Detik-Detik Seorang Dokter di India Diperkosa Massal dan Dibunuh Saat Istirahat di Rumah Sakit, Hasil Otopsinya Bikin Bergidik
Dokter ini diduga diperkosa secara massal sebelum dibunuh ketika beristirahat saat jaga malam.
Pemerkosaan dan pembunuhan tragis seorang dokter magang di Perguruan Tinggi dan Rumah Sakit Kedokteran RG Kar, Kolkata, India, menuai kemarahan secara nasional. Para dokter mogok kerja dan menggelar demonstrasi menuntut keadilan untuk korban.
Selain itu, massa juga melakukan aksi vandalisme di RS RG Kar. Terkait aksi ini, polisi Kolkata menangkap 25 tersangka.
Berikut detik-detik kejahatan tragis tersebut terjadi, seperti dikutip dari laman Business Today, Minggu (18/8).
- Korban yang seorang dokter peserta pelatihan pascasarjana tahun kedua di rumah sakit tersebut menjalankan tugasnya malam itu, 8 Agustus 2024, seperti malam-malam sebelumnya. Dia makan malam dengan juniornya dan memutuskan untuk beristirahat pada pukul 02.00.
- Karena kurangnya tempat istirahat di rumah sakit, dokter memutuskan untuk istirahat di ruang seminar, menganggap ruangan tersebut cukup aman untuk tidur. Ruang seminar berada di lantai tiga rumah sakit.
- Dikutip dari laman Mint, korban dibangunkan seorang petugas medis magang sekitar pukul 03.00 dan kembali tidur setelah mengecek sebuah laporan.
- Keesokan paginya sekitar pukul 10.00, jasadnya ditemukan setengah bugil di ruang seminar pada 9 Agustus, setelah bertugas jaga malam sebelumnya.
- Kejahatan tersebut diyakini terjadi antara pukul 03.00 dan 06.00, dengan adanya tanda bekas cekikan dan bekapan.
- Ayah korban menyatakan ada indikasi pemerkosaan yang sangat jelas dan rumah sakit menolak menyelidiki.
Laporan Otopsi
- Beberapa dokter yang mengakses laporan otopsi mengindikasikan kemungkinan pemerkosaan massal. Dalam wawancara eksklusif dengan India Today TV, Dr Subarna Goswami menegaskan bahwa jenis cedera yang dialami oleh dokter magang berusia 31 tahun ini tidak bisa disebabkan oleh satu orang saja.
Dr Subarna mengatakan, berdasarkan hasil otopsi, ditemukan 150 miligram cairan sperma dari pemeriksaan organ intim korban.
"Kuantitas itu tidak bisa dari satu orang (pelaku) saja. Ini menandakan keterlibatan banyak orang," ujarnya.
Berdasarkan laporan otopsi awal, korban diduga diperkosa sebelum dibunuh. Hasil otopsi juga menemukan sejumlah luka yang konsisten dengan kematian karena kekerasan, termasuk tulang patah dan pendarahan dari sejumlah bagian tubuh.
Menurut sejumlah sumber, hidung dan mulut korban ditutup, kepalanya dibenturkan ke tembok atau lantai untuk membungkamnya saat meminta pertolongan.
Polisi telah menangkap Sanjoy Roy (33), seorang sukarelawan sipil, atas dugaan perannya dalam kejahatan tersebut. Barang bukti, termasuk earphone Bluetooth yang robek, membantu mengarah pada penangkapannya. Roy memiliki akses ke berbagai departemen rumah sakit karena hubungannya dengan petugas polisi senior dan otoritas rumah sakit.
Tuduhan muncul mengenai perilaku Roy di masa lalu, termasuk pelecehan dalam rumah tangga sebelumnya dan riwayat menonton pornografi.
Rekan Dokter Diduga Terlibat
Keluarga korban menandai adanya beberapa ketidakkonsistenan dan menyatakan ‘seluruh departemen dicurigai’ terlibat dalam kejahatan ini, seperti dikutip dari laman Mint. Keluarga juga mengatakan kepada badan penyelidikan, beberapa dokter magang dan dokter dari rumah sakit mungkin terlibat dalam kejahatan tersebut.
"Putri saya berangkat kerja sekitar pukul 08.10 hari itu. Dia berada di OPD dan terakhir berbicara dengan ibunya sekitar pukul 23.15. Di pagi hari ketika istri saya meneleponnya, teleponnya berdering tetapi tidak ada yang angkat, saat itu putri saya telah meninggal. Hal yang memprihatinkan adalah dari jam 3 pagi sampai jam 10 pagi, tidak ada yang mencarinya, meskipun dia adalah seorang dokter yang bertugas. Dia harus menghadapi beberapa masalah di perguruan tinggi, seluruh departemen menjadi tersangka," kata ayah korban kepada media pada Jumat malam.
"Orang tua (korban) menyampaikan kepada kami mereka mencurigai keterlibatan sejumlah orang di balik pemerkosaan dan pembunuhan putrinya. Mereka memberikan nama-nama beberapa (pegawai) magang dan dokter yang bekerja dengannya di rumah sakit," jelas pejabat Biro Penyelidikan Pusat (CBI) India.
CBI, lanjut pejabat ini, saat ini memprioritaskan pemeriksaan orang-orang dalam daftar yang diserahkan keluarga korban dan juga memeriksa polisi dari Kepolisian Kolkata yang terlibat dalam penyelidikan awal.
"Kami telah mengidentifikasi sedikitnya 30 tersangka dan telah mulai memeriksa mereka," pungkas petugas tersebut.