Roy Suryo Sebut Aisha Weddings Kontra Intelijen, Sindir Kerjaan BuzzeRp
"Kontra Intelijen adalah situasi ‘cipta kondisi’ yang dibuat oleh pihak-pihak tertentu untuk mengalihkan perhatian, jadi dulunya situasi semacam ini memang dibuat oleh intelijen untuk melawan intelijen lain, sehingga disebutnya demikian," kata Roy.
Pakar Telekomunikasi Roy Suryo melihat fenomena munculnya Situs Aisha Weddings yang mempromosikan nikah siri serta pernikahan di usia anak- anak seperti tindakan 'kontra intelijen'. Guna mengalihkan dan melupakan berbagai isu penting lainnya.
Menurutnya, isu semacam Aisha Weddings yang muncul secara tiba-tiba dan banyak diperbincangkan. Seperti pada saat itu adanya isu klepon tidak islami yang banyak menyita perhatian, tanpa ada kejelasan siapa pelakunya.
-
Mengapa pernikahan pasangan tersebut viral? Kisah haru pernikahan di Palembang ini viral di media sosial.
-
Apa yang membuat pernikahan ini viral? Pernikahan dari pengantin berikut ini menuai banyak sorotan warganet. Bagaimana tidak, banyak di antaranya yang dibuat kasmaran. Sang pengantin wanita kedapatan begitu salah tingkah saat dipertemukan dengan mempelai pria. Bahkan, dia nampak gemetaran tatkala berpegangan tangan.
-
Di mana pernikahan viral ini berlangsung? Pernikahan tersebut dilakukan di Kampung Simpen, Limbangan, Garut, Jawa Barat.
-
Apa yang membuat pernikahan di Garut ini menjadi viral? Seorang pengantin wanita digendong saat akan ijab kabul pernikahan. Pernikahan adat Sunda dari dulu sampai sekarang masih menjunjung tinggi budaya dan kearifan lokal setempat. Hal itu terlihat pada acara pernikahan yang dilakukan di Kampung Simpen, Limbangan, Garut, Jawa Barat.
-
Apa yang membuat kisah pernikahan pasangan ini menjadi viral? Sontak saja, kisah yang dibagikan oleh pemilik akun TikTok @febry.prdn ini menjadi sorotan publik hingga viral di media sosial.
-
Kenapa video prewedding ini viral? Tak hanya mencuri perhatian para pekerja, video ini juga viral di TikTok dan menuai perhatian warganet.
"Issue Aisha Weddings ini tidak perlu saya tanggapi terlalu serius di ranah maya, karena ini semacam kontra intelijen. Banyak kasus semacam ini, seperti contoh klepon dulu," kata Roy saat dihubungi merdeka.com, Kamis (11/2).
Padahal, lanjutnya, saat ini sedang banyak isu yang seharusnya menjadi perhatian masyarakat namun seolah coba untuk dilupakan. Seperti, keberadaan Harun Masiku, Korupsi Dana Bansos, hingga kasus rasis yang dilakukan Permadi Arya alias Abu Janda.
"Lihat saja mendadak di Sosmed muncul akun-akun yang baru saja menetas kemudian langsung ramai-ramai bahas soal Wedding-weddingan ini. Mau tidak mau ini mencuri perhatian netizen untuk dibahas dan melupakan kasus-kasus yang lain jauh lebih penting di atas," jelasnya.
Oleh karena itu, Roy mengganggap jika keributan soal munculnya Aisha Weddings ini seraya gerakan kontra intelijen yang coba dibuat untuk mengalihkan perhatian masyarakat. Yang saat ini peranya sudab bisa tergantikan dengan kehadiran buzzer.
"Kontra Intelijen adalah situasi ‘cipta kondisi’ yang dibuat oleh pihak-pihak tertentu untuk mengalihkan perhatian, jadi dulunya situasi semacam ini memang dibuat oleh intelijen untuk melawan intelijen lain, sehingga disebutnya demikian. Sekarang tidak mesti dilakukan oleh intelijen, tetapi bisa oleh Para BuzzerRp yang memang sengaja dibayar untuk itu," bebernya.
