Saat Kombes Krishna ingatkan AKBP Untung, jadi polisi harus ikhlas
AKBP Untung curhat aksinya melumpuhkan kelompok teror di Thamrin beberapa waktu lalu hanya diganjar pin dan uang.
Pertengahan Januari 2016 lalu, Jakarta diguncang teror. Kelompok teroris mengebom restoran siap saji dan pos polisi di kawasan Sarinah Jakarta Pusat.
Mereka juga sempat melepaskan tembakan pada polisi yang berusaha memburu. Aksi teror itu akhirnya bisa diredam setelah Perwira Menengah Pusat Pendidikan Polisi Air Lembaga Pendidikan dan Latihan Polri, AKBP Achmad Untung Sangaji, yang kebetulan berada di lokasi menembak pelaku yang sedang bersembunyi di samping mobil.
Beberapa pekan setelah peristiwa berdarah dan mencekam saat itu, Untung sempat mendapatkan penghargaan dari Kapolri Jenderal Badrodin Haiti. Penghargaan berupa penyematan pin dan sejumlah uang.
Rupanya, penghargaan itu tak seberapa buat Untung. Bukan uang yang dicari namun impiannya mendapatkan penghargaan prestasi berupa kenaikan pangkat malah tak dapat.
"Ini udah beberapa bulan. Yang lain udah dikasih tempat, saya enggak ada sama sekali. Saya cuma dikasih PIN aja. Kapolri tidak memanggil saya secara khusus, cuma Lemdikpol," kata Untung, curhat kepada merdeka.com, Rabu (6/4) malam.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Kapan UTBK dilakukan? Setiap pelajar yang yang mendaftar jalur SNBT harus mengikuti UTBK untuk menentukan lolos atau tidak di PTN pilihannya.
-
Kapan Ganjar Pranowo berencana menerapkan KTP Sakti? Oleh karena itu, saat terpilih menjadi Presiden Ganjar langsung menerapkan KTP Sakti ini.“Sebenarnya awal dari KTP elektronik dibuat. Maka tugas kita dan saya mengkonsolidasikan agar rakyat jauh lebih mudah menggunakan identitas tunggalnya,” tutup Ganjar.
ledakan di pos polisi sarinah ©2016 merdeka.com/arie basuki
"Saya diketawain anak saya, 'ngapain cuma dikasih pin, ngapain belain orang mati cuma dikasih pin," ujar Untung menirukan ucapan anaknya.
Untung melanjutkan, jika mengetahui kinerjanya tak dihargai, maka dia lebih baik bersikap abai saat peristiwa teror itu terjadi.
"Kalau saya tahu seperti ini, saya meleng saja. Ini kan panggilan jiwa. Dari dulu saya enggak pernah nolak perintah pimpinan. Tapi seperti ini, saya kan emang bukan anak Kapolri," keluh Untung.
Rupanya curhatan Untung, ditanggapi Ditreskrimum Mapolda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti. Saat peristiwa itu terjadi, Krishna ada juga berada di lokasi. Krishna dan anak buahnya turut menyisir semua gedung untuk mencari pelaku dan kemungkinan ada bahan peledak yang disusupi ke gedung perkantoran dan restauran di sekitar.
Krishna menyentil Untung bahwa aksi melumpuhkan teroris di Sarinah saat itu bukan hasil kerja perorangan melainkan kerja tim mulai dari tingkat polsek, polres, polda hingga mabes Polri.
"Pak Kapolri Wakapolri juga turun, semua turun kan? Jadi itu bukan kerjanya perorangan. Jadi kita enggak bisa klaim itu pekerjaan perorangan," kata Krishna Murti di Polda Metro Jaya, Jumat (8/4).
Seorang polisi sudah seharusnya menjalankan tugas sesuai peran dan tanggung jawab menjaga keamanan. Termasuk anggota polisi yang tidak sedang berdinas dan kebetulan ada di lokasi kejadian.
"Saya juga ke situ (TKP) karena memang tanggung jawab saya, jadi tidak butuh penghargaan, tidak ada juga peningkatan ya. Itu juga sebenarnya apresiasi dari pimpinan juga sudah bentuknya macam-macam, kita hargai lebih baik," ujarnya.
ledakan di pos polisi sarinah ©2016 merdeka.com/imam buhori
Menurut Krishna, polisi memang bertugas melindungi rakyatnya dari berbagai kejahatan. Apalagi aksi teror yang jelas-jelas bukan kejahatan biasa.
"Kita kan kerja ikhlas lilahi ta'ala, memang sudah kewajibannya. Nah kalau dapet pin, dia dapat, saya nggak dapet pin. Yang di situ nggak semua dapat pin, nggak perlu kecil hati. Penghargaan itu yang penting dari tuhan bukan manusia," tambah Krishna.
Urusan kenaikan pangkat, lanjutnya, urusan pimpinan. Sebagai anak buahnya yang terpenting selalu bekerja dengan baik salah satunya menumpas kejahatan dan melindungi masyarakat. Ditambahkannya pula, agak aneh juga bisa setiap kejadian langsung meminta imbalan kenaikan pangkat.
"Dia mau nuntut apa? Naik jabatan apa? Hanya karena satu momen terus nuntut jabatan, enggak bisa juga. Kan pekerjaan polisi tuh sepanjang tahun, sepanjang hari, nggak cuma satu moment. Ya kemudian ada penilaian lagi, pimpinan yang menilai," ujarnya.
"Intinya kita kerja saja, tidak perlu memikirkan penilaian manusia. Kalau beliau mau mengundurkan diri mau jadi bupati, ini kan wartawan tanya ini, ya kan semua orang punya masa dinas jadi polisi. Ya selesai masa dinas boleh mengajukan pengunduran diri sah sah saja, tapi tidak perlu berkomentar alasannya seolah-olah seperti ini seperti itu. Kita melihat diri sendiri dulu, saya sudah baik belum bekerja. Intinya itu," pungkas Krishna.
Baca juga:
Dikomplain anak buah, Kapolri sebut AKBP Untung sudah diberi hadiah
Sindir AKBP Untung, Krishna Murti bilang 'Saya enggak dapat pin'
Komisi III minta AKBP Untung berhenti daripada minta pamrih
Krishna Murti sentil AKBP Untung soal lumpuhkan teroris tak dihargai
AKBP Untung Sangaji lirik Pilkada dan luapkan isi hati
Usai tekuk teroris, AKBP Untung mengeluh gajinya tidak naik
Kepincut jadi bupati, AKBP Untung klaim sosoknya paling populer