Ruwatan dari warga Yogyakarta untuk Ahok
Ruwatan dari warga Yogyakarta untuk Ahok. Dengan beriringan dan sembari melantunkan kidung-kidung doa, puluhan ini pun berjalan kaki ke Sungai Code. Sesampainya di Sungai Code, puluhan anggota Rejo Semut Ireng inipun turun ke Sungai Code dan melarung sebuah kotak suara sebagai penanda berakhirnya ritual.
Puluhan warga Yogyakarta yang tergabung dalam komunitas lintas agama dan budaya Rejo Semut Ireng menggelar ritual ruwatan untuk menjaga kebhinekaan dan keselamatan Indonesia dari perpecahan, Minggu (9/3). Dalam aksi ruwatan tersebut, puluhan warga ini memulainya dari Tugu Pal Putih Yogyakarta kemudian berjalan kaki menuju Sungai Code yang berjarak lebih kurang 500 meter.
Dengan beriringan dan sembari melantunkan kidung-kidung doa, puluhan ini pun berjalan kaki ke Sungai Code. Sesampainya di Sungai Code, puluhan anggota Rejo Semut Ireng inipun turun ke Sungai Code dan melarung sebuah kotak suara sebagai penanda berakhirnya ritual ruwatan.
Menurut Koordinator Rejo Semut Ireng, Santosa, ruwatan ini digelar sebagai wujud keprihatinan para pegiat seni dan budaya di Yogyakarta terhadap kebhinekaan yang mulai terusik. Padahal sudah sejak awal ketika negara ini berdiri, lanjut Santosa, Bhineka Tunggal Ika sudah disepakati bersama oleh para pendiri bangsa.
"Kami merasa prihatin karena kebhinekaan telah tercoreng oleh kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab. Untuk itu kami memberikan dukungan Ahok sebagai simbol minoritas dan keberagaman yang terzalimi. Walaupun kami secara politis tidak bisa mendukung Ahok, tetapi kami jelas mendukung keberagaman dan kebhinekaan di Indonesia," terang Santosa.
Santosa menjelaskan, ruwatan yang dinamai Mantram Pangkruwat Bangsa. Tujuannya untuk membuang sangkal atau sial supaya bangsa Indonesia terhindar dari perpecahan.
"Kami larung atau hanyutkan kotak suara sebagai simbol untuk membuang sial. Supaya perpecahan karena dorongan kelompok tertentu yang memiliki tujuan untuk mencoreng kebhinekaan di Indonesia bisa dihindari," terang Santosa.
Santosa menambahkan, aroma perpecahan bangsa ini sudah bisa dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Hal ini membuat kelompok lintas agama, budaya dan kesenian di Yogyakarta menjadi prihatin. Keprihatinan itu pun dituangkan kedalam acara ruwatan Mantram Pangkruwat Bangsa.
"Memiliki sikap dan keyakinan yang berbeda dengan kelompok lainnya itu harus dihargai. Jangan ada pemaksaan kehendak di Indonesia. Nilai kebhinekaan dan keberagaman harus terus disuarakan dan dijaga. Dari Yogyakarta kami berdoa untuk keselamatan Indonesia dan Ahok," pungkas Santosa.
Baca juga:
Soal kemampuan dan kinerja Ahok unggul, tapi elektabilitas Anies
Sandiaga curiga program hunian Ahok mau saingi DP rumah nol rupiah
Video kampanye Ahok-Djarot dikecam, ini jawaban tim sukses
Nonton film Kartini, Ahok bilang 'banyak pria tak mengerti wanita'
Reaksi Ahok saat tahu eks penguasa Kalijodo dukung Anies-Sandi
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Siapa saja kandidat di Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Bagaimana cara warga Jakarta memilih pemimpin di Pilkada DKI 2017? Dengan sistem ini, warga Jakarta bisa langsung berpartisipasi memberikan suara untuk menentukan pemimpin mereka hingga 5 tahun ke depan.