Rogoh Kocek Rp200 Juta, Pedagang Cakwe Tak Kapok Meski Gagal Jadi DPRD Kota Bekasi
Nur Wahid menyebut, sebab tak mencapai target 6.000 suara karena dapil tempatnya bertarung bukan tempat tinggal aslinya. Sebetulnya, domisili Nur Wahid berada di Bekasi Utara atau dapil II.
Caleg dari Partai Gerindra yang juga pedagang jajakan Cakwe keliling, Nur Wahid gagal mendapatkan kursi di DPRD Kota Bekasi. Sebab, perolehan suaranya tidak mencukupi untuk mengantarkannya duduk di parlemen periode 2019-2024 di daerah tersebut.
"Harus legowo kalah, namanya berpolitik, berdemokrasi, pilihan rakyat, amanah rakyat," kata Nur Wahid ketika dihubungi, Selasa (14/5).
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
-
Kapan Sagil lahir? Mengutip Instagram @majeliskopi, Sabtu (11/5), Sagil diketahui kelahiran Desa Belui pada 7 Juni 2012 lalu.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
Dari hasil rekapitulasi suara Pileg DPRD Kota Bekasi, Nur Wahid yang bertarung di dapil III mencakup Kecamatan Rawalumbu, Mustikajaya, dan Bantargebang, mendapatkan 1.020 suara. Dia kalah dengan Ketua Partai Gerindra Kota Bekasi Ibnu Hajar Tanjung yang menjadi pesaingnya di dapil tersebut. Ibnu Hajar mendapatkan 5.754.
Meskipun pendataan baru di kancah perpolitikan, pria asal Jawa Tengah, dengan nomor 9 mampu mengalahkan tiga caleg nomor urut di atasnya, di mana ketiganya tak sampai memperoleh 1.000 suara. Meski gagal, pria asal Jawa Tengah ini mengaku tidak kapok.
"InsyaAllah nanti kalau ada lagi, ya nyalon lagi," kata Nur Wahid.
Nur Wahid menyebut, sebab tak mencapai target 6.000 suara karena dapil tempatnya bertarung bukan tempat tinggal aslinya. Sebetulnya, domisili Nur Wahid berada di Bekasi Utara atau dapil II.
"Orang (di dapil III) enggak kenal saya, orang pasti pilih yang lebih mereka kenal. Tapi, kalau maju lagi, saya kan aslinya dari Bekasi Utara, nyalonnya dari utara lah," ujar dia.
Sebelumnya, Nur Wahid mengaku menyiapkan uang Rp 200 juta sebagai persiapan menjadi Caleg. Uang sebanyak itu merupakan hasil usaha menjadi pedagang cakwe. Ia mengaku memiliki 12 gerobak yang tersebar di Bekasi Utara sampai Cakung.
Baca juga:
19 Caleg Artis NasDem Gagal di Dapil Jateng, Populer Tapi Elektabilitas Minim
Caleg Petahana Nurhayati Ali Assegaf dan Totok Daryanto Gagal ke Senayan
Ketua TKD Jokowi-Ma'ruf Banten Gagal Lolos Parlemen
Gagal Pileg, Caleg di NTT Tutup Pasar dan Akses Jalan Warga
Gagal, Caleg Minta Warga yang Tinggal di Lahannya untuk Pergi
Inilah Para Caleg Populer Terancam Tak Lolos ke DPR di Pemilu 2019
Suara Partai Kecil di Pemilu 2019, 5 Tokoh Populer ini Terancam Gagal ke DPR