"Ya, selama masih ada BuzzerRp yang menjadi peliharaan pihak-pihak tertentu, hal-hal semacam ini masih akan terus terjadi. Namanya saja era OrBuz kata orang-orang alias Orde BuzzerRp," tambahnya.
Dampak Keributan Akibat Aisha Weddings
Keribuatan yang terjadi di media sosial soal kehadiran website Aisha Weddings turut dirasakan pemilik Wedding Organizer, Ida Farida yang kebetulan nama usahanya hampir sama dengan Aisha Weddings.
Farida mengaku karena ramainya perbincangan di media sosial terkait isu tersebut. Ia sampai memasang keterangan di akun usaha miliknya kalau akun tersebut bukanlah yang diperbincangkan warga net.
"Mohon maaf, kami Aisha Wedding dari Desa Kalimas, Pemalang, Jawa Tengah. Kami bukan perias yang dimaksud dalam pemberitaan media yang sedang viral," tulis akun usaha milik Farida yang telah dikonfirmasi merdeka.com, Kamis (11/2).
©2021 Merdeka.com/istimewa
Padahal, lanjut Farida, usaha miliknya memiliki perbedaan di logo dan nama dengan Aisha Weddings, yang dibelakangnya terdapat huruf 'S'. Ia pun berharap perdebatan soal ini tidak berdampak negatid pada usahanya.
"Banyak netizen yang mampir di IG, tapi Alhamdulillah semoga enggak berdampak pada WO kami," imbuhnya.
Analisa Drone Emprit
Situs Aisha Weddings yang mempromosikan nikah siri serta pernikahan di usia anak-anak menjadi perbincangan dalam beberapa hari terakhir dan menuai kecaman dari sejumlah pihak.
Pendiri Media Kernels Indonesia atau yang dikenal dengan Drone Emprit, Ismail Fahmi menganggap munculnya Aisha Weddings penuh kejanggalan.
Pasalnya sebagai WO profesional, keberadaan Aisha Weddings tak jelas, baik secara daring maupun di dunia nyata.
"Aisha Weddings ini sebagai WO resmi tidak jelas keberadaannya baik secara online maupun offline," kata Ismail melalui akun Facebook pribadinya pada Kamis (11/2).
Ismail mengungkapkan, situs Aisha Weddings yang beralamat di aishaweddings.com juga diketahui baru diisi kontennya pada Rabu, 9 Februari 2021, dan sebelumnya terakhir diperbarui pada 2018.
"Itu pun redirect ke situs lain (aishaevents.com)," jelas dia.
Ismail menilai, jika keberadaan Aisha Weddings ditujukan sebagai memantik keresahan di tengah masyarakat, maka aksi itu disebut berhasil. Mengingat banyaknya pihak yang turut mengeluarkan pernyataan.
Menurutnya disinformasi yang meresahkan ini serius dibuat, dilihat dari spanduk (offline) yang disebar di beberapa titik.
"Kalau dari peta ini, misi Aisha Wedding cukup berhasil membuat heboh dan viral, karena beritanya diangkat oleh banyak media mainstream, bahkan TV, meski isinya adalah pelaporan KPAI," katanya.
Untuk itu Ismail mengimbau publik tak perlu meneruskan kehebohan ini. Mengingat tak jelas siapa di balik Aisha Weddings ini.
"Menurut saya sih, kehebohan publik ini tak perlu dilanjutkan. Karena memang tidak jelas siapa yang membuat, dan tujuannya sepertinya bukan sungguh-sungguh sebagai iklan wedding organizer profesional. Kita serahkan kepada kepolisian untuk mengungkap pelakunya biar tidak terulang," pungkasnya.
(mdk/rnd)