sakitnya pun kambuh.
Rodiaman kembali dibawa RS Hasan Sadikin, Bandung, dan disarankan supaya dioperasi. Usai dibedah, Rodiaman lebih memilih melakukan pemulihan dan berobat menggunakan obat herbal dan alternatif.
Mei 2016 lalu, kondisi Rodiaman kembali memburuk. Dia memilih dirawat di rumah orang tuanya di daerah Cisewu, Kabupaten Garut.
"Pas pulang ke rumah masih terlihat segar, tetapi memang tidak sebugar biasanya. Dirawat di rumah mengandalkan herbal rupanya tidak kunjung sembuh, bahkan tubuhnya kurus," imbuh Dede.
Pada awal pekan lalu, berdasarkan inisiatif rekan-rekannya, Rodiaman kemudian dirujuk ke RS Al Ihsan supaya ditangani secara intensif. Pihaknya dengan beberapa kolega termasuk Dispora Jabar terus memantau perkembangan kesehatan Rodiaman.
"Kita berharap bisa pulih seperti sediakala, karena sumbangsih dia cukup besar bagi negara dan Jawa Barat," tutup dosen FPOK Universitas Pendidikan Indonesia itu